MENGAPA MARTIN LUTHER MENGUBAH KITAB SUCI?
Mari kita bahas dampak Reformasi Protestan yang diprakarsai oleh Martin Luther, dengan fokus pada keputusannya untuk menghapus kitab-kitab tertentu dari Alkitab. Untuk memahami lebih dalam, kita akan mengelaborasi berbagai aspek yang dibahas dalam dokumen ini, termasuk motif teologis, konteks sejarah, konsekuensi jangka panjang, serta implikasi terhadap pemahaman Alkitab dalam dunia Kristen saat ini.
1. Martin Luther dan Reformasi Protestan
Reformasi Protestan bukan hanya sebuah peristiwa keagamaan, tetapi juga revolusi teologis dan sosial yang mengubah tatanan Eropa abad ke-16. Martin Luther, seorang biarawan Agustinian dan teolog, memulai gerakan ini dengan menerbitkan 95 Tesis pada 31 Oktober 1517, yang mengkritik praktik penjualan indulgensi oleh Gereja Katolik.
Lebih dari sekadar protes terhadap korupsi gerejawi, Reformasi ini berkembang menjadi pertanyaan fundamental tentang otoritas Gereja dan Alkitab. Luther menolak konsep otoritas magisterium Gereja dan menekankan prinsip Sola Scriptura, yakni bahwa Alkitab saja menjadi sumber utama doktrin Kristen. Prinsip ini kelak menjadi dasar dari keputusannya untuk menyusun ulang kanon Alkitab.
2. Penghapusan Kitab dari Alkitab
Salah satu langkah kontroversial Luther adalah menghapus beberapa kitab dari Alkitab yang selama lebih dari seribu tahun diterima dalam tradisi Kekristenan. Kitab-kitab yang dihapus adalah:
A. Kitab-kitab Perjanjian Lama yang Dihapus:
- Tobit
- Yudit
- Kebijaksanaan (Kitab Hikmat Salomo)
- Sirakh (Ecclesiasticus)
- Barukh
- 1 Makabe
- 2 Makabe
- Bagian dari Daniel dan Ester
Kitab-kitab ini termasuk dalam Deuterokanonika (atau disebut Apokrif oleh Protestan), yang terdapat dalam Septuaginta, yaitu versi Yunani dari Perjanjian Lama yang digunakan oleh komunitas Yahudi di luar Palestina, termasuk pada zaman Yesus dan para rasul.
Luther memilih mengikuti kanon Yahudi yang ditetapkan oleh rabi-rabi Yahudi pasca penghancuran Bait Allah (sekitar tahun 90 M), yang tidak memasukkan kitab-kitab tersebut. Keputusan ini menimbulkan perdebatan besar karena:
- Yesus dan para Rasul mengutip dari Septuaginta, bukan dari kanon Ibrani yang lebih sempit.
- Para Bapa Gereja awal, seperti St. Agustinus dan St. Hieronimus, mengakui kitab-kitab ini sebagai bagian dari Kitab Suci.
- Konsili-konsili awal Gereja (Hippo, 393 M dan Kartago, 397 M) telah menetapkan kanon yang mencakup kitab-kitab tersebut.
B. Kitab-kitab Perjanjian Baru yang Dipertanyakan Luther
Selain Perjanjian Lama, Luther juga mempertanyakan beberapa kitab dalam Perjanjian Baru, meskipun akhirnya tidak menghapusnya:
1. Yakobus (karena mengajarkan bahwa "iman tanpa perbuatan adalah mati", bertentangan dengan Sola Fide).
2. Ibrani (karena mendukung konsep persembahan korban).
3. Wahyu (karena sulit dipahami dan penuh simbolisme).
Keputusannya untuk mempertanyakan kitab-kitab ini menunjukkan bahwa perubahan kanon yang dilakukan Luther tidak semata berdasarkan kriteria historis, tetapi juga berdasarkan preferensi teologis pribadinya.
3. Motivasi Teologis Luther
Keputusan Luther menghapus kitab-kitab tertentu didasarkan pada beberapa alasan utama:
A. Sola Scriptura dan Kanon Ibrani
Luther menekankan bahwa hanya Alkitab yang menjadi otoritas dalam iman Kristen. Ia berargumen bahwa karena orang Yahudi tidak mengakui kitab-kitab Deuterokanonika, maka kitab-kitab itu tidak seharusnya dianggap sebagai Firman Tuhan.
Namun, argumen ini problematis karena:
- Kanon Yahudi tidak bersifat tetap pada zaman Yesus dan baru dibakukan oleh rabi-rabi Yahudi setelah Kekristenan mulai berkembang.
- Yesus dan para Rasul sering mengutip dari Septuaginta, yang mencakup kitab-kitab tersebut.
B. Sola Fide dan Soteriologi Protestan
Luther sangat menentang doktrin Katolik tentang purgatorium, doa untuk orang mati, dan keselamatan melalui perbuatan. Kitab-kitab yang dihapusnya mengandung ajaran-ajaran yang mendukung konsep-konsep ini, misalnya:
- 2 Makabe 12:46 → mendukung doa untuk orang mati dan purgatorium.
- Tobit 12:9 → mengajarkan bahwa sedekah dapat menghapus dosa.
- Yakobus 2:26 → "iman tanpa perbuatan adalah mati."
Dengan menghapus kitab-kitab ini, Luther berupaya membangun argumen yang lebih kuat untuk mendukung doktrin Sola Fide (keselamatan hanya melalui iman, tanpa perbuatan).
4. Dampak Perubahan Luther terhadap Kekristenan
Keputusan Luther mengubah kanon Alkitab berdampak besar dalam sejarah Kekristenan:
A. Perbedaan Alkitab Katolik dan Protestan
- Alkitab Katolik tetap mempertahankan kitab-kitab Deuterokanonika, sedangkan Alkitab Protestan tidak memilikinya.
- Hal ini menyebabkan perbedaan doktrinal yang signifikan antara Katolik dan Protestan.
B. Fragmentasi Kekristenan
Sebelum Reformasi, Kekristenan meskipun memiliki berbagai perbedaan teologis, masih bersatu dalam satu Gereja universal. Reformasi menciptakan berbagai denominasi Protestan, yang terus berkembang hingga kini menjadi lebih dari 45.000 denominasi.
C. Perubahan Cara Memahami Alkitab
- Luther membuka pintu bagi pendekatan subjektif dalam menentukan kanon dan interpretasi Alkitab.
- Reformasi menciptakan pluralitas dalam tafsir Alkitab, sehingga tidak ada otoritas tunggal yang diakui dalam Protestan.
5. Pertanyaan Kritis: Apakah Luther Memulihkan atau Mengubah Alkitab?
Pertanyaan fundamental yang muncul dari analisis ini adalah: Apakah Luther benar-benar memulihkan Alkitab ke bentuk aslinya ataukah ia mengubahnya sesuai dengan teologi pribadinya?
Argumen yang Mendukung Luther
- Luther menghapus kitab-kitab yang tidak ditemukan dalam kanon Ibrani, sehingga "mengembalikan" Alkitab ke bentuk awalnya.
- Ia ingin menyingkirkan pengaruh tradisi Gereja dan kembali ke otoritas Alkitab saja.
Argumen yang Mengkritik Luther
- Yesus dan para Rasul mengutip dari Septuaginta, yang mencakup kitab-kitab yang dihapus Luther.
- Para Bapa Gereja awal mengakui kitab-kitab tersebut sebagai bagian dari Kitab Suci.
- Konsili Gereja pada abad ke-4 telah menetapkan kanon yang mencakup kitab-kitab Deuterokanonika.
Jika Luther memiliki otoritas untuk menghapus kitab-kitab dari Alkitab, maka pertanyaannya adalah: Siapa yang memiliki otoritas untuk menentukan kanon Alkitab? Gereja universal atau individu tertentu seperti Luther?
Kesimpulan
Keputusan Luther untuk menghapus kitab-kitab tertentu dari Alkitab bukan hanya masalah akademik, tetapi memiliki dampak besar terhadap sejarah dan teologi Kristen. Apakah tindakan ini benar-benar pemulihan Alkitab atau distorsi teologis masih menjadi perdebatan hingga saat ini.
Pertanyaan terbesar yang harus direnungkan adalah: Apakah kita membaca Alkitab dalam bentuk yang diwariskan oleh Gereja kuno, atau dalam versi yang telah diubah oleh Luther sesuai dengan keyakinannya sendiri?
Rm Patris Allergo
https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=2155324078231692&id=100012623629412&rdid=ooWyUKdZjR2RZa9h#
NEXT TOPICS :
- Teologi Dasar Katolik Part I
- Teologi Katolik part 2
- Teologi Katolik part 3
- Teologi Katolik part 4
- Teologi Katolik part 5