Sabtu, 21 Desember 2019

Happy a nice weekend...have a wonderfull day..

Happy nice weekend!!!

" Horee...it's family time..selamat berkumpul bersama keluarga...bergembira lah..saat bergembira endorphin..vitamin tubuh dilepaskan " 



Keep in touch my friends...

MT

Minggu, 15 Desember 2019

Happy Monday...Berbuatlah sesuatu untuk kebaikan, jangan menanti berbuat baik..

TIJN SANG MALAIKAT KECIL ❤💕

Tijn Kolsteren, seorang anak Belanda (umur 5 tahun) pada tahun 2016 lalu, merasa tdk enak badan dan mual. Suhu badannya naik mencapai 41 derajat.

Setelah ke dokter dan RS, Tijn divonis menderita kanker ganas di otaknya. Dokter mengatakan bahwa kemo bisa dilakukan untuk memperpanjang usianya 1 atau 2 tahun.

Orang tua Tijn tentu saja merasa sedih. Si pasien sendiri tetap saja cerah ceria.

Pada saat kemo yg pertama di RS, Tijn bertanya kepada dokter, "Apakah banyak anak yg menderita spt saya dok?"

"Iya... "kata dokter. Di seluruh dunia ada saja anak2 kecil yg menderita spt dia, tetapi tdk semua anak bisa ke dokter.

"?????".. tanda tanya muncul di benaknya.

Dokter menjelaskan, bahwa tidak setiap anak mempunyai orang tua kaya. Di negara2 miskin banyak dari mereka yg menderita menunggu kematiannya.

Setiba di rumah, Tijn bilang kpd ortunya:
"Papa, saya harus bekerja mencari uang untuk membantu anak anak yg sakit kanker otak."

Papa Tijn tertawa terharu dan tidak menggubris ucapannya.

Besoknya, Tijn ke sekolah ijin kepada ibunya ke sekolah dgn membawa kuteks (cat kuku mamanya.)

Di kelas dia berusaha mencari dana dgn cara mengecat ke-10 jari teman2 dgn upah € 1 ( = Rp 15.000).

Hasilnya dimasukan ke kotak roti yg besar. Semua dananya akan disumbangkan utk anak anak yang tidak mampu yg menderita kanker otak.

Ternyata teman temannya menyukai aksi ini. Besoknya, murid murid kelas lain pun minta dicat kuku2 jari tangan mereka.

Singkat cerita, usahanya mengumpulkan dana makin populer. Orang tua Tijn menjadi terharu.

Suatu hari, orang tua Tijn membuatkan rumah kaca di depan rumahnya (karena semakin banyak yang datang ke rumah kecil mereka). Di rumah kaca ini, sepulang sekolah Tijn melakukan pengecatan kuku dengan kuteks.

TV terkenal di Belanda mendengar aksi ini dan mendokumentasikannya.

Sejak itu, datanglah orang2 dari berbagai kota juga para selebritis untuk menyumbang uang Donasi.

Tetapi jangan lupa.. Tijn baru berusia 5 thn dan dalam kondisi sakit.
Para donatur tahu diri.

Banyak yg datang dan bilang: "Cat 1 jari saja ya Nak. Ini uang € 100." Bahkan para selebriti dan pejabat yang datang memberi € 1.000 untuk kutek 1 kuku jari mrk.

Bulan berganti bulan...
Mulai thn 2016 sampai bln Mei 2017, jumlah uang yg terkumpul sekitar

€ 2.800.000

€ 2.800.000 × @ Rp 15.000.= 42 milyar.

Saat ini, semua uang sdh diserahkan ke PALANG MERAH BELANDA.

Hal ini sesuai dgn keinginan Tijn.
"UANG INI SEMUANYA HRS DIBERIKAN KE ANAK2 MISKIN DI SELURUH DUNIA YG MENDERITA KANKER OTAK"

Pada tgl 8 Juli 2017 di pagi hari, Tijn meninggal dunia di rumahnya.

Tijn hanya mencapai usia 6 tahun tetapi namanya dikenang orang sepanjang masa.

Dengan usianya yang singkat Tijn mampu membuat hidupnya berarti.

* Hidup ini bukan untuk menjadi kaya, melainkan bagaimana menjadi berkat bagi orang lain karena Kasih Tuhan **


Kamis, 05 Desember 2019

TEOLOGI KATOLIK PART 17


III.2.1. MAKNA PENGENANGAN

III.2.2. DOA DIDALAM GEREJA & DOA GEREJA

Dalam Gereja dibedakan antara doa pribadi dan doa bersama. Doa pribadi dapa disebut sebagai ”doa di dalam gereja”, dan doa bersama disebut sebagai ”doa gereja”. Doa tidak sama dengan mendaraskan rumus-rumus hafalan, melainkan pertama-tama dan terutama adalah soal pernyataan iman di hadapan Allah. Doa berarti mengarahkan hati kepada Tuhan. Karena itu, doa tidak membutuhkan banyak kata, dan tidak terikat pada waktu dan tempat tertentu, tidak menuntut sikap badan atau gerak-gerik yang khusus. Yang berdoa adalah hati, bukan badan. Maka, yang berdoa sebetulnya adalah Roh Kudus.

Doa Gereja merupakan doa resmi atau sebagai ”liturgi”, yang dapat disebut juga sebagai ”kebaktian” (kata Yunani Leitourgia : kerja bakti). Yang pokok bukanlah sifat ”resmi-nya” atau kebersamaan, melainkan kesatuan Gereja dengan Kristus dalam doa. Dengan demikian, liturgi adalah karya Kristus, Imam Agung dan karya TubuhNya, yaitu Gereja. Liturgi bukan hanya ”kegiatan suci yang istimewah”, melainkan wahana utama untuk menghantar umat Kristen ke dalam persatuan pribadi dengan Kristus.

Liturgi tidak hanya menawarkan aneka bentuk dan rumus doa, tetapi juga menjadi tempat bagi umat untuk merasakan dan menghayati komunikasi dengan Bapa, bersama Putra, dalam Roh Kudus. Di sinilah letak inti pokok dari doa, yaitu adanya kesatuan pribadi dengan Putra dalam penyerahanNya kepada Bapa.  Selain itu, karena liturgi adalah sebuah pujian, maka pokok liturgi adalah pengungkapan hubungan dengan Allah, dengan tekanan pada kehormatan dan kemuliaan Allah. Liturgi memiliki dua segi iman, yaitu kemuliaan Allah dan pengudusan manusia. Pemahaman lain tentan liturgi adalah bahwa liturgi bukanlah sebuah tontonan, melainkan perayaan. Melalui perayaan itu sebagai pengungkapan iman Gereja, orang mengambil bagian dalam misteri yang dirayakan dan tentu saja bukan hanya dengan partisipasi lahiriah. Yang pokok adalah hati yang ikut menghayati apa yang diungkapan dalam doa.

III.2.3. SAKRAMENTALI

Istilah sakramentali muncul pada abad XII, yakni pada tulisan Petrus Lombardus bersamaan dengan pembakuan istilah sakramen bagi ketujuh ritus Gereja. Konsili Vatikan II merumuskan arti sakramentali sebagai tanda-tanda suci yang memiliki kemiripan dengan sakramen-sakramen. Sakramentali itu menandakan kurnia-kurnia, terutama yang bersifat rohani dan yang diperoleh berkat doa permohonan Gereja. Perayaan sakramentali merupakan suatu perayaan kerinduan akan sakramen dan perayaan yang diarahkan kepada perayaan sakramen. Sebab, perayaan sakramentali dapat mengantar dan mempersiapkan orang beriman kepada sakramen-sakramen Gereja. Dengan sakramentali itu, misteri yang dirayakan dalam sakramen semakin diperjelas dan disposisi umat bagi penerimaan sakramen dipersiapkan secara optimal dan berbuah. Hal ini nampak dalam berbagai upacara sakramentali, misalnya pemberkatan air suci, pemberkatan dengan tanda salib pada dahi anak-anak merupakan upacara atau pemberkatan dalam rangka menuju atau mengenangkan atau menghadirkan sakramen baptis;pemberkatan roti, atau doa sebelum dan sesudah makan mengingatkan kita pada ekaristi; berbagai doa untuk orang sakit bagi sakramen pengurapan orang sakit; upacara pertunangan bagi sakramen perkawinan; upacara tobat bagi sakramen tobat; selain itu, ada macam-macam sakramentali, seperti aneka ibadat dan pemberkatan atau juga prosesi.

Perbedaan dasar sakramentali dengan sakramen ialah bahwa sakramentali pertama-tama adalah doa permohonan Gereja, agar Allah memberkati dan menguduskan orang atau benda tertentu. Dengan kata lain, daya guna sakramentali itu terjadi menurut ex opere operantis atau berkat tindakan/ karya Gereja, yaitu karena Gereja memohon, sedangkan daya guna sakramen itu terjadi secara ex opere operato yaitu berkat tindakan atau karya Kristus. Dalam sakramen, Kristuslah yang mengubah dan menguduskan orang itu dan karya Kristus itu tidak berhubungan dengan moral si pelayan.



" Teologi Katolik Part 1-16 "

" Cincin Komitment Kpd Kristus "


Minggu, 01 Desember 2019

Good Morning, Happy monday

" Apapun yang kamu lakukan, walaupun berat.. lakukan dengan senyum, lakukan demi kemuliaan Tuhan ..segala beban berat hilanglah.."