Pada point 1. Tentang keberadaan Allah hingga sampai point 3. Tentang pengenalan tentang Allah.
Hari ini kita akan membahas point 4. Yaitu "atribut-atribut Allah." tentang Allah pencipta teristimewa tentang hakekat Allah.
D. Atribut-Atribut Allah
Istilah "atribut" berarti "yang melekat" atau "dimiliki”. Terdapat beberapa cara dalam menentukan atribut-atribut Allah, yaitu :
- Cara causalitas (sebab-akibat), yaitu mencari akibat-akibat yang ada di dunia ini.
- Cara negasi (penyangkalan), yaitu menyingkirkan segala ketidaksempurnaan yang ada pada ciptaanNya.
- Cara eminen (meninggikan), yaitu memberikan kesempurnaan pada Allah setinggi-tingginya.
- Cara penyataan (pewahyuan), yakni sesuai dengan Firman Allah; Hanya Allah yang berhak memberi penjelasan akan sifat-sifatNya.
Atribut-atribut Allah dapat dibagi atas dua, yakni :
- Atribut atau sifat-sifat unik yang tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan-Nya (incommunicable).
- Atribut atau sifat-sifat yang tidak unik yang dimiliki oleh ciptaan-Nya ( communicable)
1a.1. Ketidaktergantungan Allah.
Allah tidak membutuhkan ciptaan-Nya untuk alasan apapun juga, namun demikian
ciptaan-Nya dapat mempermuliakan Dia dan memberikan sukacita kepada Allah.
(Kis 17:24-25; Ayu 41:11; Maz 50:10-12). Tuhan juga tidak menciptakan manusia
karena Ia kesepian (Yoh 17:5, 24).
Allah Tritunggal di dalam diri-Nya mempunyai kepenuhan kesempurnaan yang mutlak,
baik dalam komunikasi, kasih atau kebutuhan-kebutuhan lain. Ketidaktergantungan
Allah juga menyatakan bahwa Allah tidak diciptakan dan tidak ada peristiwa terjadinya
keberadaan Allah (Wah 4:11; Yoh 1:3; Maz 90:2; Rom 11:35-36; Kel 3:14). Justru
keberadaan Allahlah yang menyebabkan sagala sesuatu ada dan tetap ada untuk
selama-lamanya. Kalau Tuhan tidak membutuhkan manusia dan apapun juga, lalu apa
gunanya manusia ciptaan-Nya? Tuhan tidak harus menciptakan manusia, tetapi Tuhan
memilih untuk menciptakan manusia. Tuhan menciptakan manusia dan ciptaan-Nya
untuk kemuliaanNya. Suatu yang murni/tulus ditetapkan oleh Allah (Yes 62:3-5; Yes 43:7).
1a.2. Ketidakberubahan Allah Allah
Allah tidak berubah dalam hakekat/ jati diri-Nya, kesempurnaanNya, tujuanNya, dan
janji-janji-Nya; namun demikian Allah memang bertindak dan merasakan emosi.
Ia bertindak dan merasakan secara berbeda dalam meresponi situasi-situasi yang berbeda.
1a.2.1. Allah tidak berubah sesuai dengan yang dinyatakan dalam Alkitab
(Maz 102:25-27; Yak 1:17 )
1a.2.2. Apakah Allah kadang-kadang berubah pikiran?
(Kel 32:9-14; Yes 38:1-6; Yun 3: 4, 10; Kej 6:6; )
1a.2.3. Tidak ada satupun tindakan manusia yang mempengaruhi/berarti untuk Tuhan.
Oleh karena itu Allah harus berubah, supaya hidup/ tindakan manusia berarti.
1a.2.4. Pentingnya doktrin Ketidakberubahan Allah. Allah tidak mungkin berubah untuk
lebih baik atau lebih buruk, Kalau Allah berubah maka berarti janji-janji Allah
juga tidak mungkin bisa dipercaya.
Next kita akan melanjutkan dan membahas tentang teologi dasar bagian bab ke II.
Khususnya tentang Hakekat Allah.
Notes : Dimana kita sudah membahas tentang Atribut-atribut Allah.
Semoga pengetahuan teologi dasar tetap tekun kita dalami agar kita mempunyai perpektif
tentang Ilmu KeTuhanan menurut pandangan Gereja Katolik.
Topik Sebelumnya : Teologi Katolik
Kereta Api Jakarta Bandung Rabu Okt III.
B.W