Tampilkan postingan dengan label Teologi Dasar Katolik Bab II. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teologi Dasar Katolik Bab II. Tampilkan semua postingan

Rabu, 11 September 2019

Teologi Dasar Katolik part 2

BAB II : PERKENALAN DENGAN TEOLOGI

Tujuan Pembahasan :

            Pokok ini akan menjelaskan definisi teologi, sejarah penggunaan istilah teologi, perkembangan penggunaan istilah teologi, istilah teologi di dunia modern, penggunaan istilah teologi di era modern, istilah teologi dewasa ini, tempat teologi dan pentingnya mempelajari teologi secara sistemati, sumber dan metode teologi, pembagian teologi dan teologi apologetika. Tujuannya agar mahasiswa memahami, mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan teologi pada umumnya.


2.1    Definisi Teologi
Kata teologi berasal dari kata bahasa Yunani, yakni theos yang bearti Allah dan logos yang berarti perkataan, uraian, pikiran atau ilmu. Secara etimologis, teologi berarti ilmu tentang Allah. Teologi dapat dimengerti dalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit, teologi berarti usaha meneliti iman Kristen dari aspek doktrinnya saja yang sering disebut sebagai Teologia Sistematika. Sedangkan dalam arti luas, teologi mencakup seluruh pokok studi (disiplin ilmu) dalam pendidikan teologi.

Teologi ialah pengetahuan yang rasional tentang Allah dan hubungannya dengan karya/ ciptaan-Nya seperti yang dipaparkan oleh Alkitab. Teologi meskipun tidak memiliki fakta-fakta yang dapat diukur secara empiris (seperti ilmu-ilmu modern sekarang ini), tetapi dapat disebut sebagai ilmu, karena sesuai dengan salah satu definisi "ilmu", teologi adalah suatu usaha untuk memberikan penjelasan tentang Allah, yang diperoleh dari Alkitab (sebagai penyataan Allah yang tidak berubah), dengan cara yang sistematis.
Dengan demikian Teologi Kristen memenuhi unsur-unsur ilmu:

a. Dapat dimengerti oleh pikiran manusia dengan cara teratur dan rasional.

b. Menuntut adanya penjelasan secara metodologis

c. Menyajikan kebenaran

d. Mempunyai nilai yang universal

e. Memiliki objek yang diteliti

2.2    Sejarah Penggunaan Istilah Teologi

Filo (20 sM.-50 M.), seorang Yahudi Helenis dan pemimpin komunitas Yahudi di Aleksandria dan juga seorang pengarang yang produktif menafsiran Pentateukh (5 Kitab Taurat).  secara alegori serta menyebut Musa seorang "theologos", yakni seseorang yang berbicara tentang Allah atau seorang juru bicara Allah. Namun, tidak ada bentuk bahasa Yunani yang menunjukkan istilah ini di dalam Perjanjian Lama Septuaginta (LXX) atau di dalam Perjanjian Baru (kecuali sebutan "theologos" di dalam manuskrip Wahyu kepada Yohanes.

Istilah teologi mulai digunakan oleh kaum Apologis (sebuah kelompok kecil para pengarang Yunani abad kedua yang mengadakan pembelaan bagi kekristenan pada masa penganiayaan, fitnahan, dan serangan intelektual). Teologi kadang-kadang "merujuk kepada sesuatu yang ilahi", "sebutan Allah", sebuah makna yang seringkali muncul dalam perdebatan tentang keilahian Kristus (Christology) dan Roh Kudus. Pada tahun 200 M., kedua istilah Yunani dan istilah Latin untuk teologi disesuaikan terjemahannya untuk dipakai dalam pengajaran, biasanya dalam pengajaran Kristen tentang Allah. Athanasius memakai istilah teologia sebagai cara untuk memahami tentang keberadaan Allah, yang dibedakan dengan dunia dan sebagainya, seperti yang dilakukan Agustinus untuk mengajarkan tentang Allah. Sesekali, dalam tulisan-tulisan bapak-bapak gereja istilah teologi merujuk kepada pemahaman yang luas dari doktrin-doktrin gereja. Dalam komunitas-komunitas iman, tidak ada pemisahan antara pengajaran tentang Allah dan pengetahuan (misalnya, pengertian dan pengalaman) tentang Allah. Dalam hal ini, teologia dapat berarti "memuji Allah".

Minggu depan kita akan melanjutkan kaitannya  teologi pada umumnya bagian 2.3 dan seterusnya.

Trims. Kamis Sept"19.
Bram W.

Next " Part 3 " Bab II , 2.3


Teologi Katolik part 1
Teologi Katolik part 3
Teologi Katolik part 4
> Teologi Katolik part 5

" Perbedaan Teologi Kristen Katolik VS Kristen Non Katolik "