INDULGENSI UNTUK ARWAH
MANA DASAR KITAB SUCINYA???
(RD Josep Susanto)
Akhir-akhir ini sedang ramai di Media Sosial tentang Indulgensi Bagi Arwah Orang Beriman, yang diperpanjang oleh Paus Fransiskus menjadi 1-8 November 2015 dalam rangka Tahun Kerahiman Ilahi.
Seperti biasa beberapa sahabat menanyakan DASAR KITAB SUCI nya apa untuk mendoakan orang yang telah meninggal, bukti dalam Kitab Sucinya apa untuk Indulgensi tersebut.
Yuk kita bahas satu-satu, sbg masukan pengertian tentang iman katolik.
(Bukan untuk perdebatan)
Dimulai dari, apa itu INDULGENSI.
Indulgensi berasal dari bahasa Latin artinya penghapusan suatu kesalahan (dosa).
Apa/siapa sumber INDULGENSI itu?
Tidak lain tidak bukan adalah Yesus (Allah sendiri) yang mempunyai kuasa mengampuni dosa.
Markus 2:10 "Supaya kamu tahu bahwa di dunia ini Anak Manusia (Yesus) berkuasa mengampuni dosa."
Kok sekarang Paus atau Gereja yang menawarkan Indulgensi, memangnya Paus atau Gereja itu Allah?
Yesus Kristus memberikan kuasa mengampuni dosa kepada Para RasulNya (GerejaNya).
Lihat Yoh 20:23
"Jikalau kamu ( para rasul )mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada."
Kuasa Indulgensi ini dipelihara dan diteruskan oleh para rasul dalam Gereja sampai sekarang melalui "orang-orang tertahbis" yaitu Para Imam.
Para imam, dari Rahmat Tahbisannya dari Gereja, bertindak sebagai perpanjangan tangan / wakil Allah di dunia, memiliki kuasa untuk memberikan rahmat pengampunan kepada orang yang mau bertobat.
Lalu kok pengampunan dosa dikaitkan dengan orang yang meninggal, alasannya apa?
Pertama, Gereja adalah persekutuan umat beriman yang masih hidup di dunia DAN JUGA umat beriman yang masih di api penyucian dan yang sudah ada di surga.
(Ingat lah.. sebelum kita menyanyikan lagu Kudus, imam berkata: "bersama seluruh laskar surgawi, dan semua orang kudus, kami mengumandang kan nyanyian kemuliaanMu dengan tak henti-hentinya bernyanyi". Di lagu Kharismatik juga ada: "bersama malaikat di surga, nyanyikan kidung pujian...").
Kedua, Kalau orang yang berdosa masih hidup, Gereja masih bisa mengingatkan, menegur dan menasehati mereka untuk bertobat. Mereka masih bisa datang sendiri untuk menerima Sakramen Pengakuan Dosa kepada Imam.
Nah, orang berdosa yang sudah meninggal yang masih di Api Penyucian bagaimana?
Sederhananya, api penyucian adalah suatu fase di mana orang yang meninggal membersihkan diri dari segala dosa selama di dunia (karena belum sempat atau pun belum sempurna bertobat selama di dunia), sebelum mengalami kesatuan dengan Allah, Sang Maha Kudus di dalam KerajaanNya yang abadi di surga.
Terus, apakah mereka membutuhkan bantuan kita yang masih hidup? Dasar Kitab Sucinya apa.
Di sini letak PERBEDAAN pemahaman dengan saudara2 kita Kristen lainnya. Karena mereka tidak mengakui kitab2 Deuterokanonika yang mana di dalamnya terdapat Kitab Makabe.
Bagi Gereja Katolik, Kitab2 Deutero ini adalah MASIH BAGIAN dari karya keselamatan Allah, menjadi TITIK SAMBUNG antara Sejarah orang Israel sebelum pembuangan, setelah pembuangan, masa kekuasaan Persia-Yunani abad 2 SM, sampai kekuasaan Romawi (jaman Yesus).
Tentang mengapa Luther dan pengikutnya menolak kitab2 Deuterokanonika akan dibahas lain kali, supaya fokus.
Coba baca 2 Makabe 12:38-45.
39. Pada hari berikutnya waktu hal itu menjadi perlu pergilah anak buah Yudas Makabe untuk membawa pulang jenazah orang-orang yang gugur dengan maksud untuk bersama dengan kaum kerabat mereka mengebumikan jenazah-jenazah itu di pekuburan nenek moyang.
42. Merekapun lalu mohon dan minta, semoga dosa yang telah dilakukan itu dihapus semuanya.
43. Kemudian dikumpulkannya uang di tengah-tengah pasukan. Lebih kurang dua ribu dirham perak dikirimkannya ke Yerusalem untuk mempersembahkan KORBAN PENGHAPUS DOSA. Ini sungguh suatu perbuatan yang sangat baik dan tepat, oleh karena Yudas memikirkan kebangkitan.
44. Sebab jika tidak menaruh harapan bahwa orang-orang yang gugur itu akan BANGKIT, niscaya percuma dan hampalah mendoakan orang-orang mati.
45. Lagipula Yudas ingat bahwa tersedialah pahala yang amat indah bagi sekalian orang yang meninggal dengan saleh. Ini sungguh suatu pikiran yang mursid dan saleh. Dari sebab itu maka disuruhnyalah mengadakan korban penebus salah untuk semua orang yang sudah mati itu, supaya mereka dilepaskan dari dosa mereka.
Semangat dari kesalehan mendoakan arwah adalah IMAN AKAN KEBANGKITAN.
Doa-doa kita yang masih di dunia ini adalah bentuk solidaritas, dukungan, perhatian, kepada sanak saudara yang masih membutuhkan doa-doa kita.
Kita saja yang hidup masih membutuhkan doa dan dukungan dari sesama kita bukan? Apalagi mereka yang sudah meninggal....
Dikutip ulang oleh Michael Thang
Salam Rahmat Tuhan sertamu selalu