Minggu, 21 September 2014

Mana lebih utama Peraturan atau Kasih?

Bacaan Injil Matius 12:1-2. 

12:1 Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya.
12:2 Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat."


Dalam kutipan Markus 3:1-4

3:1 Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya.
3:2 Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia.
3:3 Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: "Mari, berdirilah di tengah!"
3:4 Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja

Kedua bacaan tersebut mengenai ajaran KASIH dan PERBUATAN lebih utama dari pada sekedar mentaati aturan yang kaku, keras dan tidak mengerti mengapa aturan itu dibuat.


Renungan: 
Orang Farisi belum mengenal siapa itu Yesus itu pd masa itu, sehingga Orang  Farisi beranai menegur Yesus karena Yesus melanggar aturan: bekerja pd hari Sabat (karena pada hari Sabat ada aturan keras tidak boleh bekerja). 

Saya coba kaitkan dengan hal-hal yang mungkinkita pernah alami misalnya penyelenggaraan Kursus
Evangelisasi Pribadi, kursus kitab suci, Dll. dan salah satu aturannya adalah 3 x absen, atau kurang dr 20-25% kehadiran maka dianggap mngundurkan diri. Entah alasan sakit atau memang tanpa alasan.

Dan masalah muncul ketika Peserta yang tidak memenuhi absen tersebut ingin mengikuti Retreat, Apakah diperbolehkan atau Apakah Peserta diperbolehkan mengajak keluarga?

Untuk menjawab itu maka kita perlu mohon Roh Kudus untuk memberikan Roh Hikmat dan Kebijaksanaan karena bila salah menjawab hal ini tentu akan menimbulkan luka batin yang sulit disembuhkan khususnya bagi mereka yang sedang mencari dan baru  bertumbuh dalam Iman.

Menurut pandangan saya dengan mengacuh pada kutipan tersebut diatas maka menurut saya diperbolehkan. Dengan beberapa alasan-alasan dan pandangan sebagai berikut.

Ingat Tujuan Kursus Kitab Suci, Evangelisasi Pribadi adalah membawa umat mengalami pertobatan sejati,  mendalami iman Kristen melalui pengajaran-pengajaran yang ada pada kursus tersebut .
Retret merupa suatu persiapan jiwa, diri, dan batin menuju kedalaman Rohani. 
Betul absen kurang 20-25% dianggap mngundurkan diri sehinga kita fokus kepada peserta yang ada saja. 

Tetapi hal ini menjadai tidak bijaksana dan keliru apabila peserta yg hadir tersebut kemudian menyadari dan mau belajar kembali dilarang, mau ikut retret dilarang/tdk dijinkan
Apakah bila kita ijinkan ini berarti melanggar larangan aturan organisasi? Ingat Yesus melanggar larangan pada hari sabat karena menurut Yesus lebih baik memenangkan jiwa-jiwa, berbuat kasih daripada hanya sekedari mengikuti aturan kaku.  

Ingat kisah anak yg hilang? Anak domba yg hilang? Seorg perempuan yg kehilangan 1 dirham?  ( Lukas 15-11-32), 

Marilah kita merenung sejenak, apakah pantas kita melarang Peserta yg tdk aktif tuk ikut retret? 
Semua jawaban tergantung dari kebijaksanaan masing-masing, semua jawaban pasti ada alasannya. 

Selamat mengambil keputusan. Selamat beristirahat, 
Yesus sertamu, Yesus sertaku semua diberkati. 

Amin.
Michael Thang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar