Jumat, 13 September 2024

APA ITU FENGSHUI? APA ITU HONGSHUI? APAKAH SAMA ATAU BERBEDA? APAKAH BERTENTANGAN DENGAN ALKITAB? BAGAIMANA ORANG KRISTEN MENYINGKAPI NYA?

Dear All Friends, Salam Semangat pagi selalu sehat ceria...berkah dalem..Shaloom..! 😇🙏


Apa itu Fengshui apa itu Hongshui , apakah sama atau berbeda? Apakah bertentangan dengan ajaran Kristen , bagaimana orang Kristen menyingkapi nya?

Feng shui adalah ilmu dan seni yang berasal dari masyarakat Tionghoa kuno yang mengatur keseimbangan unsur-unsur penting dalam hidup manusia, yaitu angin dan air. *Sedangkan hongshui adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keberuntungan hidup.* 

*Perbedaan hongsui dan fengshui adalah dialeknya, hongsui berasal dari dialek Hokkian, sedangkan fengshui berasal dari dialek Mandarin.*  Kedua nya mengacuh pada hal yang sama , umum nya orang menggunakan isitilah FENGSHUI.  


Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai feng shui: 

Kata feng shui berasal dari bahasa Mandarin, yaitu feng yang berarti angin dan shui yang berarti air. 

Feng shui merupakan ilmu topografi kuno yang mengatur keseimbangan unsur angin dan air yang dianggap sebagai kebutuhan hidup paling penting bagi manusia. 

Feng shui mengatur pengaturan spasial, struktur, tempat, dan orientasi yang berhubungan dengan aliran energi (qi). 

Feng shui bertujuan untuk mewujudkan hidup yang harmonis dengan menyeimbangkan kekuatan rohani yang menghuni suatu tempat. 

Feng shui dikembangkan sejak abad ke-16 sampai abad ke-2 sebelum Masehi. 

Di awal kemunculannya, feng shui dikenal dengan nama Bu Zhai, yaitu metode ramalan yang menggunakan cangkang kura-kura untuk menilai sebuah lokasi.

Konsep fengshui berkaitan dengan penataan benda-benda dan tata ruang dalam bangunan agar energi positif (qi) mengalir dengan baik, yang diyakini akan membawa keseimbangan, kesehatan, dan keberuntungan.


Kebenaran Fengshui

Secara ilmiah, fengshui tidak memiliki dasar bukti yang kuat dan sering dianggap sebagai bagian dari keyakinan tradisional, mirip dengan astrologi. Beberapa aspek fengshui mungkin berkontribusi terhadap kenyamanan dan estetika lingkungan, seperti pencahayaan, tata letak ruangan, atau ventilasi yang baik, yang secara tidak langsung dapat berdampak pada kesejahteraan fisik dan mental seseorang. Namun, pandangan bahwa fengshui dapat membawa nasib baik atau buruk lebih dianggap sebagai kepercayaan spiritual daripada ilmu yang dapat dibuktikan.


Fengshui dalam Perspektif Kekristenan

Dalam ajaran Kristen, baik Katolik maupun Protestan, terdapat kepercayaan bahwa kehidupan manusia dikendalikan oleh kehendak Tuhan, dan bukan oleh pengaturan tata ruang atau benda-benda material. Oleh karena itu, praktik fengshui, yang sering kali didasarkan pada kepercayaan spiritual Tiongkok, dapat dianggap bertentangan dengan ajaran Alkitab jika dipandang sebagai bentuk mencari nasib baik atau mengandalkan kekuatan selain Tuhan.

Dalam Alkitab, ada banyak ayat yang menekankan pentingnya mengandalkan Tuhan sepenuhnya, seperti dalam Yesaya 45:5 yang mengatakan, "Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah." Ayat-ayat seperti ini sering dijadikan dasar untuk menolak keyakinan atau praktik yang dianggap mengalihkan fokus dari Tuhan.


Sikap Katolik Terhadap Fengshui

Umat Katolik biasanya diajarkan untuk berhati-hati dalam mengikuti ajaran atau praktik yang berakar pada kepercayaan lain, seperti fengshui, jika praktik tersebut mencerminkan ketergantungan pada kekuatan spiritual di luar Tuhan. Gereja Katolik tidak mengajarkan secara eksplisit tentang fengshui, tetapi secara umum, orang Katolik diajarkan untuk fokus pada iman kepada Tuhan dan tidak pada sistem kepercayaan yang mungkin membawa kepada takhayul.

Namun, beberapa orang Kristen mungkin memandang fengshui secara praktis, seperti dalam tata ruang rumah yang nyaman, tanpa melibatkan aspek spiritualnya. Dalam hal ini, fengshui hanya digunakan sebagai panduan estetika atau kenyamanan fisik.

Kesimpulannya, fengshui bertentangan dengan ajaran Kristen jika dianggap sebagai sistem spiritual yang memberikan kekuatan atau keberuntungan. Namun, aspek-aspek praktisnya, seperti penataan ruang, dapat diterima selama tidak disertai dengan kepercayaan yang menggeser keyakinan kepada Tuhan.


Source : di kutip dari berbagai sumber

Romo Agustinus Lie, CDD
Dosen STFT Widya Sasana-Malang









NEXT TOPICS :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar