Rabu pagi, 25 September 2019, ribuan orang telah berkumpul di plaza Santo Petrus, Vatican. Pagi itu Pemimpin Tertinggi Vatican, Paus Fransiskus dijadwalkan akan menyapa dan menyampaikan "tausiyah" kepada ribuan orang yang hadir dari berbagai latar belakang suku bangsa dan agama.
Jam 8.45 rombongan GP Ansor yang dipimpin langsung Ketua Umum GP Ansor, Gus Yaqut , tiba dilokasi acara, kami mendapat tempat yang sangat spesial, disamping panggung utama Paus duduk. Acara demi acara berlangsung dengan khidmat, Paus kemudian menyampiakan tausiyah yang diterjemahkan dalam berbagai bahasa.
Jam 10.15 acara selesai, Paus kemudian turun dan menyapa dan menyalami peserta yang hadir. Rombongan GP Ansor meski mendapat tempat yang strategis, sebenarnya tidak dijadwalkan bisa bersalaman langsung dengan Paus.
Namun ketika Paus tiba menyalami peserta yang berdekatan dengan lokasi kami duduk, Sahabat Purwaji, Ketua Ansor Riau, dengan lantang menyapa Paus yang intinya menyampaikan kami datang dari negeri jauh, Indonesia, ingin bersalaman langsung dengan Paus. Tak disangka Paus merespon kami dan mempersilahkan kami berpindah tempat untuk bisa bertatap muka langsung dengan Paus di akhir acara.
Akhirnya dengan dikawal pengawal pribadi Paus kami berenam rombongan GP Ansor, Ketum, Gus Yaqut, SekJend Adung, Wibowo, Purwaji, Rifki, dan saya menempati lokasi yang telah ditentukan.
Tak lama kemudian Paus mendatangi kami dan menyapa kami dengan ucapan Assalamu'alaikum. Setelah bersalamam Gus Yaqut menyampaikan Ansor yang turut menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia. Respon Paus sangat mengharukan, beliau mengatakan, I pray for you, you pray for me, we are brothers.
Spirit yang disampaikan Paus tadi selaras dengan Berombongan kami ke Vatican, Declaration of Humanitarian Islam yang di gagas Ansor yang juga disampaikan kepada Paus pada acara tersebut.
Selepas berfoto Paus meninggalkan kami, Gus Yaqut spontan mengucapkan Assalamu'alaikum Pausn yang sudah agak menjauh tiba-tiba berbalik dan membalas Assalamu'alaikum. Menariknya ketika Paus meninggalkan lokasi acara mengendarai mobil beliau masih sempat menoleh ke kami dan membuat tanda persaudaraan dengan kedua tangan beliau.
Persaudaraan sejati memang lintas agama dan peradaban, kami disatukan oleh nilai-nilai yang sama yaitu kemanusian sejati.
Credit Foto: photovat.com
Next " Sejarah asal mula Kitab Suci "