Sabtu, 21 Juni 2014

BERSUKA CITA atau SAKIT HATI?

Dalam hidup kita diajarkan untuk banyak memberi atau menerima? belajar dari perumpamaan seorang janda yang memberi dari kekurangan. Ya hidup lebih plong bila kita banyak memberi, pertanyaannya kadang apakah kita sudah layak memberi? Saudaraku, memberi ukurannya betapa besar yang kita beri, bukan pantas atau tidak pantas, sanggup atau tidak sanggup, kaya atau miskin.


Saat memberi sebenarnya pada saat yang bersamaan kita menerima
Orang kaya memberi itu biasa, tahukah teman ada hal lain yang kalo kita lakukan sadar atau tidak sadar sebenarnya kita memberi, bukan memberi dari harta yang kita punya tapi dari perilaku dan sikap kita sehari-hari.

Bila kita mengasihi teman, mengasihi musuh/ lawan kita, mengasihi teman yang sering kali gosipin kita, maka sebenarnya kita sudah memberi mengapa? karena ketika kita mengashi sebenarnya kita sedang memberikan sukacita kita kepada orang lain. Ketika kita sedang bersuka cita maka seluruh perasaan, emosi, seluruh organ tubuh sedang memperbaiki diri ada suatu zat yang dilepaskan " ENDORPHIN " yaitu vitamin tubuh yang berfungsi mempercepat proses penyembuhan, awet muda dan tentu membuat tubuh sehat. ( HATI YANG GEMBIRA ADALAH OBAT, Amsal 17:22 ).

Demikian sebaliknya bila kita sakit hati, ambek, mudah tersinggung, mau menonjolkan diri/ tidak tulus, membenci seseorang apalagi bergosip atau menceritakan kejelekan orang maka sebenarnya kita sedang menerima,ya menerima penyakit, mengapa? ya ketika kita sakit hati tubuh menghasilkan racun kebalikan dari vitamin yaitu " NORADRENALIN " memperlambat proses penyembuhan, pemicu berbagai penyakit, mempercepat proses penuaan. Nah loh..

Menerima atau memberi, Bersuka cita atau Sakit hati? semua pilihan Anda sendiri yang menentukan.


Salam Kasih sukacita ku untuk mu...




Michael Thang/ MT

PENASEHAT ALLAH ?

Pernah kecewa dengan Allah?, Pernah kesal doa-doa tidak terjawab?, Pernah menghakimi Allah? hehehe tidak sadar seringkali kita tanpa sadar mempertanyakan status ALLAH.

Allah bekerja banyak cara entah melalui orang-orang miskin,melalui kesulitan hidup, melalui teman-teman kita baik yang menyenangkan maupun menyebalkan. Tapi kadang kita tidak sadar.

Beberapa pertanyaan seolah-olah kita ingin menjadi Penasehat ALLAH :
1. Mengapa Allah membiarkan ular menggoda Hawa dan Adam?
2. Mengapa ada Pohon mengenai " Kebijaksanaan " terlihat jelas di taman Eden sehingga Hawa dan    
    Adam bisa memakannya?
3. Mengapa ular bisa masuk sembarangan di Taman Eden?

Apakah Allah salah ? Saudaraku dengan iman saya, berani mengatakan ALLAH tidak pernah salah, Allah membiarkan hal itu terjadi karena bagaimanapun Manusia harus di " UJI ", harus mengalami UJIAN. Kita semua harus mengalami proses pendewasaan.

Bila Saudara aktif di pelayanan dan menemui kesulitan, tim yang tidak solid, tim yang mundur, menemui tim yang tersinggung, perpecahan disana-sini, dan saling menyalahkan. Maka sadarlah bahwa yang kita alami semua adalah hal biasa yang tidak bisa kita hindari dan hal tersebut adalah " UJIAN " agar kita semua diproses untuk semakin dewasa.

Jangan mempertanyakan, dan mencari kesalahan orang lain, jangan lantas dengan mudahnya mengundurkan diri melainkan kita patut introspeksi diri.

Bila merasa ada hal yang kurang sesuai, kurang beres di pelayanan, merasa kurang di hargai maka seharusnya kita introspeksi diri, bertahan dan jangan mundur tetapi mencari solusi: beri kontribusi, bekerja, perbaiki dan kasih contoh bagaimana seharusnya.

Ingat kita ada dan menerima banyak masalah dan pergumulan hidup karena Allah membiarkan itu terjadi sebagai bentuk ujian yang harus kita dihadapi untuk kita semakin dewasa dalam Perkataan, Perbuatan, Dan Iman.


Salam BL KEP....Yesus sertamu ....Yesus sertaku...semua diberkati....





Michael Thang