Kamis, 06 Desember 2018

HARMONISASI KEHIDUPAN

Harmonisasi, apa itu?
Sesuatu yang sulit dipersatukan tapi karena kesabaran, latihan yang gigih akhirnya sesuatu yg tak beraturan tersebut menjadi mungkin dan indah untuk didengarkan maupun dilihat.

Masih bingung?

Semoga melalui tayangan video ini mungkin bisa membantu pemahaman tersebut, selamat menyaksikan :


Selamat beraktivitas..tetap optimis dan selalu arahkan mindset/ pola pikir ke arah yang positif dan tetap berdoa.

Tuhan berkati mu..smile in Christ always..

Michael Thang

Pesan sponsor :









Jumat, 30 November 2018

CINCIN SIMBOL KOMITMENT

Simbol adalah tanda yang menanyakan sesuatu. Salah Satu tanda yang saya suka adalah Cincin. Cincin adalah simbol komitment atau kesetiaan.
Mis. Cincin perkawinan menandakan kesetiaan seseorang pada pasangan hidup.

Cincin bisa menandakan status si Pemakai.
Cth. Cincin Berlian, Permata berlapis emas menandakan status kemakmuran, kesuksesan, dll.

Cincin umumnya menandakan Kesetiaan atau komitment dan setiap cincin Yang dikenakan bisa mewakili komitment tertentu tergantung maksud dan tujuan dari Si Pemakai atau orang Yang mengenakan cincin tersebut.
Mis. Cincin yang dikenakan Penegak Hukum tentu berbeda  maksud dan tujuan dengan cincin yang dikenakan Pengacara, Dokter, Alumni komunitas dll.

Cincin Pemuka Agama, Pelayan Agama, Pelayan dibidang Sosial.
     Menurut saya Pribadi cincin yang dikenakan haruslah yang sederhana ( sebaiknya tidak terbuat dari Emas, Berlian, Permata, yang menampilkan  kesan kemewahan, dll ), harus kuat dan harus menampilkan simbol-simbol kesan  pesan yang mau disampaikan ketika mengenakan cincin tersebut.

Mau tahu cincin favourite saya ? Mungkin bisa dijadikan contoh idea bagi Anda yang aktif di Pelayanan Sosial maupun keagamaan.


Salam Smile in Christ always..
" Semangat melayani, Tuhan Sertamu "

Michael Thang
mike@enagic-thang.com

Jumat, 16 November 2018

Sejarah dan Makna Teologi Sholat 7 waktu


Oleh: Bambang Noorsena, SH, MA


Pelecehan terhadap doa yang dirumuskan, sebagaimana kadang-kadang terjadi di lingkungan Kristen, tidak memiliki dasar dalam Alkitab dan tradisi, tetapi merupakan suatu produk dari subyektivisme dan individualisme modern (E.H. Van Olst, teolog Protestan) [1].


Dalam komunitas Kristen yang berbahasa Arab, Doa-doa Harian atau Brevir (Latin: De Liturgia Horanum) lebih populer disebut Sab'u ash shalawat (Shalat Tujuh Waktu). Liturgia Horanum adalah doa-doa harian yang dilakukan pada saat-saat tertentu, yang didasarkan atas penghayatan jamjam peristiwa Yesus, khususnya Jalan Salib-Nya (Latin: Via Dolorosa, Arab: Tarikh al-Alam) [2].

Brevir atau doa-doa harian ini sifatnya non-sakramental, dalam bilangan tujuh waktu secara lengkap, saat ini masih dilaksanakan di seluruh gereja-gereja Timur, khususnya oleh para rahib di biara-biara. Tetapi pemeliharaan waktu-waktu shalat, lengkap dengan adab qiyam (berdiri), ruku' dan sujud, terutama dilestarikan di Gereja Ortodoks Syria.

Karena kekunoannya, tentu saja tidak dapat dikatakan bahwa tata-cara ini dipengaruhi Islam, seperti sering dituduhkan orang Kristen di Indonesia. Model doa-doa harian seperti ini, bukan hanya waktu-waktunya yang dapat dilacak dari ayat-ayat Alkitab sendiri, tetapi juga dokumen-dokumen gereja kuno, masa-masa menjelang kelahiran Islam, hingga pada zaman sekarang ini. Pola-pola doa seperti ini, khususnya dalam Gereja Katolik ritus Latin, sudah banyak mengalami penyesuaian akibat tuntutan hidup modern.


I. AI-Quddos al-Ilahi dan Sab'ush Shalawot:
Dua Corak Ibadah Gereja Mula-mula

Sejarah gereja mula-mula, sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian Baru, dengan jelas mencatat bahwa sejak awal mula orang-orang Kristen awal: " .... bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu menjalankan shalat-shalat dan merayakan ekaristi" (Kisah 2:41, Peshitta) [3]. Ayat ini mencatat kedua corak ibadah gereja kuno, yakni ibadah sakramental (Arab: AI-Quddas al-Ilahi, Perjamuan Kudus) dan ibadah non-sakra-mental, antara lain ibadah-ibadah harian dengan waktu-waktu tertentu (cf. "waktu sembahyang", Kisah 3:1).

Ternyata dua corak ibadah ini hanya meneruskan dari kedua corak ibadah Yahudi: hag (jamak: hagigah) dan Siddur. Hagigah ialah perayaan besar yang harus diselenggarakan 3 kali dalam setahun di kota suci Yerusalem. Kata yang diterjemahkan "perayaan". Perlu dicatat pula, kata Ibrani hag[/i][/b] (yang seakar dengan kata Arab: hajj[/i][/b] ), yang sejak dibangunnya Bet hammiqdas (Arab: Bait al-Maqdis) di Yerusalem, perayaan 3 kali dalam setahun ini dipusatkan di kota suci itu (Keluaran 23:14; Mazmur 122:4). Perayaan besar atau !lag ke Yerusalem ini, dalam kacamata Iman Kristen sudah digenapi dengan kedatangan Yesus Sang Mesiah, dan satu dari antara ketiga hag[/i][/b] yang terbesar, yaitu Hag[/i][/b] ha-Pesah (Perayaan Paskah) yang dahulu menjadi puncak perayaan-perayaan Yahudi, sekarang dimengerti dalam makna yang baru.

Kalau Paskah Yahudi adalah perayaan pembebasan Bani lsrail dari perbudakan Fir'aun di Mesir, maka Paskah Kristen adalah perayaan pembebasan umat manusia dari belenggu dosa berkat penebusan Kristus [4].

Teologi penebusan sendiri ternyata lebih dilatarbela-kangi konsep Yahudi mengenai kippur (Arab: ka-ffarat), yang artinya penebusan atau penggantian. Kurban yang menjadi puncak dari seluruh peribadatan Yahudi, dilanjutkan dan digenapi dalam kurban Perjamuan Kudus (Aram: Qurbana Qaddisa, Arab: AI-Quddas al-Ilahi). Dan apabila Paskah Yahudi itu dirayakan dengan roti tidak beragi, maka dalam ekaristi umat "memecah-mecahkan roti", yang secara teologis diimani sebagai tubuh dan darah Kristus. Karena kedatangan Kristus sudah menggenapi Taurat dan kitab Nabi-nabi, tidak lagi mewajibkan ber-hag ke Yerusalem, melainkan "memecahkan roti di rumah masing-masing" (Kisah 2:46) [5].

Perlu diketahui, peristiwa nuzulnya Firman Allah menjadi manusia (Kalimatullah al-Mutajjasad): kelahiran, kematian, kebangkitan dan mi'raj-Nya ke surga, menjiwai seluruh ibadah Kristen, baik ketujuh sakramen gereja, khususnya Perjamuan Kudus, maupun ibadah-ibadah non-sakramental, seperti Shalat Tujuh Waktu. Pembagian waktu shalat ini mula-mula berasal dari pembagian waktu-waktu menurut perhitungan Yahudi kuno. Begitu juga unsur-unsur doa yang dipanjatkan, kendati di-mengerti dalam makna baru yang berpusat pada permenungan atas peristiwa Kristus.

------------------------------
[1] E.H. van Olst, Alkitab dan Liturgi (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1996), hlm. 68-69.

[2] Fakta bahwa seluruh gereja-gereja di Timur, baik Ortodoks maupun Katolik ritus Timur, masih melaksanakan Shalat Tujuh Waktu (as-sab'u ash-shalawat) dengan jelas dicatat Aziz S. Atiya, History of Eastern Christianity (Nostre Dame, Indiana: University of Nostre Dame Press, t.t.). Demikianlah catatan Aziz 5. Atiya mengenai pelestarian ibadah ini pada tiap-tiap gereja Timur: Gereja Orthodoks Koptik: "These seven hours consisted of the Morning prayer, Terce, Sext, None, Vespers, Compline and the Midnight prayer ... " (hlm. 128). Mengenai Gereja Orthodoks Syria, "... kepp usual hours from Matins ti Compline, with they describe as the 'protection prayer' (Suttara) before retiring" (hlm. 124). Sedangkan Gereja Katolik Maronit di Libanon: "Seven in number, they are the Night Office, Matins, Third, Sixth and Nine Hours, Verpers and Compline" (hlm. 414).

[3] Terjemahan Baru LAI 1974 menerjemahkan "doa", tetapi dalam bahasa as Ii dipakai bentuk jamak, cf. New [(ing James Bible: "And they continue steadfastly in the apostles' doctrine and fellowship, in the breaking of bread and in prayers". Terjemahan ini, cocok dengan adab rasul-rasul yang berdoa pada waktu-waktu tertentu, sebagaimana dieatat dalam Kis. 2:15; 3:1; 10:9;30; 16:25.

[4] Lihat: Tafsiran Yohanes 4:24, dalam Tadrus Malathl, Tofsi« AIKitab ol-Muqaddas: AI·!njll bi Hasab Yuhanna. Juz 1 (Cairo: Maktabah atMahabbah, 2003), him. 123·126.

[5] Kendatipun bukan ibadah wajib lagi, tetapi umat Kristen baik dari gereja-gereja orthodoks maupun katolik, ketika 'aliyah (ziarah) ke Yerusalem, mereka biasanya melaksanakan ibadah khusus "Jalan Salib Kristus" (thariq al-alam) yang biasa dirayakan besar-besaran setiap 'Id al-Fashhah (perayaan Paskah), bahkan menjadi devosi imam-imam dan rahib-rahib yang tinggal di Yerusalem setiap hari Jumat.


Sumber lengkap : https://bit.ly/2BczZHC

Rabu, 31 Oktober 2018

Minggu, 28 Oktober 2018

Sabtu, 20 Oktober 2018

MENGAPA ORANG KRISTEN TIDAK DI SUNAT?


Merenung Sejenak 16 Oktober
Selasa Biasa XXVIII

..Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu:  jikalau kamu menyunatkan dirimu,
Kristus sama sekali tidak berguna bagimu.. Sebab bagi orang orang yang ada di dalam
Kristus Yesus, hal bersunat atau tidak bersunat, tidak mempunyai suatu arti, yang berarti
hanya IMAN yang BEKERJA oleh KASIH. (Gal 4: 31-5:6)
                  
Aku menaikkan tanganku kepada perintah perintah-Mu yang kucintai, dan aku hendak
merenungkan titah titah-Mu.(Mzm 119:48)

..seorang Farisi mengundang Yesus..makan di rumahnya..masuklah Dia..lalu duduk makan.
Orang Farisi itu heran melihat Yesus tidak mencuci tangan sebelum makan..Tuhan berkata..
"Hai orang orang Farisi, kamu membersihkan cawan dan pinggan bagian luar, tetapi bagian
dalam dirimu penuh rampasan dan kejahatan..bukankah Dia yang menjadikan bagian luar,
menjadikan bagian dalam?..berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhya semuanya
akan menjadi bersih bagimu. (Luk 11:37-41)

Yesus *menegur* orang orang Farisi yang mengundang makan, bahwa mereka *suka mengkritik*
orang lain karena tidak melakukan hukum Taurat, padahal *mereka sendiri melakukan hal hal yang
lebih jahat* daripada orang lain. Dan menegaskan supaya mereka berlaku benar dengan berbuat
*KASIH* kepada sesama dengan sepenuh hati. Seperti di tegaskan Paulus kepada jemaat
di Galatia, bagi orang yang ada di dalam Yesus Kristus, sunat dan tidak bersunat sama sekali
tidak berarti. Yang berarti hanyalah *IMAN yang bekerja oleh KASIH*. 

Saudara/i ku, Yesus *LEBIH* menekankan *SIKAP HATI daripada SIKAP LUAR*, dalam
kehidupan IMAN kita kepada-Nya. Dalam *BEKERJA atau PELAYANAN*, hendaknya
kita lakukan dengan penuh *CINTA KASIH, RENDAH HATI, LEMAH LEMBUT, TANPA
PAMRIH dan BIJAKSANA.*
Karena yang berarti adalah *IMAN dan BERBUAT KASIH* kepada sesama. 

Marilah menyatakan *IMAN* kita dengan *BEKERJA dan MELAYANI* dengan penuh
*KASIH*. Karena inilah yang *BERARTI* bagi Yesus.

Ya Tuhan, semoga *KASIH SETIA-MU* mendatangi aku. Sebab *KESELAMATAN*
dari pada-Mu itu sesuai dengan janji-Mu. Amin

Selamat Beraktifitas.

Smile in Christ always..