Tampilkan postingan dengan label Teologi Katolik Part 13. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teologi Katolik Part 13. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 02 November 2019

TEOLOGI KATOLIK PART 14

III.1.1.3  Pemeliharaan Allah/ Providensi Allah

Secara etimologis, kata bahasa Yunani pronoia berarti pengetahuan awal atau kata bahasa Latin providentia yang berarti tindakan kemurahan Allah menyediakan segala sesuatu yang diperlukan ciptaanNya. Menurut Agustinus, Allah memelihara dan memerintahkan segala sesuatu dalam alam semesta berdasarkan kehendakNya yang berdaulat, bijaksana dan maksud baik.

Pemeliharaan Allah atau providensi Allah berarti aktivitas Allah (Pencipta) yang terus menerus oleh rahmatNya dan kebaikanNya yang melimpah menegakkan ciptaanNya dalam keadaan teratur, memimpin dan memerintahkan segala sesuatu kepada tujuan yang telah ditetapkan demi kemuliaanNya. Keterlibatan Allah secara terus menerus dengan semua ciptaanNya sedemikian rupa sehingga Allah selalu menjaga keberadaan ciptaan dan memelihara semua sifat-sifat yang dimiliki mereka sebagaimana Allah menciptakan mereka dan juga bekerja sama dengan semua ciptaanNya dalam setiap tindakkan dan menuntun serta mengarahkan semua sifat-sifat yang dimiliki mereka itu sebagaimana seharusnya, dan mengarahkan mereka untuk memenuhi semua kehendakNya.


III.1.1.4  Manusia Jatuh ke dalam Dosa

Walaupun manusia adalah partner Allah, namun ia tetaplah ciptaan, dan bukan Pencipta. Kebebasan yang telah diberikan Allah kepada manusia demi perealisasian diri itu disalahgunakan oleh manusia dengan memilih melawan Allah. Manusia menolak untuk menunaikan tugasnya sebagai partner Allah. Perbuatan seperti inilah yang disebut DOSA. Dosa ialah perbuatan manusia yang melawan Allah dan melawan hukum Allah. Perbuatan inilah yang dikisahkan dalam Perjanjian Lama (Kej 3), yaitu tentang jatuhnya manusia ke dalam dosa.

Berdasarkan Kej 3 dan Rm 5 : 12- 21, Gereja mengajarkan bahwa setiap manusia lahir dalam keadaan dosa, keadaan terpisah dengan Tuhan. Keadaan ini disebut DOSA ASAL, dan kekhususan dosa asal ialah bahwa keadaan itu tidak berdasarkan kesalahan sendiri , tetapi karena lahir dalam keadaan konkret umat manusia yang berupa keadaan dosa. Dosa asal atau dosa warisan memang berarti bahwa ada hubungan antara semua orang dalam dosa dan dalam maut, tetapi Kitab Suci tidak menerangkan bagaimana dosa manusia pertama telah “berpindah” kepada semua orang. Teologi modern menerangkan kesatuan dalam dosa itu bukan secara biologis (melalui proses pembiakan), bukan pula hanya secara psikologis atau sosiologis saja (pengaruh manusia yang satu terhadap yang lain atau pun pengaruh lingkungan), melainkan secara teologis, yakni berdasarkan kesatuan semua orang dalam rencana keselamatan.

Rabu Nopember  pertama kita akan melanjutkan pada bagian 3. 1. 2.


TEOLOGI KATOLIK PART 1-13









Rabu, 30 Oktober 2019

Teologi Katolik Part 13


III.1.1.1 Hakekat Allah 

III.1.1.2  Penciptaan

Orang Kristen percaya akan Doktrin Penciptaan (Teori Kreasi) berdasarkan pada kesaksian Alkitab (Kej 1). Pengetahuan tentang penciptaan tidak mungkin diperoleh dari pemikiran manusia, karena manusia sendiri adalah hasil ciptaan itu. Oleh karena itu kalau bukan Allah sendiri yang menyatakannya (sebagai Pencipta) maka tidak mungkin manusia dapat mengetahuinya.

Penciptaan adalah tindakan bebas Allah di mana Allah menghasilkan dunia dan semua yang ada di dalamnya (baik materi maupun spiritual). Ia menciptakan untuk tujuan yang baik yaitu sebagai pernyataan akan kemuliaan, kekuasaan, kebijaksanaan dan kebaikanNya.

Dalam sejarah, terdapat doktrin atau ajaran tentang penciptaan, seperti :

a.   Gereja mula-mula percaya akan penciptaan sebagai tindakan bebas Allah dan juga ex-nihilo (diciptakan tanpa bahan). Ajaran ini sangat penting pada masa itu, karena untuk melawan ajaran Gnostik yang percaya bahwa materi adalah sesuatu yang jahat. Namun demikian ada perbedaan pendapat tentang sekitar istilah 'hari'; apakah sebagai arti literal atau suatu periode tertentu atau satu waktu tunggal yang tidak terbagi.

b.   Augustinus : Dari kekekalan penciptaan ada dalam kehendak Allah. Tidak ada waktu sebelum penciptaan, karena dunia dijadikan dengan waktu (bukan dalam waktu). Penciptaan adalah tanpa bahan (ex-nihilo). Hari- hari dalam penciptaan adalah sebuah momen waktu untuk memberikan kelengkapan pada keterbatasan intelegensi manusia.

c.   Pada masa Reformasi konsep ex-nihilo dipertahankan dengan kuat, karena :

    -  suatu tindakan bebas Allah

    - diciptakan dalam waktu 6 hari dalam arti  harafiah

d.  Sesudah Reformasi pengaruh ilmu pengetahuan dan konsep modern melahirkan kompromi teologi dengan menganggap bahwa cerita Kej 1 hanyalah cerita mitos/ alegoris. Ada jangka waktu putus sesudah Kej 1:1-2 dengan ayat- ayat selanjutnya. Dan satu hari adalah waktu yang lama sekali yaitu jutaan tahun.
Meskipun banyak ahli yang memperdebatkan tentang Kisah Penciptaan berdasarkan Kej. 1, namun sesungguhnya terdapat bukti alkitab dan adanya dasar teologis yang berkaitan dengan penciptaan, yaitu :

    a. Tindakan Allah Tritunggal keluar dari  Bapa, melalui Putra, di dalam Roh Kudus
        ( 1Yoh 1:30 Kej 1:2;  Yes 40:12-13 )

    b. Tindakan bebas Allah yang menunjukkan akan kedaulatanNya bukan merupakan suatu
        kebutuhan, karena Allah sempurna adanya dan tidak tergantung pada apapun. Dan
        juga Allah tidak menciptakan alam semesta dari diriNya sendiri. Keberadaan alam
        semesta bukanlah perluasan dari keberadaan Allah, karena alam semesta adalah bebas,
        di luar Allah (Ef 1:11; Why 4:11; Ayb 22:2-3; Kis 17:25 )

    c. Tindakan temporal Allah Kej 1:1 "Pada mulanya...." Waktu diciptakan, sebelum
        itu tidak ada waktu. Dunia diciptakan dengan waktu, dan memang mempunyai
        permulaan (Mzm 90:2; 102:26 ).

Teologi Katolik Part 1- 13 "

BW