Kamis, 02 November 2017

DOA ARWAH, MOHON PENGAMPUNAN.

INDULGENSI UNTUK ARWAH

MANA DASAR KITAB SUCINYA???

(RD Josep Susanto)

Akhir-akhir ini sedang ramai di Media Sosial tentang Indulgensi Bagi Arwah Orang Beriman, yang diperpanjang oleh Paus Fransiskus menjadi 1-8 November 2015 dalam rangka Tahun Kerahiman Ilahi.

Seperti biasa beberapa sahabat menanyakan DASAR KITAB SUCI nya apa untuk mendoakan orang yang telah meninggal, bukti dalam Kitab Sucinya apa untuk Indulgensi tersebut.

Yuk kita bahas satu-satu, sbg masukan pengertian tentang iman katolik.

(Bukan untuk perdebatan)

Dimulai dari, apa itu INDULGENSI.

Indulgensi berasal dari bahasa Latin artinya penghapusan suatu kesalahan (dosa).

Apa/siapa sumber INDULGENSI itu?

Tidak lain tidak bukan adalah Yesus (Allah sendiri) yang mempunyai kuasa mengampuni dosa.

Markus 2:10 "Supaya kamu tahu bahwa di dunia ini Anak Manusia (Yesus) berkuasa mengampuni dosa."

Kok sekarang Paus atau Gereja yang menawarkan Indulgensi, memangnya Paus atau Gereja itu Allah?

Yesus Kristus memberikan kuasa mengampuni dosa kepada Para RasulNya (GerejaNya).

Lihat Yoh 20:23

"Jikalau kamu ( para rasul )mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada."

Kuasa Indulgensi ini dipelihara dan diteruskan oleh para rasul dalam Gereja sampai sekarang melalui "orang-orang tertahbis" yaitu Para Imam.

Para imam, dari Rahmat Tahbisannya dari Gereja, bertindak sebagai perpanjangan tangan / wakil Allah di dunia, memiliki kuasa untuk memberikan rahmat pengampunan kepada orang yang mau bertobat.

Lalu kok pengampunan dosa dikaitkan dengan orang yang meninggal, alasannya apa?

Pertama, Gereja adalah persekutuan umat beriman yang masih hidup di dunia DAN JUGA umat beriman yang masih di api penyucian dan yang sudah ada di surga.

(Ingat lah.. sebelum kita menyanyikan lagu Kudus, imam berkata: "bersama seluruh laskar surgawi, dan semua orang kudus, kami mengumandang kan nyanyian kemuliaanMu dengan tak henti-hentinya bernyanyi". Di lagu Kharismatik juga ada: "bersama malaikat di surga, nyanyikan kidung pujian...").

Kedua, Kalau orang yang berdosa masih hidup, Gereja masih bisa mengingatkan, menegur dan menasehati mereka untuk bertobat. Mereka masih bisa datang sendiri untuk menerima Sakramen Pengakuan Dosa kepada Imam.

Nah, orang berdosa yang sudah meninggal yang masih di Api Penyucian bagaimana?

Sederhananya, api penyucian adalah suatu fase di mana orang yang meninggal membersihkan diri dari segala dosa selama di dunia (karena belum sempat atau pun belum sempurna bertobat selama di dunia), sebelum mengalami kesatuan dengan Allah, Sang Maha Kudus di dalam KerajaanNya yang abadi di surga.

Terus, apakah mereka membutuhkan bantuan kita yang masih hidup? Dasar Kitab Sucinya apa.

Di sini letak PERBEDAAN pemahaman dengan saudara2 kita Kristen lainnya. Karena mereka tidak mengakui kitab2 Deuterokanonika yang mana di dalamnya terdapat Kitab Makabe.

Bagi Gereja Katolik, Kitab2 Deutero ini adalah MASIH BAGIAN dari karya keselamatan Allah, menjadi TITIK SAMBUNG antara Sejarah orang Israel sebelum pembuangan, setelah pembuangan, masa kekuasaan Persia-Yunani abad 2 SM, sampai kekuasaan Romawi (jaman Yesus).

Tentang mengapa Luther dan pengikutnya menolak kitab2 Deuterokanonika akan dibahas lain kali, supaya fokus.

Coba baca 2 Makabe 12:38-45.
39. Pada hari berikutnya waktu hal itu menjadi perlu pergilah anak buah Yudas Makabe untuk membawa pulang jenazah orang-orang yang gugur dengan maksud untuk bersama dengan kaum kerabat mereka mengebumikan jenazah-jenazah itu di pekuburan nenek moyang.

42. Merekapun lalu mohon dan minta, semoga dosa yang telah dilakukan itu dihapus semuanya.

43. Kemudian dikumpulkannya uang di tengah-tengah pasukan. Lebih kurang dua ribu dirham perak dikirimkannya ke Yerusalem untuk mempersembahkan KORBAN PENGHAPUS DOSA. Ini sungguh suatu perbuatan yang sangat baik dan tepat, oleh karena Yudas memikirkan kebangkitan.

44. Sebab jika tidak menaruh harapan bahwa orang-orang yang gugur itu akan BANGKIT, niscaya percuma dan hampalah mendoakan orang-orang mati.

45. Lagipula Yudas ingat bahwa tersedialah pahala yang amat indah bagi sekalian orang yang meninggal dengan saleh. Ini sungguh suatu pikiran yang mursid dan saleh. Dari sebab itu maka disuruhnyalah mengadakan korban penebus salah untuk semua orang yang sudah mati itu, supaya mereka dilepaskan dari dosa mereka.

Semangat dari kesalehan mendoakan arwah adalah IMAN AKAN KEBANGKITAN.

Doa-doa kita yang masih di dunia ini adalah bentuk solidaritas, dukungan, perhatian, kepada sanak saudara yang masih membutuhkan doa-doa kita.

Kita saja yang hidup masih membutuhkan doa dan dukungan dari sesama kita bukan? Apalagi mereka yang sudah meninggal....


Dikutip ulang oleh Michael Thang

Salam Rahmat Tuhan sertamu selalu


Minggu, 29 Oktober 2017

ARTIKEL

ARTIKEL

> Seminar Kesehatan Mental, Regina Caeli 4-5'2024
Bahagia lah saat ini juga. Bisa?
> Bagaimana hidup menurut kehendak Tuhan dalam kesulitan hidup ? 
Doa Arwah, mohon pengampunan
Empat Kebenaran Pokok Injil 
> Evangelisasi Oikos, Apa itu ?
> Evangelisasi, Pewartaan, Penginjilan
> Apakah Yesus itu Allah ?
> Tiap Langkah ku diatur oleh Tuhan
> Penggunaan istilah ALLAH dalam alkitab
> Peranan Roh Kudus dalam kehidupan 
> Penyakit " IDC "
> Pendaftaran KPKS 2019
> Hidup menjadi lebih berarti

NEWS UPDATE

> SEMINAR " PERJUANGAN IMAN " 14-4-2018

> DEI VERBUM ( Silahkan download )

> Tahun Ajaran Baru 2018: Kursus Pendidikan Kitab Suci

AGENDA

1. Pendaftaran KPKS 2018 tahun ajaran baru.
2. Pembukaan KPKS Angkatan 5 dan Seminar, Misa Konselebrasi 4-8-2019

Senin, 08 Mei 2017

KURSUS PENDIDIKAN KITAB SUCI 2017

Kursus Pendidikan Kitab Suci yang di singkat KPKS adalah program intensif selama 3 tahun. Sebelum bisa  mengikuti Program KPKS tersebut setiap calon peserta harus mengikuti serangkaian test.

Mengenai Persyaratan, Lokasi dan Biaya silahkan buka  link berikut ini :

http://kpkstangerang.blogspot.co.id/2017/04/pendaftaran-peserta-baru-20172018-kpks.html





Minggu, 24 Juli 2016

APAKAH YESUS PERNAH MENGAKU SEBAGAI ALLAH?

Dalam kesempatan pergaulan dengan beberapa teman yang belum mengenal Yesus, seringkali saya menemukan pertanyaan dan pertanyaan itu tentu membutuhkan jawaban, kita tidak bisa menghindar dengan alasan tidak mau berdebat, karena sikap dan jawaban kita menentukan sesungguhnya pribadi kita apakah agama Kristen yang kita anut hanya formalitas saja, pergi ke Gereja hanya rutinitas saja, atau cuma ucapan di mulut saja bahwa kita murid Yesus dan tidak perlu mengenal Yesus lebih jauh.

Jika demikia percayalah bahwa Iman Kristen yang kita anut sangat lemah, tidak memiliki pijakan yang kuat dan memiliki peluang untuk hijrah ke agama lain.

Salah satu pertanyaan favorite yang sering diajukan adalah Apakah dalam Injil  Yesus pernah mengaku diri sbg Allah? 
Pertanyaan tersebut diajukan karena menurut pengamatan mereka yang bertanya Yesus tidak pernah mengaku diri sebagai Allah yang patut disembah. Kenyataan menurut mereka dalam injil banyak tertuls  Yesus tak lain hanya manusia biasa dan sebagai Nabi sama halnya seperti nabi lain, dan beberapa pengakuan yang menunjukan bahwa Yesus  bukan Allah. 

Ingat ketika Yesus mngalami  penderitaan di atas kayu salib "Allahku mngapa Engkau meninggakan Aku ". Dan masih banyak lagi pengakuan bahwa Yesus bukan Allah. 

Apakah hal tersebut benar? Mari kita bahas satu persatu. Marilah kita mengenal Yesus lebih dekat dengan mohon penyertaan Roh Kudus karena tanpa Roh Kudus tidak ada yang bisa tersingkap dan sulit dimengerti, maka untuk mengenal Yesus membutuhkan kesadaran tingkat tinggi dan logika akal budimu. Ingat injil Markus 12 : 30 " Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu."

Mengenal siapa Yesus maka ada 2 hal yang melekat pada diri Yesus : yang pertama Yesus sebagai manusia, dan yang ke-dua Yesus sebagai ALLAH. Untuk membedakan Yesus sebagai siapa menggunakan parameter " kontekstual " Yaitu tergantung konteksnya apa,  lepaskan keimanan yg membabi buta " Pokoke Yesus Tuhan titik " yuk gunakan akal budimu  . 

Mengenal Yesus secara kontekstual? 
Cth. Ketika guru berkata kepada para murid, dengan menyebut " anak-anak datanglah tepat waktu", penyebutan anak-anak apakah menunjukan bahwa para murid adalah anak dari guru tsbt? atau kalo para murid memanggil bapak/ibu atau para putra Altar memanggil papi-mami , apakah ini berarti para guru adalah bapak dan ibu nya si murid tentu tidak bukan. 
semua tergantung konteks. Maka menurut saya ketika membahas Yesus maka kita harus melihat konteksnya Yesus sebagai siapa,  apkh sebagai manusia atau sebagai Allah. Itulah rencana Allah yg Mahabesar, dan Misteri Allah.  

Pembahasan pada tulisan ini lebih menekankan Yesus sebagai Allah karena Yesus sebagai manusia sudah banyak pembahasannya dan konteks pertanyaan adalah Apakah Yesus pernah menyatakan diri sebagai ALLAH?

Bukti dan Pernyataan dalam injil yang menyatakan Yesus adalah Allah.

1. Pengampunan dosa adalah otoritas tertinggi Allah.     

Tdk ada seorang manusia, ahli taurat, nabi manapun atas   nama sendiri yang mampu mengampuni dosa. 

Dalam Markus 2:6 disitu Yesus dengan tegas menyatakan bahwa dosa orang lumpuh sudah diampuni. 
Kita tahu dalam agama Yahudi, yg bisa mengampuni dosa adalah Allah sendiri. 

Dalam Markus 2:7 dikatakan  "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" 
Pertanyaan orang Yahudi mnjadi bahan refleksi apakah mungkin manusia biasa bisa mengampuni dosa? Kalo Yesus bisa mengampuni dosa maka Yesus tentu sebagai Allah.

2. Satu kesatuan dengan Allah, menandakan apa?
Dalam Yoh. 10:30 dikatakan " Aku dan Bapa adalah satu." Pernyataan Yesus tersebut sungguh berani karena pernyataan tersebut berarti penghujatan terhadap Allah dengan resiko dilempari batu. 


Dalam Yoh 10:32-33, Yesus bertanya kepada orang Yahudi mengapa melempari dengan batu? Dan orang Yahudi menjawab karena mempersamakan diri Yesus dengan Allah.
Lihat bagaimana orang Yahudi bereaksi keras terhadap Yesus, mereka menyaksikan dengan sendiri bahwa Yesus mempersamakan diri dengan Allah.

3. Yesus adalah jalan kebenaran.
Setiap orang yg beragama pastilah mau menghadap dan rindu untuk bertemu dengan Allah yang adalah jalan keselamatan karena dosa maka sulit sekali untuk bertemu dengan Allah yg berkilau/ identik dengan cahaya terang dengan sebutan MAHA.. untuk bertemu dengan Allah harus ada jalan yg benar, dan Yesus menampilkan diri dgn pengakuan diri sebagai jalan yg benar,