Kamis, 07 November 2019

TEOLOGI KATOLIK PART 15


III.1.1. ALLAH PENCIPTA

III.1.2. ALLAH PENYELAMAT

Bagian kedua dari Syahadat menyangkut Allah sebagai “Allah Penyelamat”. Karya penyelamatan yang direncanakan Allah sejak semula itu sudah berlangsung pada waktu Perjanjian Lama, tetapi mencapai pemenuhannya dalam Perjanjian Baru ketika Allah menjelma menjadi manusia.
Sejarah Perjanjian Lama adalah sejarah jatuh bangun umat Allah yang lama. Israel sering murtad dan dihukum Tuhan, lalu bertobat dan diselamatkan oleh Allah. Selanjutnya Israel kembali murtad dan kembali dihukum, dan seterusnya. Akhirnya harus dikatakan bahwa bangsa Israel sebagai keseluruhan (yang mewakili bangsa-bangsa lain dan seluruh umat manusia) gagal memenuhi tugas dan panggilan yang dipercayakan Allah kepadanya. Tetapi kegagalan Israel tersebut tidak dapat menghalangi maksud dan rencana Allah dengan umat manusia. Melalui “sisa yang suci” yaitu pribadi-pribadi dalam umat Israel yang setia melakukan pekerjaan Allah (bdk. Yes 10 : 20- 27; 11 : 11- 16), Allah mempersiapkan umat manusia untuk menerima Putera Allah sendiri, Firman Allah yang menjelma menjadi manusia.
Puncak karya keselamatan terletak dalam kenyataan bahwa Yesus Kristus, Putera Allah yang tunggal menjadi solider dengan manusia yang berada dalam kegelapan maut sebagai “upah dosa” (bdk. Rm 6 : 23). Putera Allah yang sejak kekal bersatu dengan Bapa memasuki situasi dosa dunia, menerima kehampaan hidup manusia yang terpisah dari Allah itu dan rela mati bagi manusia. Solidaritas Yesus dengan manusia menjadi sumber keselamatan.
Dalam kebangkitan Yesus, keselamatan diberikan kepada manusia. Kristus bangkit sebagai “yang sulung”, permulaan dari proses penyelamatan yang meliputi dunia seluruhnya. Kebangkitan Kristus merupakan permulaan keselamatan umat manusia. Dalam Kristus, Allah telah menerima umat manusia kembali. Kebangkitan Yesus adalah jaminan masa depan kita. Penerimaan umat manusia oleh Allah dalam Kristus itu disebut sebagai penyelamatan obyektif. Akan tetapi, penerimaan itu masih  harus dinyatakan dalam hidup manusia masing-masing, yakni melalui iman kepercayaan kepada Kristus. Iman itu adalah langkah pertama dalam proses penyelamatan tiap-tiap manusia secara pribadi. Proses inilah yang disebut sebagai penyelamatan subyektif. Penyelamatan subyektif ini hanya mungkin dalam iman. Proses penyelamatan ini tidak selesai sebelum karya keselamatan diterima manusia masing-masing dalam hatinya oleh karena iman.


III.1.3.  ALLAH PEMBAHARU

III.1.3.1  Roh Kudus

Karya Allah dalam Yesus Kristus adalah puncak dari penyelamatan-Nya, dan sebagai puncak maka bersifat menentukan. Ini berarti bahwa kelanjutan karya Allah setelah Yesus bangkit dan naik ke surga itu menurut garis kebijaksanaan yang telah ditetapkan-Nya dalam Kristus. Roh Kristuslah yang menjiwai dan meresapi karya Allah sejak semua sampai sekarang dan juga untuk masa mendatang.
Roh Kristus itu sama dengan Roh Bapa, yaitu Roh Kudus yang mempersatukan Bapa dan Putera dalam Allah Tritunggal yang Mahaesa. Roh Kudus adalah kasih yang berasal dari Bapa dan Putera, ikatan yang mempersatukan mereka. Yang menjadi pekerjaan Roh Kudus ialah yang menjadi pekerjaan cinta kasih : menghidupkan dan menggerakkan, membebaskan dan menyelamatkan, memelihara dan membaharui.
Pekerjaan Roh Kudus dalam Gereja dapat dibandingkan dengan pekerjaan jiwa-jiwa, prinsip hidup dalam tubuh. Pekerjaan yang dimaksudkan adalah menghidupkan, menggerakkan dan mempersatukan. Sebagai kumpulan orang-orang, sebagai badan sosial, Gereja merupakan kenyataan insani. Tetapi, karena dijiwai oleh Roh Kudus, maka kenyataan insani itu dijadikan kenyataan ilahi yang membuat Gereja menjadi Tubuh Kristus. Roh pemersatu yang mempersatukan Bapa dan Putera juga mempersatukan para anggota Gereja dengan Kristus sebagai Kepala Gereja.


" Teologi Katolik 1-14 "



Minggu, 03 November 2019

MAU BERBUAT BAIK, BERBUAT BAIKLAH, JANGAN MENUNDA KEBAIKAN

Jangan Menahan Kebaikan

Matius 5:13-16

Konon di Sidon, Lebanon Selatan, ada seorang pedagang yang menimbun garam di dalam puluhan gudang. Timbunan garam itu ditumpuk menggunung di atas tanah tanpa alas apa pun. Setelah bertahun-tahun, garam yang disimpan di dalam gudang itu rusak semua. Kelembaban telah memisahkan natrium dari klorida, dan itu menyebabkan garam tidak lagi asin. Kejadian itu menunjukkan bahwa ternyata garam bisa menjadi tawar, tidak lagi memberi kebaikan kepada manusia.

Kisah di Sidon itu mengajarkan satu prinsip penting: Jangan menahan kebaikan. Yesus menyamakan kita dengan garam. Dia tahu, seperti garam yang memberikan kebaikan, kita adalah pribadi yang dirancang Tuhan untuk kebaikan. “Takdir” kita adalah menggarami kehidupan ini dengan berbuat baik. Namun, kebaikan akan rusak bila terus-menerus disekap dalam sikap hati yang mementingkan diri sendiri.

Ketika hasrat mementingkan diri sendiri begitu kuat, kita cenderung menampik orang lain. Kita menahan kebaikan untuk merahmati orang lain. Kita membentangkan jarak, dan orang-orang akan menjauh dari kita. Anehnya, suatu hari justru kita yang merasa telah ditinggalkan, diabaikan, tidak dibutuhkan, dan bukan siapa-siapa bagi orang lain. Saat itulah kita akan merasa seperti garam yang tawar, tidak berguna lagi selain dibuang dan diinjak orang di jalan. Mari merenungkan sikap hati kita, segeralah bertindak: Jangan lagi menahan kebaikan Anda, untuk alasan apa pun.

JANGAN MENAMPIK UNTUK MENJADI SEBUTIR GARAM
YANG ME-RAHMATI ORANG-ORANG DI SEKITAR ANDA..


Next Garam menjadi tawar mungkin kah?




Sabtu, 02 November 2019

TEOLOGI KATOLIK PART 14

III.1.1.3  Pemeliharaan Allah/ Providensi Allah

Secara etimologis, kata bahasa Yunani pronoia berarti pengetahuan awal atau kata bahasa Latin providentia yang berarti tindakan kemurahan Allah menyediakan segala sesuatu yang diperlukan ciptaanNya. Menurut Agustinus, Allah memelihara dan memerintahkan segala sesuatu dalam alam semesta berdasarkan kehendakNya yang berdaulat, bijaksana dan maksud baik.

Pemeliharaan Allah atau providensi Allah berarti aktivitas Allah (Pencipta) yang terus menerus oleh rahmatNya dan kebaikanNya yang melimpah menegakkan ciptaanNya dalam keadaan teratur, memimpin dan memerintahkan segala sesuatu kepada tujuan yang telah ditetapkan demi kemuliaanNya. Keterlibatan Allah secara terus menerus dengan semua ciptaanNya sedemikian rupa sehingga Allah selalu menjaga keberadaan ciptaan dan memelihara semua sifat-sifat yang dimiliki mereka sebagaimana Allah menciptakan mereka dan juga bekerja sama dengan semua ciptaanNya dalam setiap tindakkan dan menuntun serta mengarahkan semua sifat-sifat yang dimiliki mereka itu sebagaimana seharusnya, dan mengarahkan mereka untuk memenuhi semua kehendakNya.


III.1.1.4  Manusia Jatuh ke dalam Dosa

Walaupun manusia adalah partner Allah, namun ia tetaplah ciptaan, dan bukan Pencipta. Kebebasan yang telah diberikan Allah kepada manusia demi perealisasian diri itu disalahgunakan oleh manusia dengan memilih melawan Allah. Manusia menolak untuk menunaikan tugasnya sebagai partner Allah. Perbuatan seperti inilah yang disebut DOSA. Dosa ialah perbuatan manusia yang melawan Allah dan melawan hukum Allah. Perbuatan inilah yang dikisahkan dalam Perjanjian Lama (Kej 3), yaitu tentang jatuhnya manusia ke dalam dosa.

Berdasarkan Kej 3 dan Rm 5 : 12- 21, Gereja mengajarkan bahwa setiap manusia lahir dalam keadaan dosa, keadaan terpisah dengan Tuhan. Keadaan ini disebut DOSA ASAL, dan kekhususan dosa asal ialah bahwa keadaan itu tidak berdasarkan kesalahan sendiri , tetapi karena lahir dalam keadaan konkret umat manusia yang berupa keadaan dosa. Dosa asal atau dosa warisan memang berarti bahwa ada hubungan antara semua orang dalam dosa dan dalam maut, tetapi Kitab Suci tidak menerangkan bagaimana dosa manusia pertama telah “berpindah” kepada semua orang. Teologi modern menerangkan kesatuan dalam dosa itu bukan secara biologis (melalui proses pembiakan), bukan pula hanya secara psikologis atau sosiologis saja (pengaruh manusia yang satu terhadap yang lain atau pun pengaruh lingkungan), melainkan secara teologis, yakni berdasarkan kesatuan semua orang dalam rencana keselamatan.

Rabu Nopember  pertama kita akan melanjutkan pada bagian 3. 1. 2.


TEOLOGI KATOLIK PART 1-13









Rabu, 30 Oktober 2019

Teologi Katolik Part 13


III.1.1.1 Hakekat Allah 

III.1.1.2  Penciptaan

Orang Kristen percaya akan Doktrin Penciptaan (Teori Kreasi) berdasarkan pada kesaksian Alkitab (Kej 1). Pengetahuan tentang penciptaan tidak mungkin diperoleh dari pemikiran manusia, karena manusia sendiri adalah hasil ciptaan itu. Oleh karena itu kalau bukan Allah sendiri yang menyatakannya (sebagai Pencipta) maka tidak mungkin manusia dapat mengetahuinya.

Penciptaan adalah tindakan bebas Allah di mana Allah menghasilkan dunia dan semua yang ada di dalamnya (baik materi maupun spiritual). Ia menciptakan untuk tujuan yang baik yaitu sebagai pernyataan akan kemuliaan, kekuasaan, kebijaksanaan dan kebaikanNya.

Dalam sejarah, terdapat doktrin atau ajaran tentang penciptaan, seperti :

a.   Gereja mula-mula percaya akan penciptaan sebagai tindakan bebas Allah dan juga ex-nihilo (diciptakan tanpa bahan). Ajaran ini sangat penting pada masa itu, karena untuk melawan ajaran Gnostik yang percaya bahwa materi adalah sesuatu yang jahat. Namun demikian ada perbedaan pendapat tentang sekitar istilah 'hari'; apakah sebagai arti literal atau suatu periode tertentu atau satu waktu tunggal yang tidak terbagi.

b.   Augustinus : Dari kekekalan penciptaan ada dalam kehendak Allah. Tidak ada waktu sebelum penciptaan, karena dunia dijadikan dengan waktu (bukan dalam waktu). Penciptaan adalah tanpa bahan (ex-nihilo). Hari- hari dalam penciptaan adalah sebuah momen waktu untuk memberikan kelengkapan pada keterbatasan intelegensi manusia.

c.   Pada masa Reformasi konsep ex-nihilo dipertahankan dengan kuat, karena :

    -  suatu tindakan bebas Allah

    - diciptakan dalam waktu 6 hari dalam arti  harafiah

d.  Sesudah Reformasi pengaruh ilmu pengetahuan dan konsep modern melahirkan kompromi teologi dengan menganggap bahwa cerita Kej 1 hanyalah cerita mitos/ alegoris. Ada jangka waktu putus sesudah Kej 1:1-2 dengan ayat- ayat selanjutnya. Dan satu hari adalah waktu yang lama sekali yaitu jutaan tahun.
Meskipun banyak ahli yang memperdebatkan tentang Kisah Penciptaan berdasarkan Kej. 1, namun sesungguhnya terdapat bukti alkitab dan adanya dasar teologis yang berkaitan dengan penciptaan, yaitu :

    a. Tindakan Allah Tritunggal keluar dari  Bapa, melalui Putra, di dalam Roh Kudus
        ( 1Yoh 1:30 Kej 1:2;  Yes 40:12-13 )

    b. Tindakan bebas Allah yang menunjukkan akan kedaulatanNya bukan merupakan suatu
        kebutuhan, karena Allah sempurna adanya dan tidak tergantung pada apapun. Dan
        juga Allah tidak menciptakan alam semesta dari diriNya sendiri. Keberadaan alam
        semesta bukanlah perluasan dari keberadaan Allah, karena alam semesta adalah bebas,
        di luar Allah (Ef 1:11; Why 4:11; Ayb 22:2-3; Kis 17:25 )

    c. Tindakan temporal Allah Kej 1:1 "Pada mulanya...." Waktu diciptakan, sebelum
        itu tidak ada waktu. Dunia diciptakan dengan waktu, dan memang mempunyai
        permulaan (Mzm 90:2; 102:26 ).

Teologi Katolik Part 1- 13 "

BW



Selasa, 29 Oktober 2019

TEOLOGI KATOLIK PART 12

Hari kita akan mèmbahas yg terakhir dari hakekat Allah berupa "Sekuler2 tentang Allah." (E).

Lanjutan sebelumnya ...
       A. Keberadaan Allah.
       B. Pengenalan tentang Allah
       C. Nama-nama Allah
       D. Atribut2 Allah. 
       E. Teori2 sekuler ttg Allah

E.  Teori-Teori Sekuler tentang Allah

Terdapat beberapa teori sekuler tentang Allah, yaitu :

1. Deisme: Pandangan yang mengatakan bahwa dunia ini adalah mekanisme yang bisa
    mengatur dirinya sendiri dan Allah meninggalkannya segera setelah Ia menciptakannya
    dan membiarkannya berkembang sendiri.

2. Atheisme: Penyangkalan akan kenyataan adanya Allah.

3. Skeptisisme: Keraguan kenyataan akan adanya Allah (tidak percaya).

4. Agnostisisme: Paham yang menyangkal bahwa Allah itu bisa dikenal/dimengerti.

5. Pantheisme : Kepercayaan bahwa "segala sesuatu adalah allah", dalam imanensi allah ada
    sedemikian rupa dalam ciptaannya sehingga ia tidak mungkin terpisahkan dari segala
    ciptaannya itu.

6. Polytheisme : Paham yang mengakui ada banyak allah.

7. Monotheisme:  Paham yang mengakui hanya pada satu Allah.

" Teologi Katolik Part 1-11 "

Next.....


BW. Okt Kamis IV."19




Rabu, 23 Oktober 2019

TEOLOGI KATOLIK PART 11

2a.3.      Atribut-atribut Moral

2a.3.1.   Kebaikan Allah. Allah adalah standard akhir/ utama dari kebaikan, bahwa semua hal tentang Dia dan perbuatannya adalah baik (Mzm 100:5; 106:1-dst; 107:1-dst. 34:8)

2a.3.2.  Kasih Allah. Allah dalam kekekalanNya memberikan DiriNya kepada orang lain (Rm 5:8 Yoh 3:16; 14:31; 17:24 )

2a.3.3.  Belas kasihan, Kemurahan, Kesabaran Allah. Kebaikan Allah terhadap orang-orang yang menanggung derita, yang terhukum tetapi Allah sabar dengan menahan penghukuman yang seharusnya dijatuhkan sampai waktu yang ditentukanNya (Kel 34:6; Mzm 103:8; Ibr 4:16; 2:17 Mat 5:7; Rm 2:4; 11:6)

2a.3.4. Kesucian Allah. Allah terpisah dari dosa dan hanya Dia yang patut untuk disembah (Mzm 24:3; Kel 20:11 Ibr 12:10-14; Zak 14:20-21)

2a.3.5. Kedamaian Allah. Dalam hakekat DiriNya dan tindakan-tindakanNya Allah sangat tertib, teratur dan terkontrol (Rm 8:6; 14:17; Yoh 14:27)

2a.3.6. Keadilan, Kebenaran Allah. Allah selalu bertindak sesuai dengan apa yang benar dan Ia sendiri menjadi standard kebenaran itu (Ul 32:4; Ayb 40:2, 8; Rm 9:20-21)

2a.3.7.  Kecemburuan Allah. Allah senantiasa melindungi kemuliaanNya (Yes 48:11; Why 4:11 )

2a.3.8.   Kemurkaan Allah. Allah membenci dosa (Kel 32:9-10; Rm 1:18; 2; 5; 9 Ef 2:3)

2a.4.  Atribut-atribut Tujuan

2a.4.a. Kebebasan Allah. Allah bertindak sesuai dengan kehendakNya yang bebas (Mzm 115:3; Ams 21:1; Dan 4:35)

2a.4.b.  Kemahakuasaan Allah. Allah dapat melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendakNya yang suci (Mzm 24:8; Yer 32:27; Why 1:8)

2a.5.  Atribut-atribut lain

a. Kesempurnaan Allah. Allah secara mutlak mempunyai semua kualitas kesempurnaan dan tidak ada yang kekurangan dalam semua aspek kualitas yang baik (Mat 5:48; Mzm 18:30; Ul 32:4 )

b. Kemuliaan Allah. Semua refleksi penyataan Allah tentang DiriNya yang dipancarkan oleh semua mahluk ciptaanNya ( Mzm 24:10; Yes 43:7; Yoh 17:5; Ibr 1:3; Why 21:23).

Hari ini kita sedang mendalami atribut2 atau sifat- sifat Allah ttg Hakekat Allah. Mulai dari keberadaan Allah sampai atribut2 Allah. Besok kita akan mèmbahas yg terakhir dari hakekat Allah tentang  sekuler-sekuler tentang Allah yg merupakan pembahasan  atribut2 Allah ttg hakekat Allah.

Trims. Rabu Okt IV. BW.





Selasa, 22 Oktober 2019

TEOLOGI KATOLIK PART 10

Hari ini, tepatnya Kamis minggu III Oktober 2019, kita akan melanjutkan dan membahas tentang teologi dasar bagian Bab Ketiga, yaitu: Warta Iman sub bab ke II.  tentang Hakekat Allah. Dimana kita sudah membahas tentang Atribut-atribut Allah.

D.  Kekekalan Allah.
 Allah tidak mempunyai awal atau akhir; atau urutan-urutan momen dalam hakekat-Nya dan Ia melihat semua waktu secara jelas dan "sederajad"; Allah melihat semua peristiwa dalam waktu dan bertindak dalam waktu. Doktrin ini mengajarkan bahwa Allah tidak terbatas/ dibatasi oleh waktu. Allah tidak berubah dengan/ oleh waktu (Maz 90:2, 4; Ayu 36:26; Yoh 8:58; Kel 3:14). Bagi Allah peristiwa masa lampau atau yang akan datang dan juga sekarang adalah sama jelasnya bagi Allah.

E.   Kemahahadiran Allah. Allah tidak mempunyai dimensi bentuk atau tempat dan Ia ada/ hadir pada setiap tempat dengan seluruh hakekatNya; namun demikian Allah bertindak secara berbeda di tempat yang berbeda. Allah hadir dimana- mana (Ul 10:14; Yer 23:23-24; Maz 139:7-10). Allah ada dimana-mana (1Raj 8:27; Yes 66:1-2; Kis 7:48)

F. Kesatuan Allah. 
Allah tidak terbagi-bagi dalam bagian-bagian; namun demikian kita melihat atribut-atribut Allah berbeda ditekankan pada saat-saat yang berbeda.


2a. Sedangkan atribut atau sifat-sifat yang tidak unik yang juga dimiliki oleh ciptaan-Nya (communicable), antara lain :

2a.1.  Keberadaan Allah - Spiritualitas Allah. Yoh 4:24: Allah adalah "Roh" dan Allah juga tidak kelihatan (artinya esensi total Allah dan semua hakekat spiritual Allah tidak akan pernah dilihat oleh manusia; namun demikian Allah masih memperlihatkan DiriNya kepada kita melalui hal-hal yang kelihatan dan yang diciptakan.


2a.2.  Atribut-atribut Mental/Intelektual

2a.2.1.   Kemahatahuan Allah.
Allah mengetahui segala sesuatu tentang diriNya dan juga segala sesuatu apapun dalam tindakan kekekalan. Allah mengetahui segala sesuatu dan mengenalnya secara sempurna, mencakup masa waktu lampau ataupun yang akan datang. Ia adalah Pencipta segala sesuatu

2a.2.2.  Kebijaksanaan Allah.
 Allah selalu memilih tujuan yang terbaik dan cara yang terbaik untuk mencapai tujuan itu (Rm 16: 27; 8:28; Ayb 9:4 ; 12:13 Maz 104:24)

2a.2.3.   Kebenaran dan kesetiaan Allah.
 Allah adalah Yang Benar dan semua pengetahuan kebenaranNya dan janji-janjiNya adalah benar dan menjadi standard akhir dari kebenaran (Yer 10:10-11; Yoh 17:3; Ayb 37:16)

kita akan melanjutkan dan membahas tentang teologi dasar bagian bab ke II. Khususnya tentang Hakekat Allah. Dimana kita sudah membahas tentang Atribut-atribut Allah.

Minggu depan kita akan melanjutkan lagi pelajaran tentang Teologi dasar. Bagi yg ingin bertanya silahkan, agar kita mempunyai fondasi yg baik tentang pengetahuan Ketuhanan, semakin menambah wawasan sekaligus iman, pengharapan dan kasih kita pada Allah. Dari Bandung teriring salam persaudaraan.


Topik Teologi sebelumnya 

Bram Okt Kamis III "19.