Saudaraku, hari ini kita melanjutkan membahas tentang
Bab III " Warta Iman" dimana pada bab III. I "IMAN YANG DIAKUI" Lalu pada bagian bab III. I. I. "Allah pencipta" hingga yg sedang kita bahas pada bab III. I. I. I. "Hakekat Allah."
Pada point 1. Tentang keberadaan Allah hingga sampai point 3. Tentang pengenalan tentang Allah.
Hari ini kita akan membahas point 4. Yaitu "atribut-atribut Allah." tentang Allah pencipta teristimewa tentang hakekat Allah.
D. Atribut-Atribut Allah
Istilah "atribut" berarti "yang melekat" atau "dimiliki”. Terdapat beberapa cara dalam menentukan atribut-atribut Allah, yaitu :
- Cara causalitas (sebab-akibat), yaitu mencari akibat-akibat yang ada di dunia ini.
- Cara negasi (penyangkalan), yaitu menyingkirkan segala ketidaksempurnaan yang ada pada ciptaanNya.
- Cara eminen (meninggikan), yaitu memberikan kesempurnaan pada Allah setinggi-tingginya.
- Cara penyataan (pewahyuan), yakni sesuai dengan Firman Allah; Hanya Allah yang berhak memberi penjelasan akan sifat-sifatNya.
Atribut-atribut Allah dapat dibagi atas dua, yakni :
- Atribut atau sifat-sifat unik yang tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan-Nya (incommunicable).
- Atribut atau sifat-sifat yang tidak unik yang dimiliki oleh ciptaan-Nya ( communicable)
1a. Atribut atau sifat-sifat unik yang tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan-Nya (incommunicable) antara lain :
1a.1. Ketidaktergantungan Allah.
Allah tidak membutuhkan ciptaan-Nya untuk alasan apapun juga, namun demikian
ciptaan-Nya dapat mempermuliakan Dia dan memberikan sukacita kepada Allah.
(Kis 17:24-25; Ayu 41:11; Maz 50:10-12). Tuhan juga tidak menciptakan manusia
karena Ia kesepian (Yoh 17:5, 24).
Allah Tritunggal di dalam diri-Nya mempunyai kepenuhan kesempurnaan yang mutlak,
baik dalam komunikasi, kasih atau kebutuhan-kebutuhan lain. Ketidaktergantungan
Allah juga menyatakan bahwa Allah tidak diciptakan dan tidak ada peristiwa terjadinya
keberadaan Allah (Wah 4:11; Yoh 1:3; Maz 90:2; Rom 11:35-36; Kel 3:14). Justru
keberadaan Allahlah yang menyebabkan sagala sesuatu ada dan tetap ada untuk
selama-lamanya. Kalau Tuhan tidak membutuhkan manusia dan apapun juga, lalu apa
gunanya manusia ciptaan-Nya? Tuhan tidak harus menciptakan manusia, tetapi Tuhan
memilih untuk menciptakan manusia. Tuhan menciptakan manusia dan ciptaan-Nya
untuk kemuliaanNya. Suatu yang murni/tulus ditetapkan oleh Allah (Yes 62:3-5; Yes 43:7).
1a.2. Ketidakberubahan Allah Allah
Allah tidak berubah dalam hakekat/ jati diri-Nya, kesempurnaanNya, tujuanNya, dan
janji-janji-Nya; namun demikian Allah memang bertindak dan merasakan emosi.
Ia bertindak dan merasakan secara berbeda dalam meresponi situasi-situasi yang berbeda.
1a.2.1. Allah tidak berubah sesuai dengan yang dinyatakan dalam Alkitab
(Maz 102:25-27; Yak 1:17 )
1a.2.2. Apakah Allah kadang-kadang berubah pikiran?
(Kel 32:9-14; Yes 38:1-6; Yun 3: 4, 10; Kej 6:6; )
1a.2.3. Tidak ada satupun tindakan manusia yang mempengaruhi/berarti untuk Tuhan.
Oleh karena itu Allah harus berubah, supaya hidup/ tindakan manusia berarti.
1a.2.4. Pentingnya doktrin Ketidakberubahan Allah. Allah tidak mungkin berubah untuk
lebih baik atau lebih buruk, Kalau Allah berubah maka berarti janji-janji Allah
juga tidak mungkin bisa dipercaya.
Next kita akan melanjutkan dan membahas tentang teologi dasar bagian bab ke II.
Khususnya tentang Hakekat Allah.
Notes : Dimana kita sudah membahas tentang Atribut-atribut Allah.
Semoga pengetahuan teologi dasar tetap tekun kita dalami agar kita mempunyai perpektif
tentang Ilmu KeTuhanan menurut pandangan Gereja Katolik.
Topik Sebelumnya : Teologi Katolik
Kereta Api Jakarta Bandung Rabu Okt III.
B.W