Senin, 15 Juli 2019

Video LDK Pusakri 3



Video LDK Pusakri 2


Persiapan Lunch, masak dulu akh.




SEJARAH ASAL MULA KITAB SUCI

Sejarah Asal Mula Kitab Suci
Oleh Detianus Gea

Banyak orang sekarang ini mendirikan gerejanya berdasarkan Kitab Suci. Pertanyaan yang muncul: “Siapakah yang menciptakan Kitab Suci? Apakah Kitab Suci menciptakan gereja atau Gerejalah yang menciptakan Kitab Suci?”

Semakin bingung kan? Walaupun topiknya lumayan sulit untuk dipahami, tapi lebih baik tahu daripada tidak sama sekali. Mau dapat pengetahuan gratis? Nantikan!

Terhadap pertanyaan pertama: “Siapakah yang menciptakan Kitab Suci?“ memang rasanya sulit untuk dipahami. Karena itu, mungkin kita bisa merumuskan menjadi seperti ini: “Atas jasa siapakah tulisan-tulisan berserakan itu dikumpulkan menjadi Kitab Suci seperti yang kita miliki sekarang ini?”

1. KITAB SUCI BUKANLAH SATU-SATUNYA SUMBER IMAN

Dengan judul ini saja, kita sudah berseberangan dengan keyakinan saudara-saudari kita Protestan, yang inti ajarannya adalah “Sola Scriptura” (Hanya Kitab Suci saja). Namun, saya tidak mau berpolemik tentang keyakinan yang berbeda seperti ini. Apa yang saya jelaskan adalah soal kelogisan berpikir dan keyakinan akan kebenaran yang tertulis berdasarkan sejarahnya.

Yesus selama hidup-Nya di dunia ini tak pernah menyebutkan tentang sebuah Kitab Suci (dalam arti keharusan adanya sebuah Kitab Suci seperti Kitab Taurat dalam Agama Yahudi). Benar kan? Dia tidak pernah memerintahkan para Rasul-Nya untuk percaya kepada sebuah buku. Demikian pun Yesus tak pernah memerintahkan para murid-Nya untuk menuliskan sebuah buku. Karena itu, sewaktu hidupnya para Rasul, harus diakui bahwa tidak ada yang namanya Kitab Suci. Dengan kata lain, kita bisa menyimpulkan bahwa Yesus tak pernah membangun gereja-Nya di atas dasar sebuah Kitab/Buku sebagai dasar iman, tetapi Ia membangun sebuah Gereja sebagai pilar dan dasar dari sebuah kebenaran. (2 Tim 3:15). Dan Dia tidak pernah berjanji sebuah buku/Kitab melainkan Diri-Nya sendiri akan selalu beserta Gereja-Nya sampai akhir zaman (Mat 28:20) dan Roh Kudus akan memimpin para rasul dan para pengganti mereka sampai kepenuhan kebenaran yakni setelah Ia naik ke Surga (Yoh 14:16-17).

2. TRADISI DAN KITAB SUCI

Pada awal gereja di mana Kitab Suci belum ada, umat Kristen percaya pada pengajaran para Rasul, yang menjadi dasar iman mereka, yang mana disebut oleh gereja sebagai “Tradisi Suci“. Hal ini bisa dilihat dalam Mat 15:6-9. Sedangkan istilah-istilah seperti Tritunggal, Api Penyucian dan lain-lain berasal dari surat-surat para bapa Gereja yang kemudian dikuatkan oleh isi Kitab Suci kelak.

Tentang pentingnya Tradisi Suci dalam gereja bisa dibaca dalam 2 Tesalonika 2:15; “Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.” Atau dalam 1 Korintus 11:2: “…kamu tetap mengingat akan aku dan teguh berpegang pada ajaran yang kuteruskan kepadamu.”

“TRADISI SUCI DAN KITAB SUCI BERHUBUNGAN ERAT SEKALI DAN TERPADU. SEBAB KEDUANYA MENGALIR DARI SUMBER ILAHI YANG SAMA, DAN DENGAN CARA TERTENTU BERGABUNG MENJADI SATU DAN MENJURUS KE ARAH TUJUAN YANG SAMA” (DV 9). KEDUA-DUANYA MENGHADIRKAN DAN MENDAYA-GUNAKAN MISTERI KRISTUS DI DALAM GEREJA, YANG MENJANJIKAN AKAN TINGGAL BERSAMA ORANG-ORANG-NYA “SAMPAI AKHIR ZAMAN” (MAT 28:20).

~ KATEKISMUS GEREJA KATOLIK 80

“DENGAN DEMIKIAN MAKA GEREJA, YANG DIPERCAYAKAN UNTUK MENERUSKAN DAN MENJELASKAN WAHYU, MENIMBA KEPASTIANNYA TENTANG SEGALA SESUATU YANG DIWAHYUKAN BUKAN HANYA MELALUI KITAB SUCI. MAKA DARI ITU KEDUANYA [BAIK TRADISI MAUPUN KITAB SUCI] HARUS DITERIMA DAN DIHORMATI DENGAN CITA RASA KESALEHAN DAN HORMAT YANG SAMA” (DV 9).

~KATEKISMUS GEREJA KATOLIK 82

Dengan penjelasan ini maka kiranya menjadi jelas bahwa: Pertama, Kitab Suci adalah sebuah Tradisi. Kitab Suci bukanlah sesuatu yang diturunkan oleh Allah sebagai sebuah buku melainkan berupa inspirasi yang menggerakan para penulis menuliskan apa yang mereka alami. Kedua, tradisi lisan maupun tulisan tetap penting dalam membangun iman umat.

3. ALASAN TULISAN-TULISAN DIKUMPULKAN MENJADI KITAB SUCI

Pada masa awal gereja, terdapat sekitar lebih dari 50 Injil, yang termasuk 4 Injil yang ada dalam Kitab Suci sekarang ini (Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes). Selain itu, ada juga Injil lain seperti Injil Yakobus, Injil Thomas, Injil Ibrani, dll. Ada juga 22 buku Kitab lain, Kisah Para Rasul, Kisah Paulus, dan lain sebagainya. Banyaknya Kitab-kitab Injil ini semakin membingungkan umat gereja perdana. Di antara Injil dan Kitab-kitab itu ada juga yang isinya sangat bertentangan dengan ajaran Para Rasul, seperti ajaran Arius yang mengatakan bahwa Yesus bukan Allah, Apolinarius; Yesus bukan manusia, Macedonius; Roh Kudus bukan Allah. Kenyataan ini sungguh sangat memprihatinkan umat terutama dalam usaha untuk mengembangkan kehidupan iman mereka.

Menghadapi tantangan-tantangan nyata seperti itu, Gereja Katolik akhirnya memutuskan untuk menyeleksi beberapa Kitab yang menunjukkan keaslian pada ajaran para Rasul dan yang betul-betul penuh inspirasi. Inilah yang nantinya disebut Kanon (sarana untuk mengukur keaslian dan kebenaran Kitab Suci). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa: “Injil datang dari Gereja dan bukan gereja datang dari Injil.” (Inilah jawaban atas pertanyaan kedua di atas).

Sekedar sebagai kesaksian bahwa banyak orang Protestan akhirnya kembali kepada pangkuan Gereja Katolik setelah menyadari akan kebenaran cerita tentang Kitab Suci. Ini bukan terjadi karena mereka cuma belajar tentang Kitab Suci sendiri tetapi mereka belajar tentang sejarah terbentuknya Kitab Suci, yang merupakan hasil kerja keras dari Gereja Katolik. Dalam konteks ini, kita bisa mengatakan bahwa: “Tanpa Gereja Katolik, pasti kita tidak memiliki Kitab Suci seperti yang ada sekarang ini.“

4. GEREJA KATOLIK-LAH YANG MENGUMPULKAN TULISAN-TULISAN YANG BERSERAKAN DAN MENJADIKANNYA KITAB SUCI SEPERTI YANG SEKARANG INI

“DALAM TRADISI APOSTOLIK GEREJA MENENTUKAN, KITAB-KITAB MANA YANG HARUS DICANTUMKAN DALAM DAFTAR KITAB-KITAB SUCI. DAFTAR YANG LENGKAP INI DINAMAKAN “KANON” KITAB SUCI. SESUAI DENGAN ITU PERJANJIAN LAMA TERDIRI DARI 46 (45, KALAU YEREMIA DAN LAGU-LAGU RATAPAN DIGABUNGKAN) DAN PERJANJIAN BARU TERDIRI ATAS 27 KITAB. PERJANJIAN LAMA: KEJADIAN, KELUARAN, IMAMAT, BILANGAN, ULANGAN, YOSUA, HAKIM-HAKIM, RUT, DUA BUKU SAMUEL, DUA BUKU RAJA-RAJA, DUA BUKU TAWARIKH, ESRA DAN NEHEMIA, TOBIT, YUDIT, ESTER, DUA BUKU MAKABE, AYUB, MAZMUR, AMSAL, PENGKHOTBAH, KIDUNG AGUNG, KEBIJAKSANAAN, YESUS SIRAKH, YESAYA, YEREMIA, RATAPAN, BARUKH, YEHESKIEL, DANIEL, HOSEA, YOEL, AMOS, OBAJA, YUNUS, MIKHA, NAHUM, HABAKUK, ZEFANYA, HAGAI, ZAKHARIA, MALEAKHI.PERJANJIAN BARU: INJIL MENURUT MATIUS, MARKUS, LUKAS DAN YOHANES, KISAH PARA RASUL, SURAT-SURAT PAULUS: KEPADA UMAT DI ROMA, SURAT PERTAMA DAN KEDUA KEPADA UMAT KORINTUS, KEPADA UMAT DI GALATIA, KEPADA UMAT DI EFESUS, KEPADA UMAT DI FILIPI, KEPADA UMAT DI KOLOSE, SURAT PERTAMA DAN KEDUA KEPADA UMAT DI TESALONIKA, SURAT PERTAMA DAN KEDUA KEPADA TIMOTIUS, SURAT KEPADA TITUS, SURAT KEPADA FILEMON, SURAT KEPADA ORANG IBRANI, SURAT. YAKOBUS, SURAT PERTAMA DAN KEDUA PETRUS, SURAT PERTAMA, KEDUA, DAN KETIGA YOHANES, SURAT YUDAS, DAN WAHYU KEPADA YOHANES.”
~ KATEKISMUS GEREJA KATOLIK 120

Berawal dari Melito, Uskup dari Sardis (tahun 170 SM) yang mencoba untuk memiliki sebuah kanon tentang Kitab Suci Perjanjian Lama, namun karena ada kesulitan dalam daftar besar kitab-kitab yang beredar pada waktu itu maka usaha ini tidak berjalan dengan lancar.

Di bawah kepemimpinan Paus ke-37, St. Damasus I (366-384), dengan Magisterium Gereja yang infallible (tidak dapat salah), Paus Roma menentukan kitab-kitab yang dimasukkan ke dalam Kanon Kitab Suci dan membuang beberapa kitab untuk tidak dimasukkan ke dalam Kanon Kitab Suci. Paus Damasus I kemudian memerintahkan St. Hieronimus (St. Jerome) untuk menerjemahkan Kitab Suci berbahasa Yunani ke dalam Bahasa Latin yang kita kenal dengan nama Vulgata. Kitab-kitab yang ditentukan oleh Paus St. Damasus ke dalam Kanon Kitab Suci adalah yang kita pergunakan oleh orang-orang Kristen hingga saat ini.

Dengan kuasa infallible (tidak dapat salah) yang dimiliki oleh Paus, ia kemudian menerima Injil Lukas dan digabungkan dengan ketiga Injil lain dengan alasan bahwa dalam Injil Lukas terekam lengkap kisah kanak-kanak Yesus, terutama dalam hubungan dengan Santa Perawan Maria. Lukas jugalah yang untuk pertama kalinya melukis gambar Bunda Maria dengan Yesus, yang sampai saat ini masih tersimpan di Gereja Basilika Santa Maria major di Roma. Injil Matius jelas memberitahukan tentang kuasa mengajar Petrus dan gereja yang dibangun di atasnya. Injil Yohanes digunakan oleh orang Kristen perdana untuk mempertahankan imannya, terutama dalam hubungan dengan Sakramen Ekaristi sebagai Tubuh dan Darah Yesus. Injil Markus juga memberikan gambaran yang jelas tentang kuasa St. Petrus untuk memimpin gereja yang didirikan oleh Yesus, dan kuasa ini sampai saat ini masih dijalankan oleh para penggantinya, yakni Paus di Roma.

Daftar kitab-kitab yang diterima oleh Paus Damasus I dengan kuasa infallible (tidak dapat salah) untuk dimasukkan ke dalam Kanon Kitab Suci antara lain :

– Injil Matius

– Injil Markus

– Injil Lukas

– Injil Yohanes

– Kisah Para Rasul

– Surat Paulus kepada jemaat di Roma

– Surat Paulus kepada jemaat di Korintus 1

– Surat Paulus kepada jemaat di Korintus 2

– Surat Paulus kepada jemaat di Galatia

– Surat Paulus kepada jemaat di Efesus

– Surat Paulus kepada jemaat di Filipi

– Surat Paulus kepada jemaat di Kolose

– Surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika 1

– Surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika 2

– Surat Paulus kepada Timotius 1

– Surat Paulus kepada Timotius 2

– Surat Paulus kepada Titus

– Surat Paulus kepada Filemon

– Surat kepada orang Ibrani

– Surat Yakobus

– Surat Petrus 1

– Surat Petrus 2

– Surat Yohanes 1

– Surat Yohanes 2

– Surat Yohanes 3

– Surat Yudas

– Wahyu kepada Yohanes

Daftar kitab-kitab yang ditolak oleh Paus Damasus I dengan kuasa infallible (tidak dapat salah) untuk tidak dimasukkan ke dalam Kanon Kitab Suci antara lain :

– Injil Thomas

– Injil Maria Magdalena

– Injil masa kanak-kanak Yesus menurut Thomas

– Injil masa kanak-kanak Yesus menurut Yakobus

– Injil Petrus

– Injil Bartolomeus

– Injil Nikodemus

– Injil Nazorean

– Injil kaum Ebionit

– Injil Filipus

– Injil Ibrani

– Injil Andreas

– Injil Apelles

– Injil Barnabas

– Injil Basilides

– Injil Eva

– Injil Fayum

– Injil Yakobus Kecil

– Injil Yudas Iskariot

– Injil Marcion

– Injil Maria

– Injil Matias

– Injil Thaddeus

– Injil Duabelas

– Injil Hidup

– Injil Kesempurnaan

– Injil Kebenaran

– Injil orang-orang Mesir

– Kisah Petrus dan Kedua belas Rasul

– Kisah Andreas

– Kisah Yohanes

– Kisah Thomas

– Kisah Paulus

– Dialog Sang Penyelamat

– Peribahasa Yesus

– Ajaran Yesus Kristus

– Ajaran Duabelas Rasul

– Rahasia dari Yohanes

– Konstitusi Kerasulan

– Keturunan Maria

– Pertanyaan dari Maria

– Apokrifa Yakobus

– Apokrifa Yohanes

– Khotbah Petrus

– Surat Abgar

– Surat Barnabas

– Surat Clement

– Surat Clement kepada jemaat di Korintus 1

– Surat Clement kepada jemaat di Korintus 2

– Surat Clement untuk kegadisan

– Surat Clement kepada Yakobus

– Surat Ignatius

– Surat Paulus kepada jemaat di Leodicea dan Alexandria

– Wahyu kepada Paulus

– Wahyu kepada Yakobus 1

– Wahyu kepada Yakobus 2

– Wahyu kepada Petrus

Kitab-kitab tersebut ditolak karena tidak sesuai dengan Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Dengan infalibilitas Paus Roma maka kitab-kitab tersebut dinyatakan sebagai bidaah (sesat) dan tidak layak untuk dibaca oleh umat kristen gereja perdana. Menarik bahwa orang-orang Kristen non-Katolik tidak menolak atau mempertanyakan otoritas dan karya Paus St. Damasus I ini. Dengan kata lain, mereka menerima bahwa Paus St. Damasus I adalah infallible (tidak dapat salah) dalam menentukan kitab-kitab dalam Kanon Kitab Suci.

Inilah dasar bahwa Magisterium Gereja Katolik kebal terhadap kesalahan (infalibilitas).

“CIRI TIDAK DAPAT SESAT ITU ADA PADA IMAM AGUNG DI ROMA, KEPALA DEWAN PARA USKUP, BERDASARKAN TUGAS BELIAU, BILA SELAKU GEMBALA DAN GURU TERTINGGI SEGENAP UMAT BERIMAN, YANG MENEGUHKAN SAUDARA-SAUDARA BELIAU DALAM IMAN, MENETAPKAN AJARAN TENTANG IMAN ATAU KESUSILAAN DENGAN TINDAKAN DEFINITIF. SIFAT TIDAK DAPAT SESAT, YANG DIJANJIKAN KEPADA GEREJA, ADA PULA PADA BADAN PARA USKUP, BILA MELAKSANAKAN WEWENANG TERTINGGI UNTUK MENGAJAR BERSAMA DENGAN PENGGANTI PETRUS” (LG 25) TERUTAMA DALAM KONSILI EKUMENIS. APABILA GEREJA MELALUI WEWENANG MENGAJAR TERTINGGINYA “MENYAMPAIKAN SESUATU UNTUK DIIMANI SEBAGAI DIWAHYUKAN OLEH ALLAH” (DV 10) DAN SEBAGAI AJARAN KRISTUS, MAKA UMAT BERIMAN HARUS “MENERIMA KETETAPAN-KETETAPAN ITU DENGAN KETAATAN IMAN” (LG 25). INFALLIBILITAS INI SAMA LUASNYA SEPERTI WARISAN WAHYU ILAHI.”

~ KATEKISMUS GEREJA KATOLIK 891

“KEBAL SALAH DARI MAGISTERIUM PARA GEMBALA MENCAKUP SEGALA UNSUR AJARAN, JUGA AJARAN KESUSILAAN YANG MUTLAK PERLU UNTUK MEMPERTAHANKAN, MENJELASKAN, DAN MELAKSANAKAN KEBENARAN-KEBENARAN IMAN YANG MENYELAMATKAN.”
~ KATEKISMUS GEREJA KATOLIK 2051

5. TIDAK ADA KITAB SUCI TANPA GEREJA

Dari berbagai penjelasan di atas, kita lalu sampai pada kesimpulan logis bahwa: “Tidak ada Kitab Suci tanpa Gereja Katolik“. Gereja Katoliklah yang mengadakan Kitab Suci, yang sekarang malah diklaim oleh banyak orang sebagai miliknya, dan lebih parah lagi jika mereka berani mengatakan bahwa mereka lebih benar dan lebih tahu tentang Kitab Suci daripada Gereja Katolik. Ini sungguh sebuah lawak yang tidak lucu.

Dengan demikian, bagi mereka yang menyangkal Tradisi Suci, kuasa mengajar dan memimpin Paus Roma (Magisterium Gereja) dan cuma percaya pada pewahyuan selalu mempertanyakan keabsahan Kitab Suci. Ini yang harus kita sadari bahwa ketika kita menyebut Injil Lukas, Injil Markus, dll. bukan berarti bahwa Kitab Suci sungguh ditulis oleh mereka. Kepercayaan ini berdasar pada tradisi gereja. Karena itu, isi Kitab Suci sendiri merupakan kumpulan dari tulisan-tulisan mereka yang menjadi saksi bukan hanya sebagai Rasul tetapi sebagai murid dari para rasul seperti Lukas dan Markus. Kedua penulis ini bukanlah tergabung dalam kelompok 12 Rasul. Mereka adalah murid dari Petrus dan Paulus.

Ini adalah dasar bahwa Kitab Suci yang telah dikanonkan dijamin dari kesalahan (infalibilitas).

“ALLAH ADALAH PENYEBAB KITAB SUCI: IA MENGILHAMI PENGARANG-PENGARANG MANUSIA: IA BEKERJA DALAM MEREKA DAN MELALUI MEREKA. DENGAN DEMIKIAN IA MENJAMIN, BAHWA BUKU-BUKU MEREKA MENGAJARKAN KEBENARAN KESELAMATAN TANPA KEKELIRUAN.”

~ KATEKISMUS GEREJA KATOLIK 136

Karena itu, perjuangan untuk memasukkan sebuah kitab/Surat dalam Kitab Suci sungguh memakan waktu dan pertimbangan yang matang dari sisi pewahyuan dan isinya yang mendukung perkembangan iman umat, seperti misalnya; Kitab Wahyu. Kitab ini awalnya tidak diterima oleh umat kristen perdana. Tapi hanya karena keputusan dari Paus Roma (bersifat infallible / tidak dapat salah) yang mempertimbangkan bahwa isi kitab ini dapat membantu umat dalam mengenal dan mengimani Allah, maka akhirnya Kitab Wahyu termaktub dalam Kitab Suci seperti sekarang ini. Kuasa Paus untuk menentukan ini berdasar pada Mat 28:20; “Ajarilah mereka tentang segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan, lihatlah, Aku akan menyertaimu sampai akhir zaman.” (kamu di sini adalah para rasul dibawa komando Petrus sebagai pemimpin resmi yang diangkat oleh Yesus).

Menjadi sebuah kebenaran bahwa segala sesuatu yang diperbuat oleh para rasul dan para bapa gereja perdana tidak tertulis dalam Kitab Suci. Kitab Suci sendiri mengakuinya itu dalam Yoh 21:25; “Masih ada banyak hal lain yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jika semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.” Karena itu, mereka yang percaya bahwa kebenaran hanya terdapat dalam Kitab Suci membuat sebuah kontradiksi besar dalam hidup mereka, ketika mereka menerima pewahyuan lewat pemimpin gereja mereka sebagai kebenaran. Bukankah apa yang diwahyuhkan kemudian tidak tertulis dalam Kitab Suci? Mengapa mereka harus mengakuinya? Gereja Katolik telah melihat kemungkinan bahwa Allah akan terus bekerja dalam setiap generasi sampai akhir zaman. Karena itu, kebenaran dalam Kitab Suci tak pernah disangkal, tetapi pewahyuan atau apa yang dilestarikan dalam tradisi gereja juga dipercaya datang dari Allah.

Karena itu, di balik segala kelemahan dan kekurangan gereja, terutama lewat pemimpin-pemimpinnya, kita tidak bisa membuatnya menjadi alasan untuk meninggalkan Gereja Katolik, apalagi untuk membenci. Gereja Katolik adalah gereja yang didirikan oleh Yesus sendiri di atas dasar Petrus (Mat 16:18) sebagai lambang kesatuan para rasul yang lain. Para rasul yang lain, seperti Yakobus, Matius, Tadeus, dll. bahkan murid kesayangan Yesus, Yohanes, tak pernah mendirikan sebuah gereja baru karena kuasa yang diberikan kepada mereka. Walaupun berbeda pendapat atas banyak hal tapi mereka tetap percaya kepada Petrus sebagai pemimpin resmi mereka, yang diangkat sendiri oleh Yesus. Bahkan di zaman Paulus yang mendapatkan pewahyuan luar biasa dari Yesus, bahkan disebut rasul bagi bangsa-bangsa lain pun tetap mengakui Petrus sebagai pemimpinnya karena hak yang diberikan oleh Yesus kepada Petrus sendiri secara khusus.

Pertanyaan untuk direnungkan oleh semua orang Kristen (baik Katolik maupun Protestan) :

“Kalau Yesus, kalau Petrus dan para rasul yang lain tidak pernah membagi gereja menjadi bagian-bagian yang terpisah satu sama lain, sekalipun banyak terjadi salah paham baik pada level theologis maupun praktis hidup terjadi,  lalu mengapa kita manusia sekarang harus membaginya karena merasakan bahwa keinginan kita tidak terakomodir dalam Gereja Katolik, lalu kita mendirikan gereja baru? Apa artinya doa Yesus: “Semoga mereka bersatu” untuk dewasa ini? Kalau Yesus mempersatukan maka iblislah yang selalu mencerai beraikan kita lewat nafsu dan keinginan kita yang tidak bisa kita kontrol. Sadarlah akan itu dan renungkanlah. Kembalilah ke pangkuan Gereja Katolik karena itulah yang diinginkan oleh Yesus.

Penulis: Rm. Inno Ngutra






Next Video LDK Putri Sakristi, Gereja Hati Perawan Maria tak bernoda

Video LDK Pusakri 1




LDK Pusakri, Gereja Hati Perawan Maria tak bernoda, 
Paroki Tangerang




Sabtu, 22 Juni 2019

" BAGAIMANA HIDUP SETURUT KEHENDAK TUHAN DALAM KESULITAN HIDUP ? "

Salam semangat pagi selalu sehat ceria..usaha lancar jaya...BERKAH DALEM 💪😆🙏

Tanya jawab imaginer ( self reflection ):


" Bagaimana hidup seturut kehendak Tuhan dalam kesulitan hidup?  "

Cara nya jangn andalkan diri sendiri 🙏😀

Orang yang stress, depressi, suka ngomel2x,  bicara kasar,  arrogant tanda kurang Iman.

Loh kok bisa?

Begini manusia terdiri dari Tubuh,  Jiwa, Roh ( Body, Mind,  Spirit)

Kaitan nya apa?
Tubuh memilki 5 Panca Indra: telinga, mata, hidung, lidah, kulit.

5 panca Indra tersebut jembatan / jendela jiwa. Gangguan terhadap salah satu indra tersebut akan mempengaruhi Jiwa.

Cth apa yang kita dengar, apa yg kita lihat mempengaruhi pikiran,  pikiran tersebut akan mempengaruhi Jiwa. Efeknya sakit-penyakit.

Tersinggung, marah, stress, suka ngomel2x,  muda amarah tanda gangguan Jiwa.

Nah orang2x yg memilki Roh kudus/ Roh kebenaran akan memilki kekuatan JIWA. JIWA tidak mudah terganggu.. 🙏😀.

Kesulitan hidup mempengaruhi 5 panca Indra.. Mempengaruhi Jiwa.. Tugas Roh Kudus menetralisir agar Jiwa kita kuat.  Efeknya kekuatan Jiwa.🙏😀


1 Tes 5:23
Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.😀🙏

Doa:
Marilah kita mohon kekuatan Roh Kudus. Semoga Kita semua. Keluarga, teman 2x KEP, BL KEP,  KPKS,  EJ, Katekese, Pembina BIA-BIR, Komunitas DCE, Para Pelayan Gereja, Para aktivis organisasi bisa melaui masa2x sulit, terbebaskan dari sakit penyakit.

Jagan biarkan jiwa kita menjadi lemah. Dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus.  Amin 🙏

Selamat mengikuti misa / beribadah, selamat beraktivitas.. Amin..Gbu 🙏


MT

Next Topics

Senin, 27 Mei 2019

PERBEDAAN TEOLOGI KATOLIK VS KRISTEN


Mengenal Perbedaan teologi Katolik & Kristen

Sudah menjadi rahasia umum bahwa cukup banyak umat Katolik menyeberang ke gereja Kristen. Inilah beberapa alasan yang sering muncul:

1. 'biar tdk apa-apa, kan masih dalam nama Yesus'._
2. Saya lebih bisa meresapi firman Tuhan di gereja Kristen_
3. Beberapa katakumen ingin cepat dibaptis, tak mau belajar katakumen yg lama._
4. Teman-teman mengajak saya ke gereja mrk, toh sama saja katanya._

Benarkah hal-hal tsb? Apakah gereja Katolik dan gereja Kristen itu sama saja? Kalau berbeda, di mana letak perbedaannya?  Sekilas memang tampak sama antara keduanya. Tapi kalau kita cermati lebih jauh, keduanya sungguh ada banyak perbedaan. Sering kali mrk yg mudah terbawa ke gereja Kristen, mengalami kurangnya penghayatan akan iman Gereja Katolik.

Inilah perbedaan mendasar Teologi Gereja Katolik dan Gereja Kristen.
Teologi Katolik dan Teologi Protestan, Apa Bedanya?

Teologi adalah ilmu yang harus dikuasai oleh seorang pemimpin agama, tak terkecuali para calon imam maupun calon pendeta. Dengan ilmu Teologi, mereka akan lebih mengenal Tuhan secara intens sehingga mereka dapat menyampaikan ajaran dan firman dari Sang Pencipta kepada masyarakat luas. Namun, apa bedanya teologi Katolik dan teologi Protestan? Ada beberapa point yang membedakan, yakni sebagai berikut:

1. Tiga Pilar (Kitab Suci, Tradisi Suci, dan Magisterium) vs Sola Scriptura

Inilah perbedaan yang mendasar dan menjelaskan mengapa saudara-saudara kita yang Kristen non-Katolik selalu membawa Kitab Suci kalau pergi ke gereja untuk kebaktian hari Minggu. Karena teologi Protestan menganut prinsip pengajaran Sola Scriptura (Kitab Suci adalah satu-satunya sumber kebenaran). Namun tidak dengan Gereja Katolik. Gereja Katolik memiliki tiga pilar sebagai sumber kebenarannya, yakni Kitab Suci, Tradisi Suci, dan Magisterium (ajaran Bapa-Bapa Gereja). Mengapa? Karena: (a) Kitab Suci sendiri tidak pernah mengatakan demikian; bahkan menekankan pentingnya pengajaran para rasul yang disampaikan secara lisan maupun tertulis (lih. 2 Tes 2:15) dan otoritas kepemimpinan dalam Gereja (lih. Mat 16:18-19; 18:18); (b) Gereja lahir terlebih dahulu sebelum Kitab Suci, (c) Dengan inspirasi Roh Kudus, Gereja-lah yang menentukan kitab-kitab mana yang masuk dalam Kitab Suci, (d) Sola Scriptura tanpa ada otoritas yang menentukan interpretasi yang benar, terbukti menghasilkan perpecahan gereja. Keempat point tadi sudah menunjukan kalau ketiga pilar tadi sangat-sangatlah alkitabiah, kalau dibandingkan dengan prinsip Sola Scriptura tadi. Untuk lebih jelasnya, kebetulan topik minggu depan adalah membahas lebih lanjut tentang ketiga pilar kebenaran tadi secara episodik. Selama tiga minggu blog ini akan full membahas tentang tiga pilar kebenaran Gereja Katolik. Tunggu ya.

2. Konsep Otoritas dalam Gereja

Gereja Katolik mempercayai bahwa Yesus menyerahkan otoritas kepada Rasul Petrus (lih. Mat 16:16-19) dan para penerusnya, yakni para Paus. Mengapa? Sebab Yesus menghendaki agar Gereja-Nya bertahan sampai pada akhir zaman (lih. Mat 28:19-20) dan juga otoritas lainnya diberikan kepada rasul-rasul lainnya, yang sekarang diteruskan oleh para uskup (lih. Mat 18:18;Yoh 20:21-23). Mereka inilah yang disebut sebagai Magisterium Gereja tadi. Dan fungsi pengajaran ini ditegaskan dalam Luk 10:16 “ Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.” Karena Kristus yang memberikan otoritas Gereja kepada para Paus dan para Uskup, maka umat Katolik sendiri dengan kerendahan hati mengikuti apa yang diajarkan oleh Magisterium Gereja, yang tentunya bersumber kepada Kitab Suci dan Tradisi Suci tadi. Dengan otoritas ini, bukanlah tidak mungkin jika Gereja Katolik bisa bertahan sampai 2000 tahun dengan pengajaran yang sama dari generasi ke generasi.

Sebaliknya, gereja-gereja Protestan menganggap bahwa setiap umatnya memiliki otoritas dan tanggung jawab sendiri dengan Kristus. Sehingga mereka tidak perlu mentaati pengajaran dari siapapun. Inilah akibat dari prinsip Sola Scriptura tadi.

3. Konsep Ekklesiologi
Konsep ekklesiologi dari Gereja Katolik dan gereja-gereja Protestan sendiri sudah berbeda, bahkan inilah perbedaan yang paling mencolok. Bagi Gereja Katolik, Kristus hanya mendirikan satu Gereja, yaitu Gereja Katolik (lih. Mat 16:16-19). Gereja Katolik jugalah yang menjadi tubuh mistik Kristus (Ef 1:23; Ef 5) yang memiliki 4 tanda, yaitu satu, kudus, katolik, dan apostolik, serta menjadi sakramen keselamatan bagi seluruh bangsa. Dengan kata lain, Gereja adalah tanda kasih Allah kepada umat Allah yang harus diterima, dijaga, dan sekaligus menjadi tujuan. karena didirikan oleh Kristus, dijiwai oleh Roh Kudus, dan mengantar umat manusia menuju keselamatan. Gereja-gereja Protestan tidaklah menganut konsep yang demikian, mereka menganggap bahwa gereja hanyalah menjadi persatuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. terlepas dari perbedaan ajaran antar denominasi.

4. Konsep Sakramen

Gereja Katolik mengimani 7 sakramen, yakni Sakramen Baptis, Sakramen Ekaristi, Sakramen Krisma (penguatan), Sakramen Rekonsiliasi (Pengakuan Dosa). Sakramen Pengurapan Orang Sakit, Sakramen Imamat, dan Sakramen Perkawinan. Ketujuh Sakramen ini diinstitusikan oleh Kristus sendiri sebagai caraNya untuk menyalurkan rahmat kepada para umat Allah. Sedangkan gereja-gereja Protestan, seperti Lutheran, hanya mengimani 2 Sakramen, yakni Baptis dan Ekaristi (disebut sebagai perjamuan kudus), bahkan dalam beberapa denominasi ada yang mengakui Sakramen Rekonsiliasi (Tobat). Namun, sakramen-sakramen ini tidak memiliki arti yang sama dengan yang diimani oleh Gereja Katolik. Mereka tidak mempercayai bahwa baptisan adalah cara Kristus untuk menyelamatkan manusia, perjamuan kudus sendiri hanya dipandang sebagai simbol. Berbeda dengan ekarist yang terdapat dalam Gereja Katolik, yang menyatakan bahwa Kristus hadir secara nyata dalam bentuk roti dan anggur.

5. Maria dan Para Kudus

Perbedaan yang lain adalah konsep mediasi. Gereja Katolik mempercayai bahwa semua orang terpanggil oleh Allah untuk menjadi rekan sekerja Kristus (lih. 1Kor 3:9). Kalau kita semua terpanggil oleh Allah untuk menjadi rekanNya, apalagi Maria Bunda Allah, dan para kudus. Bunda Maria dan Para Kudus adalah mereka yang sungguh telah bekerjasama dengan rahmat Allah, sehingga mereka pun dapat berpartisipasi dalam karya keselamatan Allah. Gereja Katolik melihat bahwa kematian tidaklah memisahkan orang-orang yang telah dibenarkan oleh Allah dengan umat Allah di dunia ini (lih. Rom 8:38-39). Sedangkan gereja-gereja non-Katolik memandang bahwa orang-orang yang telah meninggal sama sekali terpisah dari umat Allah yang masih mengembara di dunia ini.

Demikian perbedaan Teologi Katolik dengan Teologi Protestan. Semoga bermanfaat, Tuhan memberkati

Next " Peranan Roh Kudus dalam Kehidupan "


PERANAN ROH KUDUS DALAM KEHIDUPAN

"Peranan Roh Kudus Dalam Kehidupan Orang Percaya."

Saudaraku, pada hari Kamis ini kita akan merayakan Hari raya Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga. Sebelum  Yesus naik kesurga Yesus meminta kepada mereka untuk menantikan janji Bapa. (Kis 1:4-5.8), dan pada hari Pentakosta mereka di penuhi oleh Roh Kudus. Kemudian Gereja melanjutkan yg diwarisan ini, dimana sesudah kenaikan Yesus ke Surga, Gereja mengadakan novena Roh Kudus, dan puncaknya pada hari raya Pentakosta kita boleh mengalami Pencurahan Roh Kudus.

Oleh karena itu pentingnya mengenal Peranan Roh Kudus yang berbeda dengan karunia Roh. Kita harus bisa mengerti tentang pekerjaan Roh Kudus, siapakah Roh Kudus, dan cara kerja Roh Kudus didalam kehidupan kita.

Roh Kudus tidak terlihat, namun tidak dapat dibatasi ruang dan waktunya. Roh Kudus selalu bekerja dengan tertib dan sopan dan membuat hati kita tenang. Sesuatu yang bermanifestasi dan menakutkan, itu bukanlah Roh Kudus, karena Roh Kudus tidak mempermalukan seseorang. Roh Kudus sering dilambangkan dengan merpati. Merpati melambangkan ketulusan, kesetiaan. Roh Kudus dilambangkan juga dengan lidah- lidah api. Makna lidah api adalah gairah, semangat dan motivasi.

SIAPAKAH ROH KUDUS

Allah Bapa, Allah Putera, Allah Roh Kudus sering ditafsirkan sebagai tiga pribadi. Setiap masing- masing dari pribadi ini adalah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Tidak ada seorangpun yang dapat mengerti Allah secara sempurna. Manusia tidak akan bisa mengerti penciptanya, namun Allah dapat mengerti ciptaan-Nya secara sempurna.

Allah Bapa MEMILIKI VISI MENYELAMATKAN dunia dari dosa.

Penyelematan manusia dimulai dari kejatuhan Adam dan Hawa dari dosa. Ketika manusia jatuh dalam dosa dalam sebuah kesalahan, maka Allah Bapa memiliki visi menyelamatkan.

Allah Putera MELAKSANAKAN visi Allah Bapa.

Allah yang tadinya tidak terlihat, yang awalnya melalui Malaikat, penglihatan, dan mimpi pada saat Perjanjian Lama. Lalu pada Perjanjian Baru, Tuhan Yesus datang untuk melaksanakan visi yang diberikan Allah Bapa untuk menebus dosa manusia melalui darah-Nya yang tercurah di kayu salib. Tuhan Yesus memberikan jaminan kita akan dibawa kerumah Bapa yang kekal.

Allah Roh Kudus MENERUSKAN visi Allah Bapa.

Roh Kudus adalah pribadi yang diberikan Tuhan Yesus sebagai penghibur dan penolong yang tinggal didalam hati manusia.

PERANAN ROH KUDUS

MENGINSAFKAN / BERTOBAT

Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;(Yohanes 16:8)

Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"(Roma 8:15)

Ciri orang yang memiliki Roh Kudus didalam hatinya, orang itu tidak akan berlama-lama dan akan insaf akan kesalahannya sendiri. Roh Kudus adalah anugerah yang diberikan oleh Tuhan. Semua yang kita kerjakan untuk Tuhan Yesus digerakkan oleh Roh Kudus dan hidup kita akan berkualitas.

MENGERTI KEBENARAN

Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.(Yohanes 16:13)

Orang yang dipenuhi Roh Kudus mengerti kebenaran tentang Firman Tuhan. Roh Kudus akan memberi pencerahan dalam pikiran kita untuk mengerti akan Firman Tuhan.

MEMBERIKAN KUASA

Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."(Kisah Para Rasul 1:8)

Orang yang dipenuhi Roh Kudus dipenuhi kuasa sehingga perkataan kita pun mempunyai kuasa. Tuhan bisa berkarya dengan ajaib melalui perkataan kita yang memiliki kuasa.

MEMBERIKAN PERTOLONGAN

Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,(Yohanes  14:16)

Orang yang dipenuhi Roh Kudus akan selalu ditolong selama-lamannya. Roh Kudus akan memberikan kita sinyal yang sensitif sehingga kita bisa membedakan orang yang benar atau tidak benar.

MEMBERIKAN PENGHIBURAN

tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.(Yohanes 14:26)

Orang yang dipenuhi Roh Kudus selalu diberikan penghiburan. Orang benar yang sedang memiliki masalah tidak akan larut dalam masalahnya dan akan cepat mendapatkan penghiburan.

KESIMPULAN
Roh Kudus adalah pribadi Allah yg hidup dalam hidup orang PERCAYA.
Roh Kudus mencari dan menyelamatkan yang HILANG.
Roh Kudus menyingkapkan yang TERSEMBUNYI dalam diri Allah.
Roh Kudus memberikan OTORITAS & WIBAWA dalam setiap tindakan orang PERCAYA.
Roh Kudus memberikan PENYERTAAN sampai selamanya.
Roh Kudus memberikan PENGHIBURAN yang berbeda dengan dunia.
Kehidupan rohani orang percaya mengalami grafik perkembangan yang progresif/ meningkat dengan Roh Kudus. Ketika kita merasakan kita tidak dapat hidup sendiri tanpa pertolongan Tuhan, sudah pasti Roh Kudus tinggal didalam hati kita.

"TUHAN YESUS MEMBERKATI"

Topik lain nya " Perbedaan Teologi Katolik vs Kristen "

Source : Bram Wongkar