Sabtu, 21 Desember 2019

Happy a nice weekend...have a wonderfull day..

Happy nice weekend!!!

" Horee...it's family time..selamat berkumpul bersama keluarga...bergembira lah..saat bergembira endorphin..vitamin tubuh dilepaskan " 



Keep in touch my friends...

MT

Minggu, 15 Desember 2019

Happy Monday...Berbuatlah sesuatu untuk kebaikan, jangan menanti berbuat baik..

TIJN SANG MALAIKAT KECIL ❤💕

Tijn Kolsteren, seorang anak Belanda (umur 5 tahun) pada tahun 2016 lalu, merasa tdk enak badan dan mual. Suhu badannya naik mencapai 41 derajat.

Setelah ke dokter dan RS, Tijn divonis menderita kanker ganas di otaknya. Dokter mengatakan bahwa kemo bisa dilakukan untuk memperpanjang usianya 1 atau 2 tahun.

Orang tua Tijn tentu saja merasa sedih. Si pasien sendiri tetap saja cerah ceria.

Pada saat kemo yg pertama di RS, Tijn bertanya kepada dokter, "Apakah banyak anak yg menderita spt saya dok?"

"Iya... "kata dokter. Di seluruh dunia ada saja anak2 kecil yg menderita spt dia, tetapi tdk semua anak bisa ke dokter.

"?????".. tanda tanya muncul di benaknya.

Dokter menjelaskan, bahwa tidak setiap anak mempunyai orang tua kaya. Di negara2 miskin banyak dari mereka yg menderita menunggu kematiannya.

Setiba di rumah, Tijn bilang kpd ortunya:
"Papa, saya harus bekerja mencari uang untuk membantu anak anak yg sakit kanker otak."

Papa Tijn tertawa terharu dan tidak menggubris ucapannya.

Besoknya, Tijn ke sekolah ijin kepada ibunya ke sekolah dgn membawa kuteks (cat kuku mamanya.)

Di kelas dia berusaha mencari dana dgn cara mengecat ke-10 jari teman2 dgn upah € 1 ( = Rp 15.000).

Hasilnya dimasukan ke kotak roti yg besar. Semua dananya akan disumbangkan utk anak anak yang tidak mampu yg menderita kanker otak.

Ternyata teman temannya menyukai aksi ini. Besoknya, murid murid kelas lain pun minta dicat kuku2 jari tangan mereka.

Singkat cerita, usahanya mengumpulkan dana makin populer. Orang tua Tijn menjadi terharu.

Suatu hari, orang tua Tijn membuatkan rumah kaca di depan rumahnya (karena semakin banyak yang datang ke rumah kecil mereka). Di rumah kaca ini, sepulang sekolah Tijn melakukan pengecatan kuku dengan kuteks.

TV terkenal di Belanda mendengar aksi ini dan mendokumentasikannya.

Sejak itu, datanglah orang2 dari berbagai kota juga para selebritis untuk menyumbang uang Donasi.

Tetapi jangan lupa.. Tijn baru berusia 5 thn dan dalam kondisi sakit.
Para donatur tahu diri.

Banyak yg datang dan bilang: "Cat 1 jari saja ya Nak. Ini uang € 100." Bahkan para selebriti dan pejabat yang datang memberi € 1.000 untuk kutek 1 kuku jari mrk.

Bulan berganti bulan...
Mulai thn 2016 sampai bln Mei 2017, jumlah uang yg terkumpul sekitar

€ 2.800.000

€ 2.800.000 × @ Rp 15.000.= 42 milyar.

Saat ini, semua uang sdh diserahkan ke PALANG MERAH BELANDA.

Hal ini sesuai dgn keinginan Tijn.
"UANG INI SEMUANYA HRS DIBERIKAN KE ANAK2 MISKIN DI SELURUH DUNIA YG MENDERITA KANKER OTAK"

Pada tgl 8 Juli 2017 di pagi hari, Tijn meninggal dunia di rumahnya.

Tijn hanya mencapai usia 6 tahun tetapi namanya dikenang orang sepanjang masa.

Dengan usianya yang singkat Tijn mampu membuat hidupnya berarti.

* Hidup ini bukan untuk menjadi kaya, melainkan bagaimana menjadi berkat bagi orang lain karena Kasih Tuhan **


Kamis, 05 Desember 2019

TEOLOGI KATOLIK PART 17


III.2.1. MAKNA PENGENANGAN

III.2.2. DOA DIDALAM GEREJA & DOA GEREJA

Dalam Gereja dibedakan antara doa pribadi dan doa bersama. Doa pribadi dapa disebut sebagai ”doa di dalam gereja”, dan doa bersama disebut sebagai ”doa gereja”. Doa tidak sama dengan mendaraskan rumus-rumus hafalan, melainkan pertama-tama dan terutama adalah soal pernyataan iman di hadapan Allah. Doa berarti mengarahkan hati kepada Tuhan. Karena itu, doa tidak membutuhkan banyak kata, dan tidak terikat pada waktu dan tempat tertentu, tidak menuntut sikap badan atau gerak-gerik yang khusus. Yang berdoa adalah hati, bukan badan. Maka, yang berdoa sebetulnya adalah Roh Kudus.

Doa Gereja merupakan doa resmi atau sebagai ”liturgi”, yang dapat disebut juga sebagai ”kebaktian” (kata Yunani Leitourgia : kerja bakti). Yang pokok bukanlah sifat ”resmi-nya” atau kebersamaan, melainkan kesatuan Gereja dengan Kristus dalam doa. Dengan demikian, liturgi adalah karya Kristus, Imam Agung dan karya TubuhNya, yaitu Gereja. Liturgi bukan hanya ”kegiatan suci yang istimewah”, melainkan wahana utama untuk menghantar umat Kristen ke dalam persatuan pribadi dengan Kristus.

Liturgi tidak hanya menawarkan aneka bentuk dan rumus doa, tetapi juga menjadi tempat bagi umat untuk merasakan dan menghayati komunikasi dengan Bapa, bersama Putra, dalam Roh Kudus. Di sinilah letak inti pokok dari doa, yaitu adanya kesatuan pribadi dengan Putra dalam penyerahanNya kepada Bapa.  Selain itu, karena liturgi adalah sebuah pujian, maka pokok liturgi adalah pengungkapan hubungan dengan Allah, dengan tekanan pada kehormatan dan kemuliaan Allah. Liturgi memiliki dua segi iman, yaitu kemuliaan Allah dan pengudusan manusia. Pemahaman lain tentan liturgi adalah bahwa liturgi bukanlah sebuah tontonan, melainkan perayaan. Melalui perayaan itu sebagai pengungkapan iman Gereja, orang mengambil bagian dalam misteri yang dirayakan dan tentu saja bukan hanya dengan partisipasi lahiriah. Yang pokok adalah hati yang ikut menghayati apa yang diungkapan dalam doa.

III.2.3. SAKRAMENTALI

Istilah sakramentali muncul pada abad XII, yakni pada tulisan Petrus Lombardus bersamaan dengan pembakuan istilah sakramen bagi ketujuh ritus Gereja. Konsili Vatikan II merumuskan arti sakramentali sebagai tanda-tanda suci yang memiliki kemiripan dengan sakramen-sakramen. Sakramentali itu menandakan kurnia-kurnia, terutama yang bersifat rohani dan yang diperoleh berkat doa permohonan Gereja. Perayaan sakramentali merupakan suatu perayaan kerinduan akan sakramen dan perayaan yang diarahkan kepada perayaan sakramen. Sebab, perayaan sakramentali dapat mengantar dan mempersiapkan orang beriman kepada sakramen-sakramen Gereja. Dengan sakramentali itu, misteri yang dirayakan dalam sakramen semakin diperjelas dan disposisi umat bagi penerimaan sakramen dipersiapkan secara optimal dan berbuah. Hal ini nampak dalam berbagai upacara sakramentali, misalnya pemberkatan air suci, pemberkatan dengan tanda salib pada dahi anak-anak merupakan upacara atau pemberkatan dalam rangka menuju atau mengenangkan atau menghadirkan sakramen baptis;pemberkatan roti, atau doa sebelum dan sesudah makan mengingatkan kita pada ekaristi; berbagai doa untuk orang sakit bagi sakramen pengurapan orang sakit; upacara pertunangan bagi sakramen perkawinan; upacara tobat bagi sakramen tobat; selain itu, ada macam-macam sakramentali, seperti aneka ibadat dan pemberkatan atau juga prosesi.

Perbedaan dasar sakramentali dengan sakramen ialah bahwa sakramentali pertama-tama adalah doa permohonan Gereja, agar Allah memberkati dan menguduskan orang atau benda tertentu. Dengan kata lain, daya guna sakramentali itu terjadi menurut ex opere operantis atau berkat tindakan/ karya Gereja, yaitu karena Gereja memohon, sedangkan daya guna sakramen itu terjadi secara ex opere operato yaitu berkat tindakan atau karya Kristus. Dalam sakramen, Kristuslah yang mengubah dan menguduskan orang itu dan karya Kristus itu tidak berhubungan dengan moral si pelayan.



" Teologi Katolik Part 1-16 "

" Cincin Komitment Kpd Kristus "


Minggu, 01 Desember 2019

Good Morning, Happy monday

" Apapun yang kamu lakukan, walaupun berat.. lakukan dengan senyum, lakukan demi kemuliaan Tuhan ..segala beban berat hilanglah.."






Kamis, 14 November 2019

Teologi Katolik Part 16


III.1.3.1. Roh Kudus

III.1.3.2. Inspirasi/ Pengilhaman

Secara etimologis, kata inspirasi atau ilham berasal dari kata bahasa Latin inspirare, tetapi kata ini tidak memberikan arti yang tepat. Dalam Ayb 32 : 8, terdapat kata bahasa Yunani untuk inspirasi, yaitu theopneustos, sebuah kata majemuk (pneo + theos) yang berarti "dihembuskan (oleh) Allah”. Dalam kata ini jelas terlihat adanya penekanan pada faktor Allah dalam pekerjaan penulisan, dan sebagainya.

Inspirasi atau pengilhaman adalah pekerjaan Allah melalui RohNya yang menggerakkan, menguasai dan memimpin orang-orang yang telah dipilihNya untuk menuliskan perkataan- perkataan yang dikehendakiNya dalam Alkitab (PL dan PB), tanpa salah dalam bahasa aslinya. Dalam "Inspirasi", Allah menuntun orang-orang yang dipilihNya itu untuk menuliskan "Penyataan" Allah dalam bahasa yang bisa dimengerti oleh manusia yang lain - (horisontal).

Doktrin Inspirasi membicarakan tentang bagaimana "Penyataan" Allah dituliskan menjadi Alkitab. Kegiatan penulisan "Penyataan" Allah ini menjadi sangat penting artinya karena berhubungan langsung dengan masalah keotentikan dan ketidakbersalahan isinya. Dengan mempercayai bahwa Allah sendirilah yang memilih dan memimpin orang-orang tertentu untuk menuliskan "Penyataan" Allah itu menjadi Alkitab, maka akan terjamin bahwa isinya tidak mungkin salah. Dengan demikian tidak sulit bagi orang Kristen untuk menerima otoritas Alkitab sebagai Kitab yang berperan mutlak memberikan pedoman iman dan kehidupan. Dengan mempercayai bahwa Allahlah yang menginspirasikan seluruh isi Alkitab, maka akan terjamin pula keabsahan dan juga kesatuan kanon Alkitab itu, karena berarti seluruh tulisan itu berasal dari satu sumber, yaitu Allah. Namun demikian, sejarah gereja membuktikan bahwa ada banyak pendapat yang menolak doktrin Inspirasi. Akibat langsung dari menolak doktrin Inspirasi berarti menolak keabsahan Alkitab sebagai Firman Tuhan dan berarti menolak pula otoritasnya yang mutlak. Meskipun terdapat banyak pendapat yang menolak inspirasi, namun sesungguhnya terdapat beberapa bukti yang menunjukkan adanya inspirasi dari Allah, yaitu :

a. adanya penyataan-penyataan yang di luar kemampuan berpikir manusia, misalnya tentang dosa, manusia, keselamatan, Allah Tritunggal, dll.

b. adanya penyataan-penyataan yang bersifat nubuatan, dan yang sekarang sebagian sudah terjadi, yang tidak mungkin muncul dari pikiran manusia.

c. adanya penyataan-penyataan yang bersifat sejarah yang jauh di luar pengetahuan manusia, misalnya tentang kejadian penciptaan dll.

d.  adanya penyataan-penyataan yang mempunyai kuasa yang mengubahkan hidup manusia dari jaman ke jaman.

e.  adanya penyataan-penyataan yang berisi ajaran moral yang sangat tinggi, yang juga diakui oleh agama-agama yang lain.

f.  adanya kesatuan tema dan isi dari seluruh Alkitab, meskipun ditulis oleh penulis-penulis yang mempunyai latar belakang berbeda dan hidup pada jaman yang sangat berbeda.

g.  adanya bukti kelanggengan Alkitab, meskipun sudah dilakukan usaha berkali-kali untuk memusnahkannya.

Besok Kamis Nop II kita akan melanjutkan belajar teologi Dasar tentang iIuminasi. Semoga semakin membantu mendalami pengetahuan tentang ilmu Ketuhanan. Trims.

III.1. IMAN YANG DIAKUI

III.2.    IMAN YG DIRAYAKAN

Kita mengakui iman kita. Kita pun merayakannya. Orang tidak hanya berkumpul untuk bersama-sama bekerja, tetapi juga untuk bersama-sama mengadakan perayaan. Bagaimanakah iman itu dirayakan ?

III.2.1.   Makna Pengenangan

Orang beriman dikumpulkan oleh Allah di dalam Gereja atau di rumah masing-masing (Kis 2 : 46) pada kesempatan suka ataupun duka, dalam kecemasan dan pengharapan. Mereka berkumpul di sekitar Tuhan, dan mereka mengarahkan hati dan perhatian kepada Dia. Mereka mengenangkan Yesus : bagaimana Ia menjadi manusia, menyembuhkan orang sakit, memberkati anak-anak, berkeliling untuk mewartakan kabar gembira, menghadapi sengsara-Nya, wafat dan bangkit pada hari yang ketiga. Alkitab merupakan album keluarga kaum beriman. Mereka tidak hanya mengenangkan fakta masa lampau, peristiwa yang telah lewat. Dalam perayaan itu Tuhan hadir kini dan mengikutsertakan umat dalam hidupNya sendiri.
Gereja adalah persekutuan iman, harapan dan cinta. Gereja adalah persaudaraan orang yang menerima Yesus dengan iman dan cinta kasih. Maka, Roh Kuduslah yang menciptakan persekutuan umat beriman dengan menghimpun mereka dalam Kristus, sebagai prinsip kesatuan Gereja.
Konsili Vatikan II dalam Dokumen Lumen Gentium artikel 8 menyebutkan bahwa Gereja dibentuk karena perpaduan unsur manusiawi dan ilahi. Kesatuan Gereja bukanlah hanya karya Roh Kudus, melainkan juga sebagai hasil komunikasi antarmanusia, khususnya perwujudan komunikasi iman di antara para anggota Gereja. Komunikasi ini terjadi di dalam perayaan iman.
Komunikasi iman mengandaikan pengungkapan iman sebagai sarana komunikasi. Pengungkapan iman bukan hanya meliputi perayaan liturgi atau ibadah, tetapi juga segala pernyataan iman yang khusus dan eksplisit, termasuk perumusan dan pengajaran iman, merupakan pengungkapan iman. Selanjutnya,  pengungkapan iman harus dibedakan dari perwujudan iman. Meskipun kedua-duanya adalah penghayatan iman, namun yang disebut ”pengungkapan iman” ialah segala pernyataan iman dalam bentuk yang khusus dan eksplisit, terutama dalam bentuk pewartaan atau pengajaran dan perayaan gereja. Sedangkan yang disebut ”perwujudan iman” adalah segala perkataan dan tindakan yang memang dijiwai oleh semangat iman, namun tidak secara khusus dan jelas memperlihatkan sikap iman itu. Dalam hal ini, iman memang dihayati, tetapi perwujudannya tidak eksplisit.

"  Teologi Katolik Part 1-16 "

BW



Kamis, 07 November 2019

TEOLOGI KATOLIK PART 15


III.1.1. ALLAH PENCIPTA

III.1.2. ALLAH PENYELAMAT

Bagian kedua dari Syahadat menyangkut Allah sebagai “Allah Penyelamat”. Karya penyelamatan yang direncanakan Allah sejak semula itu sudah berlangsung pada waktu Perjanjian Lama, tetapi mencapai pemenuhannya dalam Perjanjian Baru ketika Allah menjelma menjadi manusia.
Sejarah Perjanjian Lama adalah sejarah jatuh bangun umat Allah yang lama. Israel sering murtad dan dihukum Tuhan, lalu bertobat dan diselamatkan oleh Allah. Selanjutnya Israel kembali murtad dan kembali dihukum, dan seterusnya. Akhirnya harus dikatakan bahwa bangsa Israel sebagai keseluruhan (yang mewakili bangsa-bangsa lain dan seluruh umat manusia) gagal memenuhi tugas dan panggilan yang dipercayakan Allah kepadanya. Tetapi kegagalan Israel tersebut tidak dapat menghalangi maksud dan rencana Allah dengan umat manusia. Melalui “sisa yang suci” yaitu pribadi-pribadi dalam umat Israel yang setia melakukan pekerjaan Allah (bdk. Yes 10 : 20- 27; 11 : 11- 16), Allah mempersiapkan umat manusia untuk menerima Putera Allah sendiri, Firman Allah yang menjelma menjadi manusia.
Puncak karya keselamatan terletak dalam kenyataan bahwa Yesus Kristus, Putera Allah yang tunggal menjadi solider dengan manusia yang berada dalam kegelapan maut sebagai “upah dosa” (bdk. Rm 6 : 23). Putera Allah yang sejak kekal bersatu dengan Bapa memasuki situasi dosa dunia, menerima kehampaan hidup manusia yang terpisah dari Allah itu dan rela mati bagi manusia. Solidaritas Yesus dengan manusia menjadi sumber keselamatan.
Dalam kebangkitan Yesus, keselamatan diberikan kepada manusia. Kristus bangkit sebagai “yang sulung”, permulaan dari proses penyelamatan yang meliputi dunia seluruhnya. Kebangkitan Kristus merupakan permulaan keselamatan umat manusia. Dalam Kristus, Allah telah menerima umat manusia kembali. Kebangkitan Yesus adalah jaminan masa depan kita. Penerimaan umat manusia oleh Allah dalam Kristus itu disebut sebagai penyelamatan obyektif. Akan tetapi, penerimaan itu masih  harus dinyatakan dalam hidup manusia masing-masing, yakni melalui iman kepercayaan kepada Kristus. Iman itu adalah langkah pertama dalam proses penyelamatan tiap-tiap manusia secara pribadi. Proses inilah yang disebut sebagai penyelamatan subyektif. Penyelamatan subyektif ini hanya mungkin dalam iman. Proses penyelamatan ini tidak selesai sebelum karya keselamatan diterima manusia masing-masing dalam hatinya oleh karena iman.


III.1.3.  ALLAH PEMBAHARU

III.1.3.1  Roh Kudus

Karya Allah dalam Yesus Kristus adalah puncak dari penyelamatan-Nya, dan sebagai puncak maka bersifat menentukan. Ini berarti bahwa kelanjutan karya Allah setelah Yesus bangkit dan naik ke surga itu menurut garis kebijaksanaan yang telah ditetapkan-Nya dalam Kristus. Roh Kristuslah yang menjiwai dan meresapi karya Allah sejak semua sampai sekarang dan juga untuk masa mendatang.
Roh Kristus itu sama dengan Roh Bapa, yaitu Roh Kudus yang mempersatukan Bapa dan Putera dalam Allah Tritunggal yang Mahaesa. Roh Kudus adalah kasih yang berasal dari Bapa dan Putera, ikatan yang mempersatukan mereka. Yang menjadi pekerjaan Roh Kudus ialah yang menjadi pekerjaan cinta kasih : menghidupkan dan menggerakkan, membebaskan dan menyelamatkan, memelihara dan membaharui.
Pekerjaan Roh Kudus dalam Gereja dapat dibandingkan dengan pekerjaan jiwa-jiwa, prinsip hidup dalam tubuh. Pekerjaan yang dimaksudkan adalah menghidupkan, menggerakkan dan mempersatukan. Sebagai kumpulan orang-orang, sebagai badan sosial, Gereja merupakan kenyataan insani. Tetapi, karena dijiwai oleh Roh Kudus, maka kenyataan insani itu dijadikan kenyataan ilahi yang membuat Gereja menjadi Tubuh Kristus. Roh pemersatu yang mempersatukan Bapa dan Putera juga mempersatukan para anggota Gereja dengan Kristus sebagai Kepala Gereja.


" Teologi Katolik 1-14 "



Minggu, 03 November 2019

MAU BERBUAT BAIK, BERBUAT BAIKLAH, JANGAN MENUNDA KEBAIKAN

Jangan Menahan Kebaikan

Matius 5:13-16

Konon di Sidon, Lebanon Selatan, ada seorang pedagang yang menimbun garam di dalam puluhan gudang. Timbunan garam itu ditumpuk menggunung di atas tanah tanpa alas apa pun. Setelah bertahun-tahun, garam yang disimpan di dalam gudang itu rusak semua. Kelembaban telah memisahkan natrium dari klorida, dan itu menyebabkan garam tidak lagi asin. Kejadian itu menunjukkan bahwa ternyata garam bisa menjadi tawar, tidak lagi memberi kebaikan kepada manusia.

Kisah di Sidon itu mengajarkan satu prinsip penting: Jangan menahan kebaikan. Yesus menyamakan kita dengan garam. Dia tahu, seperti garam yang memberikan kebaikan, kita adalah pribadi yang dirancang Tuhan untuk kebaikan. “Takdir” kita adalah menggarami kehidupan ini dengan berbuat baik. Namun, kebaikan akan rusak bila terus-menerus disekap dalam sikap hati yang mementingkan diri sendiri.

Ketika hasrat mementingkan diri sendiri begitu kuat, kita cenderung menampik orang lain. Kita menahan kebaikan untuk merahmati orang lain. Kita membentangkan jarak, dan orang-orang akan menjauh dari kita. Anehnya, suatu hari justru kita yang merasa telah ditinggalkan, diabaikan, tidak dibutuhkan, dan bukan siapa-siapa bagi orang lain. Saat itulah kita akan merasa seperti garam yang tawar, tidak berguna lagi selain dibuang dan diinjak orang di jalan. Mari merenungkan sikap hati kita, segeralah bertindak: Jangan lagi menahan kebaikan Anda, untuk alasan apa pun.

JANGAN MENAMPIK UNTUK MENJADI SEBUTIR GARAM
YANG ME-RAHMATI ORANG-ORANG DI SEKITAR ANDA..


Next Garam menjadi tawar mungkin kah?




Sabtu, 02 November 2019

TEOLOGI KATOLIK PART 14

III.1.1.3  Pemeliharaan Allah/ Providensi Allah

Secara etimologis, kata bahasa Yunani pronoia berarti pengetahuan awal atau kata bahasa Latin providentia yang berarti tindakan kemurahan Allah menyediakan segala sesuatu yang diperlukan ciptaanNya. Menurut Agustinus, Allah memelihara dan memerintahkan segala sesuatu dalam alam semesta berdasarkan kehendakNya yang berdaulat, bijaksana dan maksud baik.

Pemeliharaan Allah atau providensi Allah berarti aktivitas Allah (Pencipta) yang terus menerus oleh rahmatNya dan kebaikanNya yang melimpah menegakkan ciptaanNya dalam keadaan teratur, memimpin dan memerintahkan segala sesuatu kepada tujuan yang telah ditetapkan demi kemuliaanNya. Keterlibatan Allah secara terus menerus dengan semua ciptaanNya sedemikian rupa sehingga Allah selalu menjaga keberadaan ciptaan dan memelihara semua sifat-sifat yang dimiliki mereka sebagaimana Allah menciptakan mereka dan juga bekerja sama dengan semua ciptaanNya dalam setiap tindakkan dan menuntun serta mengarahkan semua sifat-sifat yang dimiliki mereka itu sebagaimana seharusnya, dan mengarahkan mereka untuk memenuhi semua kehendakNya.


III.1.1.4  Manusia Jatuh ke dalam Dosa

Walaupun manusia adalah partner Allah, namun ia tetaplah ciptaan, dan bukan Pencipta. Kebebasan yang telah diberikan Allah kepada manusia demi perealisasian diri itu disalahgunakan oleh manusia dengan memilih melawan Allah. Manusia menolak untuk menunaikan tugasnya sebagai partner Allah. Perbuatan seperti inilah yang disebut DOSA. Dosa ialah perbuatan manusia yang melawan Allah dan melawan hukum Allah. Perbuatan inilah yang dikisahkan dalam Perjanjian Lama (Kej 3), yaitu tentang jatuhnya manusia ke dalam dosa.

Berdasarkan Kej 3 dan Rm 5 : 12- 21, Gereja mengajarkan bahwa setiap manusia lahir dalam keadaan dosa, keadaan terpisah dengan Tuhan. Keadaan ini disebut DOSA ASAL, dan kekhususan dosa asal ialah bahwa keadaan itu tidak berdasarkan kesalahan sendiri , tetapi karena lahir dalam keadaan konkret umat manusia yang berupa keadaan dosa. Dosa asal atau dosa warisan memang berarti bahwa ada hubungan antara semua orang dalam dosa dan dalam maut, tetapi Kitab Suci tidak menerangkan bagaimana dosa manusia pertama telah “berpindah” kepada semua orang. Teologi modern menerangkan kesatuan dalam dosa itu bukan secara biologis (melalui proses pembiakan), bukan pula hanya secara psikologis atau sosiologis saja (pengaruh manusia yang satu terhadap yang lain atau pun pengaruh lingkungan), melainkan secara teologis, yakni berdasarkan kesatuan semua orang dalam rencana keselamatan.

Rabu Nopember  pertama kita akan melanjutkan pada bagian 3. 1. 2.


TEOLOGI KATOLIK PART 1-13









Rabu, 30 Oktober 2019

Teologi Katolik Part 13


III.1.1.1 Hakekat Allah 

III.1.1.2  Penciptaan

Orang Kristen percaya akan Doktrin Penciptaan (Teori Kreasi) berdasarkan pada kesaksian Alkitab (Kej 1). Pengetahuan tentang penciptaan tidak mungkin diperoleh dari pemikiran manusia, karena manusia sendiri adalah hasil ciptaan itu. Oleh karena itu kalau bukan Allah sendiri yang menyatakannya (sebagai Pencipta) maka tidak mungkin manusia dapat mengetahuinya.

Penciptaan adalah tindakan bebas Allah di mana Allah menghasilkan dunia dan semua yang ada di dalamnya (baik materi maupun spiritual). Ia menciptakan untuk tujuan yang baik yaitu sebagai pernyataan akan kemuliaan, kekuasaan, kebijaksanaan dan kebaikanNya.

Dalam sejarah, terdapat doktrin atau ajaran tentang penciptaan, seperti :

a.   Gereja mula-mula percaya akan penciptaan sebagai tindakan bebas Allah dan juga ex-nihilo (diciptakan tanpa bahan). Ajaran ini sangat penting pada masa itu, karena untuk melawan ajaran Gnostik yang percaya bahwa materi adalah sesuatu yang jahat. Namun demikian ada perbedaan pendapat tentang sekitar istilah 'hari'; apakah sebagai arti literal atau suatu periode tertentu atau satu waktu tunggal yang tidak terbagi.

b.   Augustinus : Dari kekekalan penciptaan ada dalam kehendak Allah. Tidak ada waktu sebelum penciptaan, karena dunia dijadikan dengan waktu (bukan dalam waktu). Penciptaan adalah tanpa bahan (ex-nihilo). Hari- hari dalam penciptaan adalah sebuah momen waktu untuk memberikan kelengkapan pada keterbatasan intelegensi manusia.

c.   Pada masa Reformasi konsep ex-nihilo dipertahankan dengan kuat, karena :

    -  suatu tindakan bebas Allah

    - diciptakan dalam waktu 6 hari dalam arti  harafiah

d.  Sesudah Reformasi pengaruh ilmu pengetahuan dan konsep modern melahirkan kompromi teologi dengan menganggap bahwa cerita Kej 1 hanyalah cerita mitos/ alegoris. Ada jangka waktu putus sesudah Kej 1:1-2 dengan ayat- ayat selanjutnya. Dan satu hari adalah waktu yang lama sekali yaitu jutaan tahun.
Meskipun banyak ahli yang memperdebatkan tentang Kisah Penciptaan berdasarkan Kej. 1, namun sesungguhnya terdapat bukti alkitab dan adanya dasar teologis yang berkaitan dengan penciptaan, yaitu :

    a. Tindakan Allah Tritunggal keluar dari  Bapa, melalui Putra, di dalam Roh Kudus
        ( 1Yoh 1:30 Kej 1:2;  Yes 40:12-13 )

    b. Tindakan bebas Allah yang menunjukkan akan kedaulatanNya bukan merupakan suatu
        kebutuhan, karena Allah sempurna adanya dan tidak tergantung pada apapun. Dan
        juga Allah tidak menciptakan alam semesta dari diriNya sendiri. Keberadaan alam
        semesta bukanlah perluasan dari keberadaan Allah, karena alam semesta adalah bebas,
        di luar Allah (Ef 1:11; Why 4:11; Ayb 22:2-3; Kis 17:25 )

    c. Tindakan temporal Allah Kej 1:1 "Pada mulanya...." Waktu diciptakan, sebelum
        itu tidak ada waktu. Dunia diciptakan dengan waktu, dan memang mempunyai
        permulaan (Mzm 90:2; 102:26 ).

Teologi Katolik Part 1- 13 "

BW



Selasa, 29 Oktober 2019

TEOLOGI KATOLIK PART 12

Hari kita akan mèmbahas yg terakhir dari hakekat Allah berupa "Sekuler2 tentang Allah." (E).

Lanjutan sebelumnya ...
       A. Keberadaan Allah.
       B. Pengenalan tentang Allah
       C. Nama-nama Allah
       D. Atribut2 Allah. 
       E. Teori2 sekuler ttg Allah

E.  Teori-Teori Sekuler tentang Allah

Terdapat beberapa teori sekuler tentang Allah, yaitu :

1. Deisme: Pandangan yang mengatakan bahwa dunia ini adalah mekanisme yang bisa
    mengatur dirinya sendiri dan Allah meninggalkannya segera setelah Ia menciptakannya
    dan membiarkannya berkembang sendiri.

2. Atheisme: Penyangkalan akan kenyataan adanya Allah.

3. Skeptisisme: Keraguan kenyataan akan adanya Allah (tidak percaya).

4. Agnostisisme: Paham yang menyangkal bahwa Allah itu bisa dikenal/dimengerti.

5. Pantheisme : Kepercayaan bahwa "segala sesuatu adalah allah", dalam imanensi allah ada
    sedemikian rupa dalam ciptaannya sehingga ia tidak mungkin terpisahkan dari segala
    ciptaannya itu.

6. Polytheisme : Paham yang mengakui ada banyak allah.

7. Monotheisme:  Paham yang mengakui hanya pada satu Allah.

" Teologi Katolik Part 1-11 "

Next.....


BW. Okt Kamis IV."19




Rabu, 23 Oktober 2019

TEOLOGI KATOLIK PART 11

2a.3.      Atribut-atribut Moral

2a.3.1.   Kebaikan Allah. Allah adalah standard akhir/ utama dari kebaikan, bahwa semua hal tentang Dia dan perbuatannya adalah baik (Mzm 100:5; 106:1-dst; 107:1-dst. 34:8)

2a.3.2.  Kasih Allah. Allah dalam kekekalanNya memberikan DiriNya kepada orang lain (Rm 5:8 Yoh 3:16; 14:31; 17:24 )

2a.3.3.  Belas kasihan, Kemurahan, Kesabaran Allah. Kebaikan Allah terhadap orang-orang yang menanggung derita, yang terhukum tetapi Allah sabar dengan menahan penghukuman yang seharusnya dijatuhkan sampai waktu yang ditentukanNya (Kel 34:6; Mzm 103:8; Ibr 4:16; 2:17 Mat 5:7; Rm 2:4; 11:6)

2a.3.4. Kesucian Allah. Allah terpisah dari dosa dan hanya Dia yang patut untuk disembah (Mzm 24:3; Kel 20:11 Ibr 12:10-14; Zak 14:20-21)

2a.3.5. Kedamaian Allah. Dalam hakekat DiriNya dan tindakan-tindakanNya Allah sangat tertib, teratur dan terkontrol (Rm 8:6; 14:17; Yoh 14:27)

2a.3.6. Keadilan, Kebenaran Allah. Allah selalu bertindak sesuai dengan apa yang benar dan Ia sendiri menjadi standard kebenaran itu (Ul 32:4; Ayb 40:2, 8; Rm 9:20-21)

2a.3.7.  Kecemburuan Allah. Allah senantiasa melindungi kemuliaanNya (Yes 48:11; Why 4:11 )

2a.3.8.   Kemurkaan Allah. Allah membenci dosa (Kel 32:9-10; Rm 1:18; 2; 5; 9 Ef 2:3)

2a.4.  Atribut-atribut Tujuan

2a.4.a. Kebebasan Allah. Allah bertindak sesuai dengan kehendakNya yang bebas (Mzm 115:3; Ams 21:1; Dan 4:35)

2a.4.b.  Kemahakuasaan Allah. Allah dapat melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendakNya yang suci (Mzm 24:8; Yer 32:27; Why 1:8)

2a.5.  Atribut-atribut lain

a. Kesempurnaan Allah. Allah secara mutlak mempunyai semua kualitas kesempurnaan dan tidak ada yang kekurangan dalam semua aspek kualitas yang baik (Mat 5:48; Mzm 18:30; Ul 32:4 )

b. Kemuliaan Allah. Semua refleksi penyataan Allah tentang DiriNya yang dipancarkan oleh semua mahluk ciptaanNya ( Mzm 24:10; Yes 43:7; Yoh 17:5; Ibr 1:3; Why 21:23).

Hari ini kita sedang mendalami atribut2 atau sifat- sifat Allah ttg Hakekat Allah. Mulai dari keberadaan Allah sampai atribut2 Allah. Besok kita akan mèmbahas yg terakhir dari hakekat Allah tentang  sekuler-sekuler tentang Allah yg merupakan pembahasan  atribut2 Allah ttg hakekat Allah.

Trims. Rabu Okt IV. BW.





Selasa, 22 Oktober 2019

TEOLOGI KATOLIK PART 10

Hari ini, tepatnya Kamis minggu III Oktober 2019, kita akan melanjutkan dan membahas tentang teologi dasar bagian Bab Ketiga, yaitu: Warta Iman sub bab ke II.  tentang Hakekat Allah. Dimana kita sudah membahas tentang Atribut-atribut Allah.

D.  Kekekalan Allah.
 Allah tidak mempunyai awal atau akhir; atau urutan-urutan momen dalam hakekat-Nya dan Ia melihat semua waktu secara jelas dan "sederajad"; Allah melihat semua peristiwa dalam waktu dan bertindak dalam waktu. Doktrin ini mengajarkan bahwa Allah tidak terbatas/ dibatasi oleh waktu. Allah tidak berubah dengan/ oleh waktu (Maz 90:2, 4; Ayu 36:26; Yoh 8:58; Kel 3:14). Bagi Allah peristiwa masa lampau atau yang akan datang dan juga sekarang adalah sama jelasnya bagi Allah.

E.   Kemahahadiran Allah. Allah tidak mempunyai dimensi bentuk atau tempat dan Ia ada/ hadir pada setiap tempat dengan seluruh hakekatNya; namun demikian Allah bertindak secara berbeda di tempat yang berbeda. Allah hadir dimana- mana (Ul 10:14; Yer 23:23-24; Maz 139:7-10). Allah ada dimana-mana (1Raj 8:27; Yes 66:1-2; Kis 7:48)

F. Kesatuan Allah. 
Allah tidak terbagi-bagi dalam bagian-bagian; namun demikian kita melihat atribut-atribut Allah berbeda ditekankan pada saat-saat yang berbeda.


2a. Sedangkan atribut atau sifat-sifat yang tidak unik yang juga dimiliki oleh ciptaan-Nya (communicable), antara lain :

2a.1.  Keberadaan Allah - Spiritualitas Allah. Yoh 4:24: Allah adalah "Roh" dan Allah juga tidak kelihatan (artinya esensi total Allah dan semua hakekat spiritual Allah tidak akan pernah dilihat oleh manusia; namun demikian Allah masih memperlihatkan DiriNya kepada kita melalui hal-hal yang kelihatan dan yang diciptakan.


2a.2.  Atribut-atribut Mental/Intelektual

2a.2.1.   Kemahatahuan Allah.
Allah mengetahui segala sesuatu tentang diriNya dan juga segala sesuatu apapun dalam tindakan kekekalan. Allah mengetahui segala sesuatu dan mengenalnya secara sempurna, mencakup masa waktu lampau ataupun yang akan datang. Ia adalah Pencipta segala sesuatu

2a.2.2.  Kebijaksanaan Allah.
 Allah selalu memilih tujuan yang terbaik dan cara yang terbaik untuk mencapai tujuan itu (Rm 16: 27; 8:28; Ayb 9:4 ; 12:13 Maz 104:24)

2a.2.3.   Kebenaran dan kesetiaan Allah.
 Allah adalah Yang Benar dan semua pengetahuan kebenaranNya dan janji-janjiNya adalah benar dan menjadi standard akhir dari kebenaran (Yer 10:10-11; Yoh 17:3; Ayb 37:16)

kita akan melanjutkan dan membahas tentang teologi dasar bagian bab ke II. Khususnya tentang Hakekat Allah. Dimana kita sudah membahas tentang Atribut-atribut Allah.

Minggu depan kita akan melanjutkan lagi pelajaran tentang Teologi dasar. Bagi yg ingin bertanya silahkan, agar kita mempunyai fondasi yg baik tentang pengetahuan Ketuhanan, semakin menambah wawasan sekaligus iman, pengharapan dan kasih kita pada Allah. Dari Bandung teriring salam persaudaraan.


Topik Teologi sebelumnya 

Bram Okt Kamis III "19.



Teologi Katolik Part 9

Saudaraku, hari ini kita melanjutkan membahas tentang Bab III " Warta Iman" dimana pada bab III. I "IMAN YANG DIAKUI" Lalu pada bagian bab III. I. I. "Allah pencipta"  hingga yg sedang kita bahas pada bab III. I. I. I. "Hakekat Allah."
Pada point 1. Tentang keberadaan Allah hingga sampai point 3. Tentang pengenalan tentang Allah.
Hari ini kita akan membahas point 4. Yaitu "atribut-atribut Allah." tentang Allah pencipta teristimewa tentang hakekat Allah.

D.  Atribut-Atribut Allah

Istilah "atribut" berarti "yang melekat" atau "dimiliki”. Terdapat beberapa cara dalam menentukan atribut-atribut Allah, yaitu :

  • Cara causalitas (sebab-akibat), yaitu mencari akibat-akibat yang ada di dunia ini.
  • Cara negasi (penyangkalan), yaitu menyingkirkan segala ketidaksempurnaan yang ada pada ciptaanNya.
  • Cara eminen (meninggikan), yaitu memberikan kesempurnaan pada Allah setinggi-tingginya.
  • Cara penyataan (pewahyuan), yakni sesuai dengan Firman Allah; Hanya Allah yang berhak memberi penjelasan akan sifat-sifatNya.

Atribut-atribut Allah dapat dibagi atas dua, yakni :
  1. Atribut atau sifat-sifat unik yang tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan-Nya (incommunicable).
  2. Atribut atau sifat-sifat yang tidak unik yang  dimiliki oleh ciptaan-Nya ( communicable)
1a. Atribut atau sifat-sifat unik  yang tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan-Nya (incommunicable) antara lain :
1a.1. Ketidaktergantungan Allah.
         Allah tidak membutuhkan ciptaan-Nya untuk alasan apapun juga, namun demikian
         ciptaan-Nya dapat mempermuliakan Dia dan memberikan sukacita kepada Allah.
         (Kis 17:24-25; Ayu 41:11; Maz 50:10-12). Tuhan juga tidak menciptakan manusia
         karena Ia kesepian (Yoh 17:5, 24).
         Allah Tritunggal di dalam diri-Nya mempunyai kepenuhan kesempurnaan yang mutlak,
         baik dalam komunikasi, kasih atau kebutuhan-kebutuhan lain. Ketidaktergantungan
         Allah juga menyatakan bahwa Allah tidak diciptakan dan tidak ada peristiwa terjadinya
         keberadaan Allah (Wah 4:11; Yoh 1:3; Maz 90:2; Rom 11:35-36; Kel 3:14). Justru
         keberadaan Allahlah yang menyebabkan sagala sesuatu ada dan tetap ada untuk
         selama-lamanya. Kalau Tuhan tidak membutuhkan manusia dan apapun juga, lalu apa
         gunanya manusia ciptaan-Nya? Tuhan tidak harus menciptakan manusia, tetapi Tuhan
         memilih untuk menciptakan manusia. Tuhan menciptakan manusia dan ciptaan-Nya
         untuk kemuliaanNya. Suatu yang murni/tulus ditetapkan oleh Allah (Yes 62:3-5; Yes 43:7).

1a.2. Ketidakberubahan Allah Allah
        Allah tidak berubah dalam hakekat/ jati diri-Nya, kesempurnaanNya, tujuanNya, dan
        janji-janji-Nya; namun demikian Allah memang bertindak dan merasakan emosi.
        Ia bertindak dan merasakan secara berbeda dalam meresponi situasi-situasi yang berbeda.

1a.2.1.  Allah tidak berubah sesuai dengan yang dinyatakan dalam Alkitab
             (Maz 102:25-27; Yak 1:17 )

1a.2.2.  Apakah Allah kadang-kadang berubah pikiran?
             (Kel 32:9-14; Yes 38:1-6; Yun 3: 4, 10;  Kej 6:6; )

1a.2.3. Tidak ada satupun tindakan manusia yang mempengaruhi/berarti untuk Tuhan.
            Oleh karena itu Allah harus berubah, supaya hidup/ tindakan manusia berarti.

1a.2.4. Pentingnya doktrin Ketidakberubahan Allah. Allah tidak mungkin berubah untuk
            lebih baik atau lebih buruk, Kalau Allah berubah maka berarti janji-janji Allah
            juga tidak mungkin bisa dipercaya.

Next kita akan melanjutkan dan membahas tentang teologi dasar bagian bab ke II.
Khususnya tentang Hakekat Allah.

Notes : Dimana kita sudah membahas tentang Atribut-atribut Allah.


Semoga pengetahuan teologi dasar tetap tekun kita dalami agar kita mempunyai  perpektif
tentang Ilmu KeTuhanan menurut pandangan Gereja Katolik.


Topik Sebelumnya : Teologi Katolik 

Kereta Api Jakarta Bandung Rabu Okt III.

B.W



Teologi Katolik Part 8

Pada bagian C, lanjutan dari  nama-nama Allah dalam Perjanjian Lama adalah

C. El, Elohim, dan Elyon. Elohim adalah nama jenis dan berarti Allah. Ul 6:4: "YHWH adalah Elohim, YHWH itu Esa." Elohim (Bentuk tunggal: "Eloah"). El dari kata "ul", artinya kuat dan berkuasa. Elyon diturunkan dari kata "alah" yang  berarti ke atas atau ditinggikan. Nama Elohim kadang-kadang juga dipakai untuk menunjuk kepada allah palsu atau berhala (Kej 35:2,4; Kel 12:12; 18:11; 23:24).


Hari ini kita akan mendalami nama-nama Allah dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, terdapat beberapa nama Allah, seperti :

a.   Theos : Bentuk yang setara dengan Elohim dalam Perjanjian Lama (dipakai juga untuk allah orang kafir). Dalam pemakaian Perjanjian Baru, Theos memiliki arti:

1.  Ia satu-satunya Allah yang benar dan Esa (Mat 23:9; Rom 3:30; Gal 3:20; 1Ti 2:5 )

2.  Ia unik Yang benar, yang kudus, yang bijaksana (Yoh 17:3; Wah 15:4; Rom 16:27; Mat 6:24 )

3.  Ia Transenden Pencipta, pemelihara alam semesta (Kis 17:24; Ibr 3:4; Wah 10:6 )

4.  Ia Juruselamat mengutus Anak-Nya menjadi Penebus (Tit 1:3; 2:13; 3:4; Yoh 3:16)


b. Kurios/Kyrios : Nama eksplisit Allah, seperti YHWH dalam Perjanjian Lama, artinya: "Alfa & Omega"; "Yang dulu ada, Yang sekarang ada dan Yang akan tetap ada"; "Yang awal dan Yang akhir" (Wah 1:4, 8, 17; 2:8; 21:6; 22:13). Arti kata ini menekankan supremasi (otoritas) sebagai Tuan, Bapak, Pemilik, Penguasa dan juga Suami. Berhubungan dengan Allah, maka arti kata ini adalah menyatakan kuasa- Nya dalam sejarah, dalam alam semesta dan kekhalikkan-Nya. Kristus disebut sebagai Kurios = Tuhan, juga Rabbi atau Tuan (Mat 8:6). Pernyataan Tomas, "Tuhan dan Allahku" (Yoh 20:28). Yesus disebut dengan kesetaraan Allah Perjanjian Lama oleh orang-orang Kristen mula-mula.

c.  Bapa/Pater : Allah juga disebut dengan nama Bapa dalam Perjanjian Baru. Hal ini dihubungkan dengan sifat hubungan antara Allah dan Bangsa Israel. Secara teokratis ini memberikan penyataan bagaimana Allah berdiri bagi Israel. Dalam Perjanjian Baru terdapat dalam Efe 3:15; Ibr 12:9; Yak 1:18. Dalam pengertian Trinitarian, ungkapan ini menunjukkan hubungan antara Allah Anak (Yesus) dan Allah Bapa. Dalam hal ini memberikan pengertian bahwa Allah berdiri bagi orang-orang percaya sebagai anak-anak rohani-Nya.


Minggu depan kita akan membahas bagian d, yaitu atribut-atribut Allah.  Semoga pembahasan nama-nama Allah semakin mencerahkan kita. Amin.

Silahkan buka " Topik2x Teologi sebelumnya "







Kamis Okt II. "19.

Selasa, 08 Oktober 2019

Teologi Katolik Part 7


Hari ini kita akan melanjutkan seri teologi  dasar. Dalam bab III. Yaitu, "Warta Iman. Kita telah mempelajari tentang keberadaan Allah, Pengenalan tentang Allah, hingga akhirnya kita akan mempelajari "nama-nama Allah." Supaya kita mempunyai pemahaman yg luas lagi tentang nama-nama Allah.

C.  Nama-Nama Allah

Nama-nama Allah tidak diberikan oleh manusia karena manusia tidak mengenal Allah. Allah sendirilah yang telah rela menyatakan diri kepada manusia supaya mereka mengenal Allah. Nama-nama Allah diberikan oleh Allah sendiri sebagai penyataan Diri (nomen editum). Dengan demikian berarti bahwa nama- nama Allah tersebut merupakan manifestasi dari Allah sendiri, baik itu sebagai penyataan akan sifat-sifat Allah atau hubungannya dengan manusia.

Cara Allah memberikan nama/ sebutan-Nya adalah dengan merendahkan diri, menemui manusia dan memakai bahasa manusia, yang terbatas, supaya manusia memahami dan mengerti. Oleh karena itu nama-nama yang diberikan kepada manusia bukanlah suatu penyataan lengkap (sempurna) yang daripadanya kita bisa mengetahui semuanya tentang Allah. Nama-nama Allah yang dikenal manusia ada dalam banyak kata/ ungkapan karena Pribadi Allah tidak mungkin bisa diungkapkan hanya dengan satu nama/ ungkapan sebutan saja.

Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, terdapat nama-nama Allah dan artinya, seperti :
a.> YHWH = Yahweh.
Musa adalah manusia pertama yang dikaruniai hak istimewa untuk mengenal nama pribadi Allah. Sebelumnya nama Allah yang dikenal adalah: Allah Abraham, Ishak, Yakub dan lain-lain; kepada Musa Tuhan menyatakan diri sebagai YaHWeH = "Aku adalah Aku" (Kel 3:15).

Dalam Bahasa Ibrani: Ehyeh Asher Ehyeh = "Aku akan ada yang Aku ada." atau "Aku akan menjadi yang Aku akan menjadi.".  Nama ini menjadi nama yang sakral/agung. YaHWeH adalah Nama diri (par exellence) yang hanya dipakai untuk Allah, dalam bentuk tunggal dan tak berartikel. Nama ini dipakai 5321 kali dalam Perjanjian Lama dan memiliki arti teologis, seperti

1.  Allah itu ADA (Yer 2:11; Yes 46:1-9;)
2.  Allah itu UNTUK KITA (Kel 3:12 )
3.  Allah itu TIDAK BERUBAH (Yes 43:10-11; 48:12; Ibr 13:8 )
4.  Allah itu KEKAL (Yes 40:28 )
5.  Allah itu akan ADA SELAMANYA (Yes 46:13; 56:6-7; 60:3; 2:1-4; Wahyu 22:3-5; 22:20)

      Selain itu, terdapat juga beberapa nama yang dipakai dalam bentuk majemuk, yaitu :

6.  YHWH -- Yireh (Kej 22:14) Arti: Tuhan menyediakan
7.  YHWH -- Nissi (Kel 17:15) Arti: Tuhan adalah panji-panjiku
8.  YHWH -- Shalom (Hak 6:24) Arti: Tuhan itu damai sejahtera
9.  YHWH -- Sabbaoth (1Sam 1:3) Arti: Tuhan semesta alam
10.  YHWH -- Makkaadeshkem (Kel 31:13) Arti: Tuhan yang menguduskan
11.  YHWH -- Roi (Maz 23:1) Arti: Tuhan adalah gembalaku
12.  YHWH -- Tsidkenu (Yer 23:1) Arti: Tuhan Adalah keadilan kita
13.  YHWH -- Shammah (Yeh 48:35) Arti: Tuhan hadir disitu
14.  YHWH -- Elohim-Israel (Hak 5:3; Yes 17:6) Arti: Tuhan, Allah Israel.

b.>  Adonai.

Adonai berarti "Tuan" dalam bentuk tunggal seperti sebagai tuan yang berhak terhadap budak-budak jaman dahulu. Dalam bentuk jamak sama dengan Elohim. Kata ini menunjukkan suatu otoritas mutlak bahwa Allahlah yang memiliki Israel/ umat-Nya.

Besok, pada hari kamis minggu ke dua kita masih membahas tentang nama-nama Allah. Bagi yg ingin lebih mendalami tentang teologi dasar. Bila ada pertanyaan-pertanyaan yg mau diajukan dengan pengetahuan teologi yg sudah saya jelaskan Silahkan, saya siap untuk membantunya. Jbu

Teologi Katolik Part 1
Teologi Katolik Part 2
Teologi Katolik Part 3
Teologi Katolik Part 4
Teologi Katolik Part 5
Teologi Katolik Part 6


Rabu, Oktober II. "19.
Bram W.

Kamis, 03 Oktober 2019

Teologi Katolik Part 6

Seperti Pada Hari Rabu dan kamis yang lalu kita telah mempelajari teologi dasar tentang "warta Iman". Hingga akhirnya hari ini kita akan membahas tentang konsep-konsep teologi yg bersifat sementara tetapi salah sbb:

b.    Konsep-konsep kontemporer yang salah :
  1. Allah yang imanen saja
  2. Allah yang transenden saja
  3. Allah yang terbatas
  4. Allah yang tidak berpribadi
  5. Allah sebagai suatu ide abstrak semata (proyeksi pikiran manusia).

            Inilah kenyataannya kelompok-kelompok yang menyangkal keberadaan Allah. Namun,kita dapat menjelaskan keyakinan kita tentang Allah berdasarkan argumentasi rational, yakni :

a.  Teori Kosmologi (sebab-akibat). Pandangan ini adalah pernyataan klasik yang dibuat oleh Thomas Aguinas. Argumentasi rasional tentang keberadaan Allah sebagai berikut :
  1. keberadaan dunia memerlukan oknum tertinggi (tidak terbatas) yang menyebabkan keberadaanNya itu.
  2. Setiap kejadian selalu ada sebabnya, yang juga pada gilirannya mempunyai sebab dan seterusnya sampai pada sebab yang pertama yaitu Allah.
b. Teleologi. Perluasan dari argumen kosmologis, yang sebenarnya adalah pandangan purba yang masuk ke dunia barat melalui Plato. Digambarkan dengan analogi jam yang ditemukan di atas tanah, tidak mungkin terjadi secara kebetulan saja, pasti ada seorang ahli yang pintar yang membuat jam itu. Begitu pula dengan semesta alam, diciptakan oleh seorang Perencana Agung.

c.  Moral/Antropologis. Imanuel Kant yang mempertahankan argumen ini. Kesadaran manusia akan adanya kebaikan yang Tertinggi, yaitu Allah adalah "landasan" kehidupan moral, sebagai nilai transenden, yang hanya dimiliki oleh Allah.

d.  Ontologi Pandangan klasik yang diberikan oleh Anselmus, bahwa manusia mempunyai ide tentang adanya suatu keberadaan yang sempurna secara mutlak. Maka yang mutlak itu harus ada.

e.  Historis/Etnologis. Adanya perasaan tentang yang ilahi yang bersifat universal dari sifat dasar manusia sehingga mengharuskan akan adanya keberadaan yang Maha Tinggi.

B.  Pengenalan akan Allah

            Ada suatu pendapat dalam kalangan Kristen tertentu yang mengatakan bahwa pengertian yang benar, tepat dan real tentang Allah :

[1] Hanya terdapat di dalam wahyu lewat Sabda Kitab Suci. Dengan demikian, mengenal Allah hanya bisa diperoleh dalam iman, sambil mengerti iman (fideisme)

[2] sebagai tindakan untuk menerima apa yang tidak bisa ditangkap akal budi manusia. Pendapat seperti ini ditemukan dalam tradisi Gereja Calvin, khususnya dalam teologi Karl Barth dan murid-muridnya.

[3] Pada abad ke-19, orang sangat antusias dengan ilmu-ilmu pasti yang mulai berkembang pesat. Dalam antusiasme ini, orang mulai berpendapat bahwa pengertian yang benar dan pasti, pengetahuan yang dapat diandalkan hanya bisa diperoleh lewat metode-metode analitis dari ilmu-ilmu pasti/ alam. Dengan demikian, suatu pengalaman religius dianggap sebagai khayalan saja. Pengetahuan tentang Allah tidak mungkin dapat diperoleh. Pandangan seperti ini disebut agnostisisme.

            Terhadap kedua aliran di atas, yakni fideisme dan agnostisisme, Konsili Vatikan I mengajarkan pada tahun 1870 bahwa “terang alamiah” akal budi manusia bisa dengan pasti menyimpulkan Allah dengan bertolak dari dunia kelihatan. Ajaran ini mempunyai dasarnya dalam beberapa teks di dalam Kitab Suci, seperti di dalam kitab Kebijaksanaan (13 : 1- 9) di mana Allah bisa dikenal lewat keindahan dunia. Selain itu, di dalam Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (1 : 18- 21) mengatakan bahwa “ apa yang tidak nampak dari Allah, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya dapat nampak kepada pikiran dari karya-karya sejak dunia diciptakan”. Sedangkan di dalam Kisah Para Rasul (17 : 22- 30) dijelaskan bahwa ada kemungkinan bahwa orang-orang kafir dapat mengenal Allah.

            Terhadap ajaran dari Konsili Vatikan I di atas, muncul penilaian bahwa definisi Konsili Vatikan I hanya berbicara mengenai kemungkinan yg pada dasarnya diberikan Allah kepada kodrat manusia, kepada terang alamiah akal budi itu untuk mengenal-Nya.

Menurut pandangan baru dalam teologi katolik, setiap pengertian manusia tentang Allah sungguh sekaligus merupakan pengertian yang diperoleh manusia dan yang dimungkinkan oleh suatu wahyu, suatu tindakan Allah untuk memperkenalkan atau mengkomunikasikan diri.

Next " Teologi Katolik Part 7 "

Teologi Katolik Part 1
Teologi Katolik Part 2
Teologi Katolik Part 3
Teologi Katolik Part 4
Teologi Katolik Part 5


Jkt Kamis I Okt "19
Bram W.




Minggu, 29 September 2019

Toleransi itu Indah

"I Pray For You, You Pray For Me, We All Brothers"

Rabu pagi, 25 September 2019, ribuan orang telah berkumpul di plaza Santo Petrus, Vatican. Pagi itu Pemimpin Tertinggi Vatican, Paus Fransiskus dijadwalkan akan menyapa dan menyampaikan "tausiyah" kepada ribuan orang yang hadir dari berbagai latar belakang suku bangsa dan agama.

Jam 8.45 rombongan GP Ansor yang dipimpin langsung Ketua Umum GP Ansor, Gus Yaqut , tiba dilokasi acara, kami mendapat tempat yang sangat spesial, disamping panggung utama Paus duduk. Acara demi acara berlangsung dengan khidmat, Paus kemudian menyampiakan tausiyah yang diterjemahkan dalam berbagai bahasa.

Jam 10.15 acara selesai, Paus kemudian turun dan menyapa dan menyalami peserta yang hadir. Rombongan GP Ansor meski mendapat tempat yang strategis, sebenarnya tidak dijadwalkan bisa bersalaman langsung dengan Paus.

Namun ketika Paus tiba menyalami peserta yang berdekatan dengan lokasi kami duduk, Sahabat Purwaji, Ketua Ansor Riau, dengan lantang menyapa Paus yang intinya menyampaikan kami datang dari negeri jauh, Indonesia, ingin bersalaman langsung dengan Paus. Tak disangka Paus merespon kami dan mempersilahkan kami berpindah tempat untuk bisa bertatap muka langsung dengan Paus di akhir acara.

Akhirnya dengan dikawal pengawal pribadi Paus kami berenam rombongan GP Ansor, Ketum, Gus Yaqut, SekJend Adung, Wibowo, Purwaji, Rifki, dan saya menempati lokasi yang telah ditentukan.

Tak lama kemudian Paus mendatangi kami dan menyapa kami dengan ucapan Assalamu'alaikum. Setelah bersalamam Gus Yaqut menyampaikan Ansor yang turut menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia. Respon Paus sangat mengharukan, beliau mengatakan, I pray for you, you pray for me, we are brothers.

Spirit yang disampaikan Paus tadi selaras dengan Berombongan kami ke Vatican, Declaration of Humanitarian Islam yang di gagas Ansor yang juga disampaikan kepada Paus pada acara tersebut.

Selepas berfoto Paus meninggalkan kami, Gus Yaqut spontan mengucapkan Assalamu'alaikum Pausn yang sudah agak menjauh tiba-tiba berbalik dan membalas Assalamu'alaikum. Menariknya ketika Paus meninggalkan lokasi acara mengendarai mobil beliau masih sempat menoleh ke kami dan membuat tanda persaudaraan dengan kedua tangan beliau.

Persaudaraan sejati memang lintas agama dan peradaban, kami disatukan oleh nilai-nilai yang sama yaitu kemanusian sejati.

Credit Foto: photovat.com




Next " Sejarah asal mula Kitab Suci "

Teologi Katolik part 5

BAB III. "WARTA IMAN"

Tujuan Pembahasan :

            Pokok ini akan menjelaskan tentang isi iman Kristiani yang dalam teologi direfleksikan secara ilmiah, yaitu tentang iman. Tujuannya agar kita dapat mengenai dan mengakui iman, merayakan iman dalam liturgy dan sakramen, serta menghayati dan mewujudkan iman dalam hidup setiap hari.

III.1    IMAN YANG DIAKUI

Iman kristiani adalah kepercayaan kepada Allah yang telah mewahyukan diri sebagai Bapa dengan mengutus Yesus Kristus, Putera-Nya yang tunggal agar manusia dapat bersatu dengan-Nya dalam Roh Kudus. Iman kristiani pada hakikatnya bersifat trinitaris : iman kepada Allah Tritunggal.


III.1.1. ALLAH PENCIPTA

III.1.1.1.  Hakikat Allah

A.  Keberadaan Allah
Allah memiliki keberadaan-Nya. Terdapat beberapa pra-anggapan umum yang menunjukkan bahwa Allah itu ada, yaitu :

Bahwa Allah ada Pra-anggapan "Allah ada" adalah penting seperti apa yang dipaparkan oleh Alkitab: Kej 1:1 Maz 14:1 Ibr 11:6 Maz 53:1 Yoh 7:17 Maz 10:3-4 Keberadaan Allah bukan dalam "ide" atau "kuasa", tetapi sebagai "Pribadi".

Bahwa Allah telah menyatakan Diri melalui PenyataanNya (wahyu). Allah menyatakan Diri melalui ciptaan, sejarah, hati nurani, Alkitab dan Yesus Kristus (Bdk. Mar 11:6; Kej 1:1; Yoh 7:17 )

Bahwa manusia diciptakan oleh Allah dengan kemampuan untuk dapat mengenal/ mengerti tentang Allah. Pengetahuan manusia tentang Allah adalah pengetahuan yang sudah ada secara naluriah dan pengetahuan yang harus diusahakan ( Kej 1:26; Rom 10:7 ).

Hanya dengan iluminasi Roh Kudus, manusia dapat mengenal Allah. Bahwa karena kejatuhan manusia ke dalam dosa, maka manusia tidak lagi dapat mengenal Allah dengan benar, kecuali kalau Roh Kudus memberikan iluminasi kepada manusia (1Ko 2:14; Yoh 16:13; 2Pe 1:20-21).

Manusia sudah mempunyai kesadaran di dalam dirinya tentang keberadaan Allah (meskipun hanya samar-samar), tetapi menolak kesaksian ini. Tugas orang Kristen adalah menghadapkan orang bukan Kristen dengan Allah, bukan untuk mempertimbangkan perkiraan bahwa mungkin Allah ada. Orang berdosa hanya dapat memperoleh pengetahuan sesungguhnya tentang Allah melalui dilahirkan kembali oleh Roh Kudus pada waktu mereka mendengar Injil (Rom 1:18-32).

Warta iman tentang keberadaan Allah mendapat tantangan dari kelompok-kelompok yang menyangkal keberadaan Allah itu. Bentuk-bentuk penyangkalan terhadap keberadaan Allah itu, antara lain :

a. Penyangkalan mutlak (Atheis). Mereka yang menyangkal keberadaan Allah digolongkan menjadi 2 kategori:

1. Atheis teoritis/sejati Orang-orang yang mendasarkan penyangkalannya kepada Tuhan atas suatu proses pemikiran (2 Kor  4: 4, 5; 1 Ko 1:21)

2. Atheis praktis. Orang-orang yang tak bertuhan, yang dalam hidup sehari-harinya tidak mengindahkan Tuhan (Maz 14:1, Maz 10:4b; Efe 2:12).

Next " Teologi Katolik Part 6 "

> Teologi Katolik part 1
> Teologi Katolik part 2
> Teologi Katolik part 3
> Teologi Katolik part 4
Teologi Katolik Part 5
> Teologi Katolik Part 7


Sept"19
BW




Teologi Dasar part 4: Teologi Apologetika

Lanjutan tentang teologi dasar.

Hari ini kita melanjutkan bab II bagian ke 9. Belajar teologi tentang mempertahankan dan membela keyakinan agama tenta dasar-dasar iman kristiani. Nah, untuk selanjutnya baca dan pelajarilah apa itu yang disebut Teologi Apologetika.

2.9    Teologi Apologetika

Apologetika atau apologetics adalah pembelaan keyakinan Kristiani mengenai Allah, Kristus, Gereja dan tujuan hidup umat manusia. Pembelaan ini dapat ditunjukkan kepada pemeluk agama lain, anggota komunitas Kristiani yang lain, warga komunitas sendiri yang ragu-ragu atau kepada orang beriman biasa yang ingin mengerti bahwa iman mereka dapat dipertanggungjawabkan.

Santo Petrus dalam suratnya yang pertama mengatakan: “Siap sedialah pada segala waktu untuk memberikan pertanggunganjawaban kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab tentang pengharapan yang ada padamu.” (1Ptr.3:15). Dengan demikian, apologetika berkaitan dengan teologi dasar, yaitu mengenai dasar-dasar iman Kristiani. Teologi Apologetika banyak dipakai oleh para Bapa Gereja (abad II – abad VIII) untuk membela iman Kristiani terhadap serangan dari pihak bidaah pada zaman itu.

Tidak sedikit terjadi bahwa umat Katolik kita dewasa ini tidak mampu memberikan pertanggunganjawaban terhadap berbagai persoalan iman yang sering ditanyakan, baik oleh agama lain, Gereja lain, maupun oleh kalangan anggota Gereja sendiri. Selain itu, umat Katolik banyak diombang-ambing oleh berbagai ajaran yang sebenarnya bukan ajaran Kristiani yang benar. Maka tujuan utama apologetika adalah memberi pertanggunganjawaban dan membela ajaran Kristiani yang benar yang didasarkan pada Kitab Suci dan ajaran Magisterium Gereja.

Seperti informasi-informasi sebelumnya, dimana kita telah memperoleh penjelasan pada bab pertama  tentang pendahuluan, kemudian pada bab II perkenalan akan teologi, hingga akhirnya mulai besok kita akan memasuki bab III. Yaitu :"MEWARTAKAN IMAN". Semoga dengan mempelajari teologi membantu kita untuk semakin beriman kepadaNya.

Next " Teologi Katolik part 5 "

Teologi Katolik part 1
Teologi Katolik part 2
Teologi Katolik part 3
Teologi Katolik Part 5

Jkt Minggu IV Sep"19
BW