Secara etimologis, kata bahasa Yunani pronoia berarti pengetahuan awal atau kata bahasa Latin providentia yang berarti tindakan kemurahan Allah menyediakan segala sesuatu yang diperlukan ciptaanNya. Menurut Agustinus, Allah memelihara dan memerintahkan segala sesuatu dalam alam semesta berdasarkan kehendakNya yang berdaulat, bijaksana dan maksud baik.
Pemeliharaan Allah atau providensi Allah berarti aktivitas Allah (Pencipta) yang terus menerus oleh rahmatNya dan kebaikanNya yang melimpah menegakkan ciptaanNya dalam keadaan teratur, memimpin dan memerintahkan segala sesuatu kepada tujuan yang telah ditetapkan demi kemuliaanNya. Keterlibatan Allah secara terus menerus dengan semua ciptaanNya sedemikian rupa sehingga Allah selalu menjaga keberadaan ciptaan dan memelihara semua sifat-sifat yang dimiliki mereka sebagaimana Allah menciptakan mereka dan juga bekerja sama dengan semua ciptaanNya dalam setiap tindakkan dan menuntun serta mengarahkan semua sifat-sifat yang dimiliki mereka itu sebagaimana seharusnya, dan mengarahkan mereka untuk memenuhi semua kehendakNya.
III.1.1.4 Manusia Jatuh ke dalam Dosa
Walaupun manusia adalah partner Allah, namun ia tetaplah ciptaan, dan bukan Pencipta. Kebebasan yang telah diberikan Allah kepada manusia demi perealisasian diri itu disalahgunakan oleh manusia dengan memilih melawan Allah. Manusia menolak untuk menunaikan tugasnya sebagai partner Allah. Perbuatan seperti inilah yang disebut DOSA. Dosa ialah perbuatan manusia yang melawan Allah dan melawan hukum Allah. Perbuatan inilah yang dikisahkan dalam Perjanjian Lama (Kej 3), yaitu tentang jatuhnya manusia ke dalam dosa.
Berdasarkan Kej 3 dan Rm 5 : 12- 21, Gereja mengajarkan bahwa setiap manusia lahir dalam keadaan dosa, keadaan terpisah dengan Tuhan. Keadaan ini disebut DOSA ASAL, dan kekhususan dosa asal ialah bahwa keadaan itu tidak berdasarkan kesalahan sendiri , tetapi karena lahir dalam keadaan konkret umat manusia yang berupa keadaan dosa. Dosa asal atau dosa warisan memang berarti bahwa ada hubungan antara semua orang dalam dosa dan dalam maut, tetapi Kitab Suci tidak menerangkan bagaimana dosa manusia pertama telah “berpindah” kepada semua orang. Teologi modern menerangkan kesatuan dalam dosa itu bukan secara biologis (melalui proses pembiakan), bukan pula hanya secara psikologis atau sosiologis saja (pengaruh manusia yang satu terhadap yang lain atau pun pengaruh lingkungan), melainkan secara teologis, yakni berdasarkan kesatuan semua orang dalam rencana keselamatan.
Rabu Nopember pertama kita akan melanjutkan pada bagian 3. 1. 2.
TEOLOGI KATOLIK PART 1-13