Tampilkan postingan dengan label beda teologi katolik vs kristen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label beda teologi katolik vs kristen. Tampilkan semua postingan

Rabu, 11 September 2019

Teologi Dasar Katolik part 1

" TEOLOGI DASAR"
by Bram W.

BAB I

I. Pengantar & Pendahuluan
Saudaraku,  di zaman ini begitu canggihnya ilmu pengetahuan, dan begitu mudahnya untuk mengakses informasi di internet tentang berbagai macam pengetahuan, termasuk pengetahuan tentang Ke-Tuhanan yang biasanya di sebut " Teologi "
Namun, ada berbagai macam pandangan teologi dari berbagai macam Gereja yg menulis tentang Teologi, yg tentu antara Gereja Katolik dan Protestan sangat berbeda sekali.

Oleh karena saya terdorong berbagi pengetahuan teologi menurut pandangan Gereja Katolik yg pernah saya  pelajari dan dari berbagai buku refrensi yg saya dalami sekaligus belajar menghayati menurut pandangan Gereja Katolik khususnya teologi dasar yg akan saya sajikan, sesuai pengetahuan yg pernah saya dapatkan sewaktu kuliah untuk kita dalami bersama.

Maka untuk mendalami teologi dasar ini, saya akan mengirimkan sambung menyambung, agar kita dapat membaca dan meresap agar pengetahuan teologi kita membantu kita menambah wawasan yg lebih luas.


Pendahuluan
Teologi secara luas didefinisikan sebagai studi sistematis tentang agama.  Jadi Teologi adalah pengetahuan adikodrati yang metodis, sistematis dan bertalian tentang apa yang di imani sebagai Wahyu Allah atau berkaitan dengan wahyu itu.

Teologi harus digolongkan dalam kegiatan intelektual manusia yang disebut “tahu” dan “mengetahui”. Akan tetapi, berbeda dengan pengetahuan harian, pengetahuan teologi bersifat metodis, sistematis dan selalu bertalian. Ini berarti bahwa teologi merupakan pengetahuan yang bersifat ilmiah. Meski teologi bersifat ilmiah, teologi tidak termasuk ilmu-ilmu empiris (berdasarkan pengalaman). Adapun alasannya yaitu asas pengetahuan teologi tidaklah terbatas pada pengalaman indrawi dan logika sebagaimana halnya ilmu empiris. Pengetahuan teologi bersifat “adi-kodrati” (melebihi daya kodrat insani), karena didasarkan pada wahyu Allah yang diterima manusia dalam iman.

II . Wawasan tentang Teologi Dasar

"Apakah yang mendorong manusia untuk tidak hanya menuntut ilmu-ilmu empiris( berdasarkan pengalaman), dan filsafat, tetapi juga teologi ?"

Salah satu unsur yang termasuk pengetahuan harian adalah bahwa kita beragama. Banyak orang diperkenalkan dengan keyakinan dan kelakuan keagamaan tertentu berkat pewartaan yang terjadi di tempat tinggalnya. Pewartaan yang telah disampaikan kepada orang Katolik dan yang telah mereka terima ialah pewartaan Gereja Katolik yang berakar dalam suatu tradisi religius tertentu, yakni tradisi Yahudi- Kristiani. Dengan menanggapi pewartaan itu secara positif, mereka menjadi orang beriman kristiani, warga Gereja Katolik. Sebagai orang yang menganut agama Katolik, mereka mempunyai pengetahuan harian yang bersifat adi-kodrati. Tidak mungkin untuk sampai pada pengetahuan ini bila hanya menempuh jalan yang demi kodrat sudah terbuka bagi manusia, yaitu jalan rasio, sebab pengetahuan tersebut mengatasi kemampuan kodrat insani. Allah sendiri membukakan suatu jalan lain bagi manusia dengan pewahyuan diri-Nya sendiri melalui peristiwa-peristiwa Israel dan terutama melalui “peristiwa Yesus”. Berkat wahyu Allah, manusia dapat mengetahui hal-hal tertentu mengenai Tuhan, dunia, hidup dan mati, baik-buruknya kelakuan yang tidak mungkin diketahui hanya berdasarkan kemampuan insani saja. Pengetahuan harian tentang segala sesuatu yang diwahyukan Tuhan itu merupakan isi iman kristiani.

Pengetahuan iman bersifat adi-kodrati karena didasarkan pada wahyu Allah yang mengatasi daya kemampuan insani. Sifat adi-kodrati ini tidak hanya berlaku bagi pengetahuan iman dalam hidup sehari-hari, tetapi juga bentuknya yang ilmiah, yakni teologi. Kebenaran yang dicari dalam teologi, yang direnungkan dan diuraikan olehnya bukanlah kebenaran yang dapat dibuktikan secara empiris, bukan pula kebenaran yang dengan sendirinya jelas karena masuk akal, melainkan kebenaran yang diterima dalam iman berdasarkan wahyu Allah. Apa yang diwahyukan Tuhan itu diterima manusia dalam iman karena Tuhanlah yang menyatakannya.

Kamis. Duc in Altum.

III. Teologi Kristiani

Pada minggu lalu, sudah dijelaskan apa itu teologi dasar dan apa yang mendorong kita untuk mendalaminya..? Oleh karena itu, kita perlu melangkah lebih dalam lagi menyelami Teologi Kristiani,  supaya menambah wawasan didalam mendalami ilmu tentang Ketuhanan.

Teologi Kristiani adalah refleksi ilmiah orang Kristen atas iman yang mereka hayati sebagai orang beragama Kristiani.

Teologi bertumbuh dan berkembang di dalam sejarah umat manusia, terutama sejarah Israel dan sejarah Gereja. Karena itu, Ilmu Teologi dapat dikelompokkan atas :

Teologi Dasar atau Pengantar Teologi :

1."Teologi Wahyu" adalah teologi yang didasarkan pada Kitab Suci dan pengalaman relegius yg didasarkan pada penalaran apriori ( sesuatu yg belum di ketahuan)

2."Teologi Iman" adalah ilmu ketuhanan tentang sumber yg diyakini yaitu Yesus

3"Teologi Dogma." adalah teologi tentang kepercayaan atau dokrin dari ajaran Gereja itu sendiri.

4."Apologetika" adalah teologi pembelaan atau mempertahankan iman tentang ajaran gerejanya sendiri

5. Tafsir Kitab Suci terdiri dari :

·   Eksegese Perjanjian Lama

·   Eksegese Perjanjian Baru

·   Teologi Alkitabiah

·   Antropologi Teologis yang mencakupi Protoloi dan Eskatologi serta Soteriologi.

·   Kristologi yang mencakup Pneumatologi (Roh Kudus) dan Trinitas.

·   Eklesiologi yang mencakup Ekumene dan Hubungan Antaragama.

·   Sakramentologi

6. Teologi Praksis (Teologi tentang pengenalan makna
       perubahan sosial) terdiri dari :
   

  • Teologi Moral yang terdiri dari Moral Dasar dan Moral Khusus.
  • Teologi Spiritual yang terdiri dari Asketik dan Mistik
  • Teologi Pastoral
  • Liturgi
  • Teologi Kerigmatik yang mencakup Homiletik dan Kateketik.



Jadi Teologi Dasar atau Teologi Fundamental membahas apa yang menjadi dasar (asas atau prinsip) pengetahuan kita di bidang teologi, yakni wahyu dan iman. Selain itu, teologi dasar bertugas juga untuk mempertanggungjawabkan iman terhadap akal-budi dan membelanya terhadap mereka yang menolak atau menyangkalnya. Dilihat dari segi ini, maka Teologi Dasar disebut juga APOLOGETIKA.

Next kita akan mendalami bab dua tentang Perkenalan dengan teologi. 

Dalam bab pertama sudah di jelaskan tentang teologi dasar. Lalu pada bagian kedua dibahas tentang apa yg mendorong mendalami teologi sehingga kita akan di perkenalkan dengan teologi kristiani.  Semoga dalam bab pertama kita sudah mempunyai wawasan tetntang teologi dasar.

Teologi Katolik part 2
Teologi Katolik part 3
Teologi Katolik part 4
> Teologi Katolik part 5

Ttd
Bram W.





Senin, 27 Mei 2019

PERBEDAAN TEOLOGI KATOLIK VS KRISTEN


Mengenal Perbedaan teologi Katolik & Kristen

Sudah menjadi rahasia umum bahwa cukup banyak umat Katolik menyeberang ke gereja Kristen. Inilah beberapa alasan yang sering muncul:

1. 'biar tdk apa-apa, kan masih dalam nama Yesus'._
2. Saya lebih bisa meresapi firman Tuhan di gereja Kristen_
3. Beberapa katakumen ingin cepat dibaptis, tak mau belajar katakumen yg lama._
4. Teman-teman mengajak saya ke gereja mrk, toh sama saja katanya._

Benarkah hal-hal tsb? Apakah gereja Katolik dan gereja Kristen itu sama saja? Kalau berbeda, di mana letak perbedaannya?  Sekilas memang tampak sama antara keduanya. Tapi kalau kita cermati lebih jauh, keduanya sungguh ada banyak perbedaan. Sering kali mrk yg mudah terbawa ke gereja Kristen, mengalami kurangnya penghayatan akan iman Gereja Katolik.

Inilah perbedaan mendasar Teologi Gereja Katolik dan Gereja Kristen.
Teologi Katolik dan Teologi Protestan, Apa Bedanya?

Teologi adalah ilmu yang harus dikuasai oleh seorang pemimpin agama, tak terkecuali para calon imam maupun calon pendeta. Dengan ilmu Teologi, mereka akan lebih mengenal Tuhan secara intens sehingga mereka dapat menyampaikan ajaran dan firman dari Sang Pencipta kepada masyarakat luas. Namun, apa bedanya teologi Katolik dan teologi Protestan? Ada beberapa point yang membedakan, yakni sebagai berikut:

1. Tiga Pilar (Kitab Suci, Tradisi Suci, dan Magisterium) vs Sola Scriptura

Inilah perbedaan yang mendasar dan menjelaskan mengapa saudara-saudara kita yang Kristen non-Katolik selalu membawa Kitab Suci kalau pergi ke gereja untuk kebaktian hari Minggu. Karena teologi Protestan menganut prinsip pengajaran Sola Scriptura (Kitab Suci adalah satu-satunya sumber kebenaran). Namun tidak dengan Gereja Katolik. Gereja Katolik memiliki tiga pilar sebagai sumber kebenarannya, yakni Kitab Suci, Tradisi Suci, dan Magisterium (ajaran Bapa-Bapa Gereja). Mengapa? Karena: (a) Kitab Suci sendiri tidak pernah mengatakan demikian; bahkan menekankan pentingnya pengajaran para rasul yang disampaikan secara lisan maupun tertulis (lih. 2 Tes 2:15) dan otoritas kepemimpinan dalam Gereja (lih. Mat 16:18-19; 18:18); (b) Gereja lahir terlebih dahulu sebelum Kitab Suci, (c) Dengan inspirasi Roh Kudus, Gereja-lah yang menentukan kitab-kitab mana yang masuk dalam Kitab Suci, (d) Sola Scriptura tanpa ada otoritas yang menentukan interpretasi yang benar, terbukti menghasilkan perpecahan gereja. Keempat point tadi sudah menunjukan kalau ketiga pilar tadi sangat-sangatlah alkitabiah, kalau dibandingkan dengan prinsip Sola Scriptura tadi. Untuk lebih jelasnya, kebetulan topik minggu depan adalah membahas lebih lanjut tentang ketiga pilar kebenaran tadi secara episodik. Selama tiga minggu blog ini akan full membahas tentang tiga pilar kebenaran Gereja Katolik. Tunggu ya.

2. Konsep Otoritas dalam Gereja

Gereja Katolik mempercayai bahwa Yesus menyerahkan otoritas kepada Rasul Petrus (lih. Mat 16:16-19) dan para penerusnya, yakni para Paus. Mengapa? Sebab Yesus menghendaki agar Gereja-Nya bertahan sampai pada akhir zaman (lih. Mat 28:19-20) dan juga otoritas lainnya diberikan kepada rasul-rasul lainnya, yang sekarang diteruskan oleh para uskup (lih. Mat 18:18;Yoh 20:21-23). Mereka inilah yang disebut sebagai Magisterium Gereja tadi. Dan fungsi pengajaran ini ditegaskan dalam Luk 10:16 “ Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.” Karena Kristus yang memberikan otoritas Gereja kepada para Paus dan para Uskup, maka umat Katolik sendiri dengan kerendahan hati mengikuti apa yang diajarkan oleh Magisterium Gereja, yang tentunya bersumber kepada Kitab Suci dan Tradisi Suci tadi. Dengan otoritas ini, bukanlah tidak mungkin jika Gereja Katolik bisa bertahan sampai 2000 tahun dengan pengajaran yang sama dari generasi ke generasi.

Sebaliknya, gereja-gereja Protestan menganggap bahwa setiap umatnya memiliki otoritas dan tanggung jawab sendiri dengan Kristus. Sehingga mereka tidak perlu mentaati pengajaran dari siapapun. Inilah akibat dari prinsip Sola Scriptura tadi.

3. Konsep Ekklesiologi
Konsep ekklesiologi dari Gereja Katolik dan gereja-gereja Protestan sendiri sudah berbeda, bahkan inilah perbedaan yang paling mencolok. Bagi Gereja Katolik, Kristus hanya mendirikan satu Gereja, yaitu Gereja Katolik (lih. Mat 16:16-19). Gereja Katolik jugalah yang menjadi tubuh mistik Kristus (Ef 1:23; Ef 5) yang memiliki 4 tanda, yaitu satu, kudus, katolik, dan apostolik, serta menjadi sakramen keselamatan bagi seluruh bangsa. Dengan kata lain, Gereja adalah tanda kasih Allah kepada umat Allah yang harus diterima, dijaga, dan sekaligus menjadi tujuan. karena didirikan oleh Kristus, dijiwai oleh Roh Kudus, dan mengantar umat manusia menuju keselamatan. Gereja-gereja Protestan tidaklah menganut konsep yang demikian, mereka menganggap bahwa gereja hanyalah menjadi persatuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. terlepas dari perbedaan ajaran antar denominasi.

4. Konsep Sakramen

Gereja Katolik mengimani 7 sakramen, yakni Sakramen Baptis, Sakramen Ekaristi, Sakramen Krisma (penguatan), Sakramen Rekonsiliasi (Pengakuan Dosa). Sakramen Pengurapan Orang Sakit, Sakramen Imamat, dan Sakramen Perkawinan. Ketujuh Sakramen ini diinstitusikan oleh Kristus sendiri sebagai caraNya untuk menyalurkan rahmat kepada para umat Allah. Sedangkan gereja-gereja Protestan, seperti Lutheran, hanya mengimani 2 Sakramen, yakni Baptis dan Ekaristi (disebut sebagai perjamuan kudus), bahkan dalam beberapa denominasi ada yang mengakui Sakramen Rekonsiliasi (Tobat). Namun, sakramen-sakramen ini tidak memiliki arti yang sama dengan yang diimani oleh Gereja Katolik. Mereka tidak mempercayai bahwa baptisan adalah cara Kristus untuk menyelamatkan manusia, perjamuan kudus sendiri hanya dipandang sebagai simbol. Berbeda dengan ekarist yang terdapat dalam Gereja Katolik, yang menyatakan bahwa Kristus hadir secara nyata dalam bentuk roti dan anggur.

5. Maria dan Para Kudus

Perbedaan yang lain adalah konsep mediasi. Gereja Katolik mempercayai bahwa semua orang terpanggil oleh Allah untuk menjadi rekan sekerja Kristus (lih. 1Kor 3:9). Kalau kita semua terpanggil oleh Allah untuk menjadi rekanNya, apalagi Maria Bunda Allah, dan para kudus. Bunda Maria dan Para Kudus adalah mereka yang sungguh telah bekerjasama dengan rahmat Allah, sehingga mereka pun dapat berpartisipasi dalam karya keselamatan Allah. Gereja Katolik melihat bahwa kematian tidaklah memisahkan orang-orang yang telah dibenarkan oleh Allah dengan umat Allah di dunia ini (lih. Rom 8:38-39). Sedangkan gereja-gereja non-Katolik memandang bahwa orang-orang yang telah meninggal sama sekali terpisah dari umat Allah yang masih mengembara di dunia ini.

Demikian perbedaan Teologi Katolik dengan Teologi Protestan. Semoga bermanfaat, Tuhan memberkati

Next " Peranan Roh Kudus dalam Kehidupan "