13:31 Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.
13:32 Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera.
13:33 Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu.
13:34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.
13:35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku , yaitu jikalau kamu saling mengasihi.
Dear All Friends, Salam semangat pagi selalu sehat ceria..πͺππ
Hubungan Latihan Karate dengan Melatih Otak Kiri dan Kanan:
Latihan karate dapat membantu melatih otak kiri dan kanan secara bersamaan.
Otak kiri terkait dengan logika, analisis, dan kontrol motorik yang tepat, sedangkan otak kanan terkait dengan kreativitas, intuisi, dan kontrol motorik yang lebih global.
Dalam latihan karate, Anda perlu menggabungkan kedua aspek ini untuk melakukan gerakan yang tepat dan efektif.
Manfaat Latihan Otak Kiri dan Kanan:
Meningkatkan koordinasi dan keseimbangan tubuh.
Meningkatkan kemampuan motorik dan reaksi.
Meningkatkan konsentrasi dan fokus.
Meningkatkan kreativitas dan kemampuan problem-solving.
Meningkatkan kemampuan untuk berpikir secara holistik dan analitis.
Bagaimana Latihan Karate Melatih Otak Kiri dan Kanan:
Gerakan karate yang kompleks dan terstruktur dapat membantu melatih otak kiri untuk menganalisis dan mengontrol gerakan.
Latihan kata (gerakan yang telah ditentukan sebelumnya) dapat membantu melatih otak kanan untuk mengembangkan kreativitas dan ekspresi diri.
Latihan kumite (pertarungan) dapat membantu melatih otak kiri dan kanan untuk bekerja sama dalam situasi yang dinamis dan tidak terduga.
Manfaat Lain dari Latihan Karate:
Meningkatkan disiplin dan kontrol diri.
Meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk mengatasi stres.
Meningkatkan kemampuan untuk bekerja sama dan berkomunikasi dengan orang lain.
Dalam keseluruhan, latihan karate dapat membantu melatih otak kiri dan kanan secara bersamaan, yang dapat membawa manfaat yang luas untuk kemampuan fisik, mental, dan emosional.
Michael T. Goju Instructor, Go Dan Private Course? Please chatπ
KADANG kita tertipu membeli barang di toko atau lewat online. Barang yang kita terima ternyata kawe-kawe alias palsu. Bukan barang asli atau hanya mirip seperti aslinya.
Yang ditawarkan tidak sesuai dengan barang aslinya. Akibatnya kita rugi telah membayar mahal.
Jangan terkecoh dengan bungkus luarnya yang menarik. Teliti dulu sebelum membeli. Jangan asal membeli tanpa melihat isi dalamnya. Agar kita tidak tertipu dan kecewa dibuatnya.
Yesus memberi gambaran mana gembala yang asli dan mana yang palsu. Ia ingin mengajak orang untuk berhati-hati agar tidak terjerumus oleh tipuan-tipuan para pemimpin Yahudi yang penampilannya saleh, suci dan agamis, tetapi sebetulnya mereka itu bak serigala berbulu domba.
Yesus membedakan gembala yang sesungguhnya dengan orang upahan, pencuri atau perampok dan orang asing.
Orang upahan akan lari ketika serigala datang menyerang domba. Ia tidak peduli keselamatan domba, tetapi hanya memikirkan dirinya sendiri.
Pencuri dan perampok datang untuk mengambil, membunuh dan membinasakan. Ia hanya mencari keuntungan untuk dirinya sendiri.
Orang asing tidak mengenal domba dan tidak didengarkan suaranya. Orang asing tidak peduli dengan kesulitan yang dihadapi dombanya.
Yesus adalah Gembala yang baik. Ia memikirkan keselamatan dan keamanan domba-dombanya. Ia rela berkorban dan berani memberikan nyawanya untuk domba-Nya. Kematian-Nya di salib adalah bukti pengorbanan Sang Gembala.
Yesuslah Gembala yang sejati. Dia bukan orang asing, upahan atau perampok. Yesus memberikan hidup-Nya bagi semua domba, bahkan yang di luar dan tersesat pun dituntun menuju kandang yang sama.
Dia gembala bukan hanya untuk satu kelompok kawanan, tetapi untuk semua yang mau percaya dan mengikuti-Nya.
Keaslian atau kualitas gembala dapat dinilai dari tanggungjawab dan pengorbanannya. Apakah anda mau ikut gembala yang hanya cari untung dan suka memeras umatnya?
Paskah merupakan rangkaian Tri Hari Suci yang dimulai dari Kamis Putih-Jumat Agung dan terakhir Sabtu Vigili.
Paskah indentik dengan Sabtu Vigili, maksud nya ? Tidak mungkin kita mengucapkan selamat Paskah pada kamis putih ataupun jumat agung. Dan biasa nya kita mengucapkan selamat Paskah pada sabtu vigili atau minggu paskah.
Biasanya setelah mengikut ibadat/misa Sabtu Vigili kita saling mengucapkan selamat Paskah. Maka berdasarkan konteks itu Sabtu Vigili identik dengan Paskah.
Apa arti Sabtu Vigili atau apa makna di balik Paskah?
Sabtu Vigili kita merayakan malam sebelum kebangkitan Kristus dari kematian atau Paskah sekaligus merayakan simbol harapan dan terang bagi umat manusia dan sekaligus sebagai pembaharuan janji baptis.
Menurut Alkitab, Yesus Kristus bangkit dari kematian pada hari Minggu pagi, setelah Sabat (Matius 28:1-10, Markus 16:1-8, Lukas 24:1-12, Yohanes 20:1-10).
Mengapa umat Kristiani mengucapkan selamat Paskah, kebangkitan Kristus Yesus dari kematian pada hari Sabtu Vigili padahal Paskah nya hari minggu, apakah ini sah?
Ya, umat Kristiani mengucapkan selamat Paskah pada Sabtu Vigili setelah Ibadah/ Misa sebagai tanda Iman bahwa Yesus akan dan pasti bangkit dari kematian mengalahkan maut jadi tidak usah tunggu hari minggu Paskah. Dan memang Sabtu Vigili tersebut umat Kristiani khusus nya Katolik sedang memperingati malam kebangkitan Kristus sekaligus memperingati kebangkitan Kristus.
Selain itu ucapan selamat Paskah pada Sabtu Vigili adalah bagian dari tradisi dan liturgi gereja untuk memperingati kebangkitan Yesus Kristus.
Apakah Kebangkitan sama dengan Kenaikan Yesus ?
Kalo Yesus mengalami kebangkitan badan, selama bangkit itu Yesus ke Surga kah atau kemana?, kalo ke Surga bukan kan berarti Yesus sudah mengalami kenaikan , lantas apa beda nya dengan kenaikan Yesus yang di rayakan setelah 40 hari di dunia?
Saudara-saudara seiman, pada waktu Yesus mengalami kebangkitan badan dari kematian mengalahkan maut Yesus tidak langsung kembali pangkuan Bapa atau naik ke Surga tetapi Yesus masih berada di dunia , masih berada bersama -sama dengan para murid.
Hal ini bisa kita baca dalam injil :
Yesus Kristus menampakkan diri kepada para murid-Nya di Yerusalem dan Galilea (Matius 28:16-20, Markus 16:7, Lukas 24:13-49).
Yesus Kristus juga menampakkan diri kepada lebih dari 500 orang pada suatu waktu (1 Korintus 15:6).
Mengapa setelah mengalami kebangkitan Yesus tidak kembali ke Surga mengapa Yesus masih berada di dunia?
Adapun maksud Yesus masih berada di dunia dan menampakan diri kepada para murid dan pengikut nya adalah sebagai penegasan atau kesaksian iman bahwa :
Yesus benar-benar bangkit dari kematian
Penegasan janji Kristus bahwa ada kebangkitan setelah kematian, dengan Yesus sendiri sebagai bukti nyata.
Kesaksian bahwa Yesus adalan Mesias dan anak Allah ( Firman yang menjadi manusia )
Kesempatan bagi para Murid untuk mengenal Yesus lebih jauh
Kesempatn juga bagi Yesus untuk memberikan perintah untuk memberitaan injil ( Matius 28 : 19-20 )
Membangun Iman para Murid dan Pengikut nya. Menghilangkan iman mereka yang ragu. (Yohanes 20:24-29).
Menunjukkan bahwa Yesus peduli dengan para murid-Nya dan ingin membangun hubungan yang lebih dekat dengan mereka.
Apakah sama kebangkitan dengan kenaikan Yesus yang akan kita rayakan setelah 40 hari? Silahkan jawab sendiri. ππ
PERTANYAAN REFLEKSI BUAT KITA SEMUA :
Apakah kita peduli kepada Yesus yang lebih dulu peduli kepada kita?
Bila peduli apa yang sudah kita lakukan terkait dengan pemberitaan injil?
Pemberitaan injil tidak hanya koar-koar mewartakan sabda, tapi apakah kita sudah menjadi terang dan garam dunia?
Seberapa sering kita membaca/ mendengarkan dan merenungkan Injil dan mengimplementasikan nya?
Apakah kita sudah menjadi pewarta damai? Mendukung dan sering hadir dalam setiap kegiatan lingkungan dan kegiatan2x lainnya dengan sukarela atau malah menjauh?
Selamat Paskah, selamat semakin peduli pada sesama, peduli pada Yesus yang berbelas kasih.
PREORDAINED, ada yang tahu? Dalam istilah agama sering kita mendengar istilah dalam bahasa inggris *preordained* yang artinya " telah ditentukan sebelumnya " atau " telah ditetapkan sebelumnya ". Kata ini sering digunakan dalam konteks keagamaan, filsafat, atau ilmu pengetahuan untuk menggambarkan bahwa suatu kejadian atau hasil telah ditentukan atau diprediksi sebelumnya oleh kekuatan yang lebih tinggi , yang orang awam menyebutnya kekuatan hukum alam.
Topik pembicaraan terkait *PREORDAINED* ini tidak terlepas atau berkaitan dengan TAKDIR VS NASIB.
Apakah sama antara TAKDIR VS NASIB?
Apa itu Takdir?
Seperti pengertian *PRORDAINED* , Takdir merujuk pada gagasan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup seseorang atau dunia telah ditentukan sebelumnya oleh kekuatan yang lebih tinggi, seperti Tuhan atau kekuatan ilahi lainnya. Mengacuh pada konsep*PREORDAINED* , Takdir sering dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat diubah atau dihindari.
Apa itu Nasib?
Nasib berbeda dengan takdir. Nasib lebih merujuk pada hasil atau akibat dari tindakan dan keputusan yang diambil seseorang dalam hidupnya. Nasib dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal, seperti pilihan pribadi, lingkungan, dan kejadian acak.
Berdasarkan hal tersebut maka kita percaya dan berkeyakinan bahwa Takdir itu ketentuan dari langit , pilihan Tuhan, rancangan kebaikan. Rancangan Tuhan yang tidak bisa kita ubah yang harus kita lakukan adalah jalani saja, menerima dengan lapang dada, bersyukur dan mencari makna dan tujuan hidup.
Sedangkan Nasib itu terkait pilihan Pribadi masing-masing artinya nasib bisa kita ubah tergantung pilihan masing-masing kita. Bila nasib buruk menimpa kita maka harus kita evaluasi ada yang salah dalam kita menjalani hidup, evaluasi diri, mencari solusi dan perbaiki diri dengan kata lain kita senantiasa belajar, belajar untuk memperbaiki diri lebih baik lagi hasil nya nasib baik. Kita tahu malas, selalu menutup diri, merasa lebih pintar, keras kepala tidak suka menerima pendapat orang lain, tidak suka menerima kritik, iri hati, emosional akan memberikan hasil nasib buruk.
Yesus mengalami penderitaan kayu salib apakah Takdir atau Nasib? Berdasarkan pengertian Takdir vs Nasib , saya percaya teman-teman sudah bisa menjawab bahwa PENYALIBAN YESUS ITU adalah TAKDIR, ketentuan Ilahi.
Pertanyaan nya apa maksud dan tujuan hal tersebut bisa terjadi?
Yesus mengalami penderitaan mati di kayu salib tentu memiliki alasan sebab, maksud dan tujuan yaitu demi karya penyelamatan umat manusia yang telah berdosa.
Ingat dosa Adam dan Hawa? karena dosa Adam dan Hawa manusia jatuh dalam dosa, efek nya manusia kehilangan kemuliaan dari Allah, menyebabkan pemisahan antara manusia dan Tuhan, sehingga manusia kehilangan hubungan yang intim dengan Tuhan.
Hal ini menyebabkan manusia memiliki kecenderungan untuk berbuat salah dan dosa. Dan efek Dosa ini juga menyebabkan manusia menjadi rentan terhadap kematian dan penderitaan, baik secara fisik maupun spiritual.
Oleh karena itu supaya manusia bebas dari dosa asal ini maka di butuhkan lah karya penyelamatan oleh manusia yang tidak berdosa yaitu Yesus , Firman Allah yang menjadi manusia yang pantas dalam melaksanakan Karya Penyelamatan tersebut.
Ingat Roma 5:19 :
Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.
Yesus juga manusia sempurna, tapi dia tidak pernah berdosa. Jadi, Dia bisa menjadi ”korban pendamaian bagi dosa kita”.
1 Yohanes 2 : 2 :
Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.
Sehingga menjadi logis dan masuk akal karya penyelamatan dosa asal oleh Yesus melalui penebusan kayu salib.
Sama seperti dosa satu orang, yaitu Adam, menyebabkan semua manusia menjadi berdosa, kematian satu orang, yaitu Yesus, menghapus dosa orang-orang yang beriman kepadanya.
Teman-teman yang di kasihi Tuhan , hari ini kita merayakan JUMAT AGUNG , memperingati kematian Yesus yang secara otomatis memperingati karya penebusan dosa dan tidak hanya itu. Kematian Yesus bukan hanya menghapus dosa, tapi juga membuat orang-orang yang beriman kepadanya bisa hidup selamanya. Alkitab mengatakan, ”Sebagaimana dosa berkuasa sebagai raja bersama kematian, demikian pula kebaikan hati yang tidak selayaknya diperoleh berkuasa sebagai raja melalui keadilbenaran dengan tujuan kehidupan abadi melalui Yesus Kristus, Tuan kita.”
Supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. ( Roma 5:21. )
Memang, sekarang manusia tidak hidup selamanya. Tapi, Allah berjanji bahwa Dia akan memberikan kehidupan abadi bagi orang-orang yang setia kepada-Nya. Dia juga akan membangkitkan orang yang telah meninggal.
Mzm 37:29 : Orang-orang benar akan mewarisi negeri dan tinggal di sana senantiasa.
1kor 15:22 : Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.
Selamat menjalankan Ibadah Jumat Agung, semoga kita semua layak mendapatkan Indulgensi dari Allah yang berbelas kasih..Amen.πππ
Panik, gelisah, kalut, kacau, stres, cemas dan kuatir, itulah reaksi yang seringkali timbul ketika kita berada dalam masalah yang berat.
Kemudian kita berusaha sekuat tenaga agar bisa terlepas dari masalah yang ada dengan secepat mungkin.
Firman TUHAN mengingatkan kita bahwa ada saat-saat tertentu kita perlu berdiam diri dan menenangkan diri, sebab bila kita tidak tenang dan hati terus bergelora saat masalah datang, maka sulit bagi kita untuk membuat tindakan yang tepat, karena pikiran kita sedang galau.
Berdiam diri artinya tenang, tidak mengadakan reaksi-reaksi keras. Sikap tenang ini sangat diperlukan untuk mencapai tujuan dan doa kita kepada TUHAN.
Kita harus percaya bahwa TUHAN pasti memberikan pertolongan tepat pada waktunya, karena itu ia memerintahkan jiwanya untuk kembali tenang.
Seberat apa pun masalah yang kita alami saat ini, hendaklah kita tetap tenang, supaya kita dapat berdoa.
Tenang mencerminkan suatu kemantapan hati dan keyakinan bahwa TUHAN pasti sanggup melakukan segala perkara bagi kita!
Mazmur 42:5
Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!
Salam semangat pagi selalu sehat ceria..berkah dalem ππ
Mari kita bahas dampak Reformasi Protestan yang diprakarsai oleh Martin Luther, dengan fokus pada keputusannya untuk menghapus kitab-kitab tertentu dari Alkitab. Untuk memahami lebih dalam, kita akan mengelaborasi berbagai aspek yang dibahas dalam dokumen ini, termasuk motif teologis, konteks sejarah, konsekuensi jangka panjang, serta implikasi terhadap pemahaman Alkitab dalam dunia Kristen saat ini.
1. Martin Luther dan Reformasi Protestan
Reformasi Protestan bukan hanya sebuah peristiwa keagamaan, tetapi juga revolusi teologis dan sosial yang mengubah tatanan Eropa abad ke-16. Martin Luther, seorang biarawan Agustinian dan teolog, memulai gerakan ini dengan menerbitkan 95 Tesis pada 31 Oktober 1517, yang mengkritik praktik penjualan indulgensi oleh Gereja Katolik.
Lebih dari sekadar protes terhadap korupsi gerejawi, Reformasi ini berkembang menjadi pertanyaan fundamental tentang otoritas Gereja dan Alkitab. Luther menolak konsep otoritas magisterium Gereja dan menekankan prinsip Sola Scriptura, yakni bahwa Alkitab saja menjadi sumber utama doktrin Kristen. Prinsip ini kelak menjadi dasar dari keputusannya untuk menyusun ulang kanon Alkitab.
2. Penghapusan Kitab dari Alkitab
Salah satu langkah kontroversial Luther adalah menghapus beberapa kitab dari Alkitab yang selama lebih dari seribu tahun diterima dalam tradisi Kekristenan. Kitab-kitab yang dihapus adalah:
A. Kitab-kitab Perjanjian Lama yang Dihapus:
Tobit
Yudit
Kebijaksanaan (Kitab Hikmat Salomo)
Sirakh (Ecclesiasticus)
Barukh
1 Makabe
2 Makabe
Bagian dari Daniel dan Ester
Kitab-kitab ini termasuk dalam Deuterokanonika (atau disebut Apokrif oleh Protestan), yang terdapat dalam Septuaginta, yaitu versi Yunani dari Perjanjian Lama yang digunakan oleh komunitas Yahudi di luar Palestina, termasuk pada zaman Yesus dan para rasul.
Luther memilih mengikuti kanon Yahudi yang ditetapkan oleh rabi-rabi Yahudi pasca penghancuran Bait Allah (sekitar tahun 90 M), yang tidak memasukkan kitab-kitab tersebut. Keputusan ini menimbulkan perdebatan besar karena:
Yesus dan para Rasul mengutip dari Septuaginta, bukan dari kanon Ibrani yang lebih sempit.
Para Bapa Gereja awal, seperti St. Agustinus dan St. Hieronimus, mengakui kitab-kitab ini sebagai bagian dari Kitab Suci.
Konsili-konsili awal Gereja (Hippo, 393 M dan Kartago, 397 M) telah menetapkan kanon yang mencakup kitab-kitab tersebut.
B. Kitab-kitab Perjanjian Baru yang Dipertanyakan Luther
Selain Perjanjian Lama, Luther juga mempertanyakan beberapa kitab dalam Perjanjian Baru, meskipun akhirnya tidak menghapusnya:
1. Yakobus (karena mengajarkan bahwa "iman tanpa perbuatan adalah mati", bertentangan dengan Sola Fide).
2. Ibrani (karena mendukung konsep persembahan korban).
3. Wahyu (karena sulit dipahami dan penuh simbolisme).
Keputusannya untuk mempertanyakan kitab-kitab ini menunjukkan bahwa perubahan kanon yang dilakukan Luther tidak semata berdasarkan kriteria historis, tetapi juga berdasarkan preferensi teologis pribadinya.
3. Motivasi Teologis Luther
Keputusan Luther menghapus kitab-kitab tertentu didasarkan pada beberapa alasan utama:
A. Sola Scriptura dan Kanon Ibrani
Luther menekankan bahwa hanya Alkitab yang menjadi otoritas dalam iman Kristen. Ia berargumen bahwa karena orang Yahudi tidak mengakui kitab-kitab Deuterokanonika, maka kitab-kitab itu tidak seharusnya dianggap sebagai Firman Tuhan.
Namun, argumen ini problematis karena:
Kanon Yahudi tidak bersifat tetap pada zaman Yesus dan baru dibakukan oleh rabi-rabi Yahudi setelah Kekristenan mulai berkembang.
Yesus dan para Rasul sering mengutip dari Septuaginta, yang mencakup kitab-kitab tersebut.
B. Sola Fide dan Soteriologi Protestan
Luther sangat menentang doktrin Katolik tentang purgatorium, doa untuk orang mati, dan keselamatan melalui perbuatan. Kitab-kitab yang dihapusnya mengandung ajaran-ajaran yang mendukung konsep-konsep ini, misalnya:
2 Makabe 12:46 → mendukung doa untuk orang mati dan purgatorium.
Tobit 12:9 → mengajarkan bahwa sedekah dapat menghapus dosa.
Yakobus 2:26 → "iman tanpa perbuatan adalah mati."
Dengan menghapus kitab-kitab ini, Luther berupaya membangun argumen yang lebih kuat untuk mendukung doktrin Sola Fide (keselamatan hanya melalui iman, tanpa perbuatan).
4. Dampak Perubahan Luther terhadap Kekristenan
Keputusan Luther mengubah kanon Alkitab berdampak besar dalam sejarah Kekristenan:
A. Perbedaan Alkitab Katolik dan Protestan
Alkitab Katolik tetap mempertahankan kitab-kitab Deuterokanonika, sedangkan Alkitab Protestan tidak memilikinya.
Hal ini menyebabkan perbedaan doktrinal yang signifikan antara Katolik dan Protestan.
B. Fragmentasi Kekristenan
Sebelum Reformasi, Kekristenan meskipun memiliki berbagai perbedaan teologis, masih bersatu dalam satu Gereja universal. Reformasi menciptakan berbagai denominasi Protestan, yang terus berkembang hingga kini menjadi lebih dari 45.000 denominasi.
C. Perubahan Cara Memahami Alkitab
Luther membuka pintu bagi pendekatan subjektif dalam menentukan kanon dan interpretasi Alkitab.
Reformasi menciptakan pluralitas dalam tafsir Alkitab, sehingga tidak ada otoritas tunggal yang diakui dalam Protestan.
5. Pertanyaan Kritis: Apakah Luther Memulihkan atau Mengubah Alkitab?
Pertanyaan fundamental yang muncul dari analisis ini adalah: Apakah Luther benar-benar memulihkan Alkitab ke bentuk aslinya ataukah ia mengubahnya sesuai dengan teologi pribadinya?
Argumen yang Mendukung Luther
Luther menghapus kitab-kitab yang tidak ditemukan dalam kanon Ibrani, sehingga "mengembalikan" Alkitab ke bentuk awalnya.
Ia ingin menyingkirkan pengaruh tradisi Gereja dan kembali ke otoritas Alkitab saja.
Argumen yang Mengkritik Luther
Yesus dan para Rasul mengutip dari Septuaginta, yang mencakup kitab-kitab yang dihapus Luther.
Para Bapa Gereja awal mengakui kitab-kitab tersebut sebagai bagian dari Kitab Suci.
Konsili Gereja pada abad ke-4 telah menetapkan kanon yang mencakup kitab-kitab Deuterokanonika.
Jika Luther memiliki otoritas untuk menghapus kitab-kitab dari Alkitab, maka pertanyaannya adalah: Siapa yang memiliki otoritas untuk menentukan kanon Alkitab? Gereja universal atau individu tertentu seperti Luther?
Kesimpulan
Keputusan Luther untuk menghapus kitab-kitab tertentu dari Alkitab bukan hanya masalah akademik, tetapi memiliki dampak besar terhadap sejarah dan teologi Kristen. Apakah tindakan ini benar-benar pemulihan Alkitab atau distorsi teologis masih menjadi perdebatan hingga saat ini.
Pertanyaan terbesar yang harus direnungkan adalah: Apakah kita membaca Alkitab dalam bentuk yang diwariskan oleh Gereja kuno, atau dalam versi yang telah diubah oleh Luther sesuai dengan keyakinannya sendiri?