Selasa, 22 Oktober 2019

Teologi Katolik Part 9

Saudaraku, hari ini kita melanjutkan membahas tentang Bab III " Warta Iman" dimana pada bab III. I "IMAN YANG DIAKUI" Lalu pada bagian bab III. I. I. "Allah pencipta"  hingga yg sedang kita bahas pada bab III. I. I. I. "Hakekat Allah."
Pada point 1. Tentang keberadaan Allah hingga sampai point 3. Tentang pengenalan tentang Allah.
Hari ini kita akan membahas point 4. Yaitu "atribut-atribut Allah." tentang Allah pencipta teristimewa tentang hakekat Allah.

D.  Atribut-Atribut Allah

Istilah "atribut" berarti "yang melekat" atau "dimiliki”. Terdapat beberapa cara dalam menentukan atribut-atribut Allah, yaitu :

  • Cara causalitas (sebab-akibat), yaitu mencari akibat-akibat yang ada di dunia ini.
  • Cara negasi (penyangkalan), yaitu menyingkirkan segala ketidaksempurnaan yang ada pada ciptaanNya.
  • Cara eminen (meninggikan), yaitu memberikan kesempurnaan pada Allah setinggi-tingginya.
  • Cara penyataan (pewahyuan), yakni sesuai dengan Firman Allah; Hanya Allah yang berhak memberi penjelasan akan sifat-sifatNya.

Atribut-atribut Allah dapat dibagi atas dua, yakni :
  1. Atribut atau sifat-sifat unik yang tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan-Nya (incommunicable).
  2. Atribut atau sifat-sifat yang tidak unik yang  dimiliki oleh ciptaan-Nya ( communicable)
1a. Atribut atau sifat-sifat unik  yang tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan-Nya (incommunicable) antara lain :
1a.1. Ketidaktergantungan Allah.
         Allah tidak membutuhkan ciptaan-Nya untuk alasan apapun juga, namun demikian
         ciptaan-Nya dapat mempermuliakan Dia dan memberikan sukacita kepada Allah.
         (Kis 17:24-25; Ayu 41:11; Maz 50:10-12). Tuhan juga tidak menciptakan manusia
         karena Ia kesepian (Yoh 17:5, 24).
         Allah Tritunggal di dalam diri-Nya mempunyai kepenuhan kesempurnaan yang mutlak,
         baik dalam komunikasi, kasih atau kebutuhan-kebutuhan lain. Ketidaktergantungan
         Allah juga menyatakan bahwa Allah tidak diciptakan dan tidak ada peristiwa terjadinya
         keberadaan Allah (Wah 4:11; Yoh 1:3; Maz 90:2; Rom 11:35-36; Kel 3:14). Justru
         keberadaan Allahlah yang menyebabkan sagala sesuatu ada dan tetap ada untuk
         selama-lamanya. Kalau Tuhan tidak membutuhkan manusia dan apapun juga, lalu apa
         gunanya manusia ciptaan-Nya? Tuhan tidak harus menciptakan manusia, tetapi Tuhan
         memilih untuk menciptakan manusia. Tuhan menciptakan manusia dan ciptaan-Nya
         untuk kemuliaanNya. Suatu yang murni/tulus ditetapkan oleh Allah (Yes 62:3-5; Yes 43:7).

1a.2. Ketidakberubahan Allah Allah
        Allah tidak berubah dalam hakekat/ jati diri-Nya, kesempurnaanNya, tujuanNya, dan
        janji-janji-Nya; namun demikian Allah memang bertindak dan merasakan emosi.
        Ia bertindak dan merasakan secara berbeda dalam meresponi situasi-situasi yang berbeda.

1a.2.1.  Allah tidak berubah sesuai dengan yang dinyatakan dalam Alkitab
             (Maz 102:25-27; Yak 1:17 )

1a.2.2.  Apakah Allah kadang-kadang berubah pikiran?
             (Kel 32:9-14; Yes 38:1-6; Yun 3: 4, 10;  Kej 6:6; )

1a.2.3. Tidak ada satupun tindakan manusia yang mempengaruhi/berarti untuk Tuhan.
            Oleh karena itu Allah harus berubah, supaya hidup/ tindakan manusia berarti.

1a.2.4. Pentingnya doktrin Ketidakberubahan Allah. Allah tidak mungkin berubah untuk
            lebih baik atau lebih buruk, Kalau Allah berubah maka berarti janji-janji Allah
            juga tidak mungkin bisa dipercaya.

Next kita akan melanjutkan dan membahas tentang teologi dasar bagian bab ke II.
Khususnya tentang Hakekat Allah.

Notes : Dimana kita sudah membahas tentang Atribut-atribut Allah.


Semoga pengetahuan teologi dasar tetap tekun kita dalami agar kita mempunyai  perpektif
tentang Ilmu KeTuhanan menurut pandangan Gereja Katolik.


Topik Sebelumnya : Teologi Katolik 

Kereta Api Jakarta Bandung Rabu Okt III.

B.W



Kamis, 10 Oktober 2019

TEOLOGI KATOLIK











Teologi Katolik Part 8

Pada bagian C, lanjutan dari  nama-nama Allah dalam Perjanjian Lama adalah

C. El, Elohim, dan Elyon. Elohim adalah nama jenis dan berarti Allah. Ul 6:4: "YHWH adalah Elohim, YHWH itu Esa." Elohim (Bentuk tunggal: "Eloah"). El dari kata "ul", artinya kuat dan berkuasa. Elyon diturunkan dari kata "alah" yang  berarti ke atas atau ditinggikan. Nama Elohim kadang-kadang juga dipakai untuk menunjuk kepada allah palsu atau berhala (Kej 35:2,4; Kel 12:12; 18:11; 23:24).


Hari ini kita akan mendalami nama-nama Allah dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, terdapat beberapa nama Allah, seperti :

a.   Theos : Bentuk yang setara dengan Elohim dalam Perjanjian Lama (dipakai juga untuk allah orang kafir). Dalam pemakaian Perjanjian Baru, Theos memiliki arti:

1.  Ia satu-satunya Allah yang benar dan Esa (Mat 23:9; Rom 3:30; Gal 3:20; 1Ti 2:5 )

2.  Ia unik Yang benar, yang kudus, yang bijaksana (Yoh 17:3; Wah 15:4; Rom 16:27; Mat 6:24 )

3.  Ia Transenden Pencipta, pemelihara alam semesta (Kis 17:24; Ibr 3:4; Wah 10:6 )

4.  Ia Juruselamat mengutus Anak-Nya menjadi Penebus (Tit 1:3; 2:13; 3:4; Yoh 3:16)


b. Kurios/Kyrios : Nama eksplisit Allah, seperti YHWH dalam Perjanjian Lama, artinya: "Alfa & Omega"; "Yang dulu ada, Yang sekarang ada dan Yang akan tetap ada"; "Yang awal dan Yang akhir" (Wah 1:4, 8, 17; 2:8; 21:6; 22:13). Arti kata ini menekankan supremasi (otoritas) sebagai Tuan, Bapak, Pemilik, Penguasa dan juga Suami. Berhubungan dengan Allah, maka arti kata ini adalah menyatakan kuasa- Nya dalam sejarah, dalam alam semesta dan kekhalikkan-Nya. Kristus disebut sebagai Kurios = Tuhan, juga Rabbi atau Tuan (Mat 8:6). Pernyataan Tomas, "Tuhan dan Allahku" (Yoh 20:28). Yesus disebut dengan kesetaraan Allah Perjanjian Lama oleh orang-orang Kristen mula-mula.

c.  Bapa/Pater : Allah juga disebut dengan nama Bapa dalam Perjanjian Baru. Hal ini dihubungkan dengan sifat hubungan antara Allah dan Bangsa Israel. Secara teokratis ini memberikan penyataan bagaimana Allah berdiri bagi Israel. Dalam Perjanjian Baru terdapat dalam Efe 3:15; Ibr 12:9; Yak 1:18. Dalam pengertian Trinitarian, ungkapan ini menunjukkan hubungan antara Allah Anak (Yesus) dan Allah Bapa. Dalam hal ini memberikan pengertian bahwa Allah berdiri bagi orang-orang percaya sebagai anak-anak rohani-Nya.


Minggu depan kita akan membahas bagian d, yaitu atribut-atribut Allah.  Semoga pembahasan nama-nama Allah semakin mencerahkan kita. Amin.

Silahkan buka " Topik2x Teologi sebelumnya "







Kamis Okt II. "19.

Selasa, 08 Oktober 2019

Teologi Katolik Part 7


Hari ini kita akan melanjutkan seri teologi  dasar. Dalam bab III. Yaitu, "Warta Iman. Kita telah mempelajari tentang keberadaan Allah, Pengenalan tentang Allah, hingga akhirnya kita akan mempelajari "nama-nama Allah." Supaya kita mempunyai pemahaman yg luas lagi tentang nama-nama Allah.

C.  Nama-Nama Allah

Nama-nama Allah tidak diberikan oleh manusia karena manusia tidak mengenal Allah. Allah sendirilah yang telah rela menyatakan diri kepada manusia supaya mereka mengenal Allah. Nama-nama Allah diberikan oleh Allah sendiri sebagai penyataan Diri (nomen editum). Dengan demikian berarti bahwa nama- nama Allah tersebut merupakan manifestasi dari Allah sendiri, baik itu sebagai penyataan akan sifat-sifat Allah atau hubungannya dengan manusia.

Cara Allah memberikan nama/ sebutan-Nya adalah dengan merendahkan diri, menemui manusia dan memakai bahasa manusia, yang terbatas, supaya manusia memahami dan mengerti. Oleh karena itu nama-nama yang diberikan kepada manusia bukanlah suatu penyataan lengkap (sempurna) yang daripadanya kita bisa mengetahui semuanya tentang Allah. Nama-nama Allah yang dikenal manusia ada dalam banyak kata/ ungkapan karena Pribadi Allah tidak mungkin bisa diungkapkan hanya dengan satu nama/ ungkapan sebutan saja.

Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, terdapat nama-nama Allah dan artinya, seperti :
a.> YHWH = Yahweh.
Musa adalah manusia pertama yang dikaruniai hak istimewa untuk mengenal nama pribadi Allah. Sebelumnya nama Allah yang dikenal adalah: Allah Abraham, Ishak, Yakub dan lain-lain; kepada Musa Tuhan menyatakan diri sebagai YaHWeH = "Aku adalah Aku" (Kel 3:15).

Dalam Bahasa Ibrani: Ehyeh Asher Ehyeh = "Aku akan ada yang Aku ada." atau "Aku akan menjadi yang Aku akan menjadi.".  Nama ini menjadi nama yang sakral/agung. YaHWeH adalah Nama diri (par exellence) yang hanya dipakai untuk Allah, dalam bentuk tunggal dan tak berartikel. Nama ini dipakai 5321 kali dalam Perjanjian Lama dan memiliki arti teologis, seperti

1.  Allah itu ADA (Yer 2:11; Yes 46:1-9;)
2.  Allah itu UNTUK KITA (Kel 3:12 )
3.  Allah itu TIDAK BERUBAH (Yes 43:10-11; 48:12; Ibr 13:8 )
4.  Allah itu KEKAL (Yes 40:28 )
5.  Allah itu akan ADA SELAMANYA (Yes 46:13; 56:6-7; 60:3; 2:1-4; Wahyu 22:3-5; 22:20)

      Selain itu, terdapat juga beberapa nama yang dipakai dalam bentuk majemuk, yaitu :

6.  YHWH -- Yireh (Kej 22:14) Arti: Tuhan menyediakan
7.  YHWH -- Nissi (Kel 17:15) Arti: Tuhan adalah panji-panjiku
8.  YHWH -- Shalom (Hak 6:24) Arti: Tuhan itu damai sejahtera
9.  YHWH -- Sabbaoth (1Sam 1:3) Arti: Tuhan semesta alam
10.  YHWH -- Makkaadeshkem (Kel 31:13) Arti: Tuhan yang menguduskan
11.  YHWH -- Roi (Maz 23:1) Arti: Tuhan adalah gembalaku
12.  YHWH -- Tsidkenu (Yer 23:1) Arti: Tuhan Adalah keadilan kita
13.  YHWH -- Shammah (Yeh 48:35) Arti: Tuhan hadir disitu
14.  YHWH -- Elohim-Israel (Hak 5:3; Yes 17:6) Arti: Tuhan, Allah Israel.

b.>  Adonai.

Adonai berarti "Tuan" dalam bentuk tunggal seperti sebagai tuan yang berhak terhadap budak-budak jaman dahulu. Dalam bentuk jamak sama dengan Elohim. Kata ini menunjukkan suatu otoritas mutlak bahwa Allahlah yang memiliki Israel/ umat-Nya.

Besok, pada hari kamis minggu ke dua kita masih membahas tentang nama-nama Allah. Bagi yg ingin lebih mendalami tentang teologi dasar. Bila ada pertanyaan-pertanyaan yg mau diajukan dengan pengetahuan teologi yg sudah saya jelaskan Silahkan, saya siap untuk membantunya. Jbu

Teologi Katolik Part 1
Teologi Katolik Part 2
Teologi Katolik Part 3
Teologi Katolik Part 4
Teologi Katolik Part 5
Teologi Katolik Part 6


Rabu, Oktober II. "19.
Bram W.

Kamis, 03 Oktober 2019

Teologi Katolik Part 6

Seperti Pada Hari Rabu dan kamis yang lalu kita telah mempelajari teologi dasar tentang "warta Iman". Hingga akhirnya hari ini kita akan membahas tentang konsep-konsep teologi yg bersifat sementara tetapi salah sbb:

b.    Konsep-konsep kontemporer yang salah :
  1. Allah yang imanen saja
  2. Allah yang transenden saja
  3. Allah yang terbatas
  4. Allah yang tidak berpribadi
  5. Allah sebagai suatu ide abstrak semata (proyeksi pikiran manusia).

            Inilah kenyataannya kelompok-kelompok yang menyangkal keberadaan Allah. Namun,kita dapat menjelaskan keyakinan kita tentang Allah berdasarkan argumentasi rational, yakni :

a.  Teori Kosmologi (sebab-akibat). Pandangan ini adalah pernyataan klasik yang dibuat oleh Thomas Aguinas. Argumentasi rasional tentang keberadaan Allah sebagai berikut :
  1. keberadaan dunia memerlukan oknum tertinggi (tidak terbatas) yang menyebabkan keberadaanNya itu.
  2. Setiap kejadian selalu ada sebabnya, yang juga pada gilirannya mempunyai sebab dan seterusnya sampai pada sebab yang pertama yaitu Allah.
b. Teleologi. Perluasan dari argumen kosmologis, yang sebenarnya adalah pandangan purba yang masuk ke dunia barat melalui Plato. Digambarkan dengan analogi jam yang ditemukan di atas tanah, tidak mungkin terjadi secara kebetulan saja, pasti ada seorang ahli yang pintar yang membuat jam itu. Begitu pula dengan semesta alam, diciptakan oleh seorang Perencana Agung.

c.  Moral/Antropologis. Imanuel Kant yang mempertahankan argumen ini. Kesadaran manusia akan adanya kebaikan yang Tertinggi, yaitu Allah adalah "landasan" kehidupan moral, sebagai nilai transenden, yang hanya dimiliki oleh Allah.

d.  Ontologi Pandangan klasik yang diberikan oleh Anselmus, bahwa manusia mempunyai ide tentang adanya suatu keberadaan yang sempurna secara mutlak. Maka yang mutlak itu harus ada.

e.  Historis/Etnologis. Adanya perasaan tentang yang ilahi yang bersifat universal dari sifat dasar manusia sehingga mengharuskan akan adanya keberadaan yang Maha Tinggi.

B.  Pengenalan akan Allah

            Ada suatu pendapat dalam kalangan Kristen tertentu yang mengatakan bahwa pengertian yang benar, tepat dan real tentang Allah :

[1] Hanya terdapat di dalam wahyu lewat Sabda Kitab Suci. Dengan demikian, mengenal Allah hanya bisa diperoleh dalam iman, sambil mengerti iman (fideisme)

[2] sebagai tindakan untuk menerima apa yang tidak bisa ditangkap akal budi manusia. Pendapat seperti ini ditemukan dalam tradisi Gereja Calvin, khususnya dalam teologi Karl Barth dan murid-muridnya.

[3] Pada abad ke-19, orang sangat antusias dengan ilmu-ilmu pasti yang mulai berkembang pesat. Dalam antusiasme ini, orang mulai berpendapat bahwa pengertian yang benar dan pasti, pengetahuan yang dapat diandalkan hanya bisa diperoleh lewat metode-metode analitis dari ilmu-ilmu pasti/ alam. Dengan demikian, suatu pengalaman religius dianggap sebagai khayalan saja. Pengetahuan tentang Allah tidak mungkin dapat diperoleh. Pandangan seperti ini disebut agnostisisme.

            Terhadap kedua aliran di atas, yakni fideisme dan agnostisisme, Konsili Vatikan I mengajarkan pada tahun 1870 bahwa “terang alamiah” akal budi manusia bisa dengan pasti menyimpulkan Allah dengan bertolak dari dunia kelihatan. Ajaran ini mempunyai dasarnya dalam beberapa teks di dalam Kitab Suci, seperti di dalam kitab Kebijaksanaan (13 : 1- 9) di mana Allah bisa dikenal lewat keindahan dunia. Selain itu, di dalam Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (1 : 18- 21) mengatakan bahwa “ apa yang tidak nampak dari Allah, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya dapat nampak kepada pikiran dari karya-karya sejak dunia diciptakan”. Sedangkan di dalam Kisah Para Rasul (17 : 22- 30) dijelaskan bahwa ada kemungkinan bahwa orang-orang kafir dapat mengenal Allah.

            Terhadap ajaran dari Konsili Vatikan I di atas, muncul penilaian bahwa definisi Konsili Vatikan I hanya berbicara mengenai kemungkinan yg pada dasarnya diberikan Allah kepada kodrat manusia, kepada terang alamiah akal budi itu untuk mengenal-Nya.

Menurut pandangan baru dalam teologi katolik, setiap pengertian manusia tentang Allah sungguh sekaligus merupakan pengertian yang diperoleh manusia dan yang dimungkinkan oleh suatu wahyu, suatu tindakan Allah untuk memperkenalkan atau mengkomunikasikan diri.

Next " Teologi Katolik Part 7 "

Teologi Katolik Part 1
Teologi Katolik Part 2
Teologi Katolik Part 3
Teologi Katolik Part 4
Teologi Katolik Part 5


Jkt Kamis I Okt "19
Bram W.




Minggu, 29 September 2019

Toleransi itu Indah

"I Pray For You, You Pray For Me, We All Brothers"

Rabu pagi, 25 September 2019, ribuan orang telah berkumpul di plaza Santo Petrus, Vatican. Pagi itu Pemimpin Tertinggi Vatican, Paus Fransiskus dijadwalkan akan menyapa dan menyampaikan "tausiyah" kepada ribuan orang yang hadir dari berbagai latar belakang suku bangsa dan agama.

Jam 8.45 rombongan GP Ansor yang dipimpin langsung Ketua Umum GP Ansor, Gus Yaqut , tiba dilokasi acara, kami mendapat tempat yang sangat spesial, disamping panggung utama Paus duduk. Acara demi acara berlangsung dengan khidmat, Paus kemudian menyampiakan tausiyah yang diterjemahkan dalam berbagai bahasa.

Jam 10.15 acara selesai, Paus kemudian turun dan menyapa dan menyalami peserta yang hadir. Rombongan GP Ansor meski mendapat tempat yang strategis, sebenarnya tidak dijadwalkan bisa bersalaman langsung dengan Paus.

Namun ketika Paus tiba menyalami peserta yang berdekatan dengan lokasi kami duduk, Sahabat Purwaji, Ketua Ansor Riau, dengan lantang menyapa Paus yang intinya menyampaikan kami datang dari negeri jauh, Indonesia, ingin bersalaman langsung dengan Paus. Tak disangka Paus merespon kami dan mempersilahkan kami berpindah tempat untuk bisa bertatap muka langsung dengan Paus di akhir acara.

Akhirnya dengan dikawal pengawal pribadi Paus kami berenam rombongan GP Ansor, Ketum, Gus Yaqut, SekJend Adung, Wibowo, Purwaji, Rifki, dan saya menempati lokasi yang telah ditentukan.

Tak lama kemudian Paus mendatangi kami dan menyapa kami dengan ucapan Assalamu'alaikum. Setelah bersalamam Gus Yaqut menyampaikan Ansor yang turut menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia. Respon Paus sangat mengharukan, beliau mengatakan, I pray for you, you pray for me, we are brothers.

Spirit yang disampaikan Paus tadi selaras dengan Berombongan kami ke Vatican, Declaration of Humanitarian Islam yang di gagas Ansor yang juga disampaikan kepada Paus pada acara tersebut.

Selepas berfoto Paus meninggalkan kami, Gus Yaqut spontan mengucapkan Assalamu'alaikum Pausn yang sudah agak menjauh tiba-tiba berbalik dan membalas Assalamu'alaikum. Menariknya ketika Paus meninggalkan lokasi acara mengendarai mobil beliau masih sempat menoleh ke kami dan membuat tanda persaudaraan dengan kedua tangan beliau.

Persaudaraan sejati memang lintas agama dan peradaban, kami disatukan oleh nilai-nilai yang sama yaitu kemanusian sejati.

Credit Foto: photovat.com




Next " Sejarah asal mula Kitab Suci "

Teologi Katolik part 5

BAB III. "WARTA IMAN"

Tujuan Pembahasan :

            Pokok ini akan menjelaskan tentang isi iman Kristiani yang dalam teologi direfleksikan secara ilmiah, yaitu tentang iman. Tujuannya agar kita dapat mengenai dan mengakui iman, merayakan iman dalam liturgy dan sakramen, serta menghayati dan mewujudkan iman dalam hidup setiap hari.

III.1    IMAN YANG DIAKUI

Iman kristiani adalah kepercayaan kepada Allah yang telah mewahyukan diri sebagai Bapa dengan mengutus Yesus Kristus, Putera-Nya yang tunggal agar manusia dapat bersatu dengan-Nya dalam Roh Kudus. Iman kristiani pada hakikatnya bersifat trinitaris : iman kepada Allah Tritunggal.


III.1.1. ALLAH PENCIPTA

III.1.1.1.  Hakikat Allah

A.  Keberadaan Allah
Allah memiliki keberadaan-Nya. Terdapat beberapa pra-anggapan umum yang menunjukkan bahwa Allah itu ada, yaitu :

Bahwa Allah ada Pra-anggapan "Allah ada" adalah penting seperti apa yang dipaparkan oleh Alkitab: Kej 1:1 Maz 14:1 Ibr 11:6 Maz 53:1 Yoh 7:17 Maz 10:3-4 Keberadaan Allah bukan dalam "ide" atau "kuasa", tetapi sebagai "Pribadi".

Bahwa Allah telah menyatakan Diri melalui PenyataanNya (wahyu). Allah menyatakan Diri melalui ciptaan, sejarah, hati nurani, Alkitab dan Yesus Kristus (Bdk. Mar 11:6; Kej 1:1; Yoh 7:17 )

Bahwa manusia diciptakan oleh Allah dengan kemampuan untuk dapat mengenal/ mengerti tentang Allah. Pengetahuan manusia tentang Allah adalah pengetahuan yang sudah ada secara naluriah dan pengetahuan yang harus diusahakan ( Kej 1:26; Rom 10:7 ).

Hanya dengan iluminasi Roh Kudus, manusia dapat mengenal Allah. Bahwa karena kejatuhan manusia ke dalam dosa, maka manusia tidak lagi dapat mengenal Allah dengan benar, kecuali kalau Roh Kudus memberikan iluminasi kepada manusia (1Ko 2:14; Yoh 16:13; 2Pe 1:20-21).

Manusia sudah mempunyai kesadaran di dalam dirinya tentang keberadaan Allah (meskipun hanya samar-samar), tetapi menolak kesaksian ini. Tugas orang Kristen adalah menghadapkan orang bukan Kristen dengan Allah, bukan untuk mempertimbangkan perkiraan bahwa mungkin Allah ada. Orang berdosa hanya dapat memperoleh pengetahuan sesungguhnya tentang Allah melalui dilahirkan kembali oleh Roh Kudus pada waktu mereka mendengar Injil (Rom 1:18-32).

Warta iman tentang keberadaan Allah mendapat tantangan dari kelompok-kelompok yang menyangkal keberadaan Allah itu. Bentuk-bentuk penyangkalan terhadap keberadaan Allah itu, antara lain :

a. Penyangkalan mutlak (Atheis). Mereka yang menyangkal keberadaan Allah digolongkan menjadi 2 kategori:

1. Atheis teoritis/sejati Orang-orang yang mendasarkan penyangkalannya kepada Tuhan atas suatu proses pemikiran (2 Kor  4: 4, 5; 1 Ko 1:21)

2. Atheis praktis. Orang-orang yang tak bertuhan, yang dalam hidup sehari-harinya tidak mengindahkan Tuhan (Maz 14:1, Maz 10:4b; Efe 2:12).

Next " Teologi Katolik Part 6 "

> Teologi Katolik part 1
> Teologi Katolik part 2
> Teologi Katolik part 3
> Teologi Katolik part 4
Teologi Katolik Part 5
> Teologi Katolik Part 7


Sept"19
BW